ZEE POV
Lia. Gadis kecil mungil hitam manis yang membuatku perang batin karena jatuh cinta pada perempuan yang seharusnya tidak pernah kucintai. Aku Zilvana Amaranisa usia 22 tahun. Orang biasa memanggilku Zee. Aku kuliah ambil ilmu komunikasi di kampus negeri di Solo. Aku dua bersaudara, tapi adikku sedang pengobatan ke luar negeri bersama kedua orang tuaku. Aku merupakan sosok perempuan yang tomboy, penampilan dan gaya bicaraku seperti seorang lelaki, orang lebih sering menebakku sebagai seorang butchi. Apa itu ? Aku adalah seorang LGBT, atau orang lebih mengenal sebagai seorang lesbian. Lesbian ? Iya aku adalah seorang lesbian. Sejak kapan ? Saat aku masih sekolah kelas 2 SMA. Kok bisa ? Karena aku benci papaku. Papa yang pernah menyakiti dan meninggalkanku, mama dan adikku hingga adikku menjadi sakit keras seperti ini.
Awalnya hanya tomboy biasa yang lebih suka memakai celana dan juga suka berolahraga, tapi menginjak kelas 2 SMA aku menjadi lebih ingin tampil seperti pria. Penghianatan papaku membuatku ingin menjadi seorang pria yang ingin melindungi ibu dan adikku. Dari situlah awal mula aku memiliki ketertarikan pada seorang wanita.
Aku masih ingat kala itu hanya berani memendam rasaku sendiri hanya karena aku takut orang-orang akan menjauhiku. Mencari pengalaman lewat sebuah aplikasi chatting lalu masuk ke room lesbian dan gak nyangka ternyata banyak sekali yang seperti diriku. Bahkan aku mulai mengenal apa itu femme, butchy, andro, no label dan sebagainya. Di aplikasi aku mendapat teman baik yang sampai sekarang masih jadi teman baikku. Dia adalah Clara, gadis cantik berkulit putih dan tinggi langsing itu ternyata sudah lebih dahulu menjadi seorang LGBT ketimbang diriku. Saat itu kuingat dia baru saja putus dengan GF,nya. Bertemu dengan Clara pertama kali tu kita di angkringan di pusat kota Solo. Clara di foto dan di aplikasi sangat berbeda, jauh lebih cantik ketika di real life, suaranya yang lembut dan pribadi yang baik tidak membuatku jatuh cinta pada Clara. Aku ingat saat itu gf pertamaku berasal dari Bandung, kita belum pernah ketemu hanya pacaran di dunia maya, itupun hanya berjalan cukup singkat, hanya satu bulan.
Lalu suatu ketika Clara mengajakku kopdar bersama teman-temannya. Aku ikut datang dan disana aku bertemu dengan feme-feme cantik. Aku ingat saat itu aku punya pacar real pertama bernama Vee. Dia cantik, baik aku pacaran sama dia itu hampir satu tahun. Dia masih duduk kelas tiga SMA saat berpacaran denganku, waktu itu penyebab kami putus adalah karena dia akan kuliah di luar kota dan kita tidak bisa LDR. Selanjutnya aku berkenalan dengan Dara. Perkenalanku dengan Dara terjadi saat aku berada di rumah Bang Fay. Saat itu bang Fay sedang merayakan ulang tahun Anita. Dara ini teman Clara, kalau boleh jujur pertama kali aku melihat Dara aku jatuh cinta padanya. Dia benar-benar cantik untuk seorang perempuan. Kulitnya yang putih, lehernya yang jenjang dan rambutnya yang hitam panjang membuat dia terlihat lebih menarik di mataku.
Pendekatan dengan Dara tidak butuh waktu lama, cukup dua bulan dan kita jadian. Pertama pacaran kita cukup bahagia, tinggal bareng di sebuah kontrakan Dara berjalan hampir dua tahun sampai aku tahu bahwa ternyata dia sering bermain di belakangku. Oke sekali dua kali aku masih bisa terima ketika dia selingkuhin aku sama butchi lain, aku juga masih terima ketika kami bertengkar Dara sering memukul bahkan melemparku dengan piring, gelas, vas bunga , bantal, handphone atau apapun itu yang ada di sekitarnya, tapi setelah tiga tahun pacaran dan kutau dia berselingkuh bahkan tidur dengan cowok disitu kesabaranku mulai habis. AKu tidak bisa berpacaran dengan seorang wanita yang sudah tidur dengan seorang lelaki, meskipun pada kodratnya memang harus begitu, tapi aku tidak bisa, aku tidak bisa membayangkan tubuh yang begitu kujaga dijamah oleh lelaki lain. Kuputuskan Dara, kutinggalkan Dara tanpa belas kasih lagi padanya. Kubiarkan dia melakukan apapun yang membahayakan dirinya, aku sudah tidak perduli lagi. Bagiku aku harus bisa tanpa Dara meskipun di awal sangat berat untukku. Tiga tahun bukanlah waktu yang singkat, cintaku pada Dara sungguh besar, tapi tidak sebanding dengan sakit yang dia berikan padaku. Sejak saat itu aku menjadi lebih diam dan lebih cuek. Hingga akhirnya aku bertemu sama Lia. Athalia Prameswari.
Pertama kali bertemu dengan Lia aku sama sekali tak pernah membayangkan akan jatuh cinta padanya. Yang kulihat dia hanyalah perempuan polos biasa. Tak kulihat sisi kecantikan keluar dalan dirinya. Tapi semakin kesini, semakin aku tau bagaimana kepribadiannya entah kenapa perasaan itu muncul. Aku selalu merasa rindu jika tidak bertemu dengannya, meskipun aku tau ini salah. Ya aku dan dia berbeda, Lia adalah gadis baik yang tidak boleh kuhancurkan masa depannya dengan mengikuti jalanku sebagai seorang lesbian.
"Ini kamu beberapa hari ini kok abang fikir kamu cerita terus soal Lia ya Zee ? Apa jangan-jangan kamu suka sama Lia ?"
"Gak tau bang, Zee juga bingung, tapi rasa-rasanya emang iya bang. Aku suka sama Lia. Berada di deket Lia tu kaya nyaman aja. Awalnya cuma ngajak dia nginep di rumah biasa, tapi semakin keseringan rasanya makin beda bang."
"Janganlah Zee, kamu tau kan dunia belok itu seperti apa ? Kalau sudah masuk dia akan susah lepas. Masih banyak feme diluar sana yang bisa kamu jadikan girlfriend ketimbang harus Lia. Jangan karena Dara menyakitimu kamu malah berniat untuk membelokkan Lia dan merusak masa depan Lia." Nasihat bang Fay saat aku pertama kali bercerita tentang perasaanku kepada Lia
Bang Fay adalah orang tua belokku. Usia kami yang terpaut jauh membuatku merasa nyaman untuk menjadikan orang tuaku. Bang Fay adalah orang tua para belok karena cerita dan kisah cintanya yang langgeng bersama Anita. Tidak hanya aku, Clara, Dara dan juga teman-teman belok yang lain suka cerita pada bang Fay jika ada masalah mengenai dunia perbelokan.
"Aku tau bang, aku juga sadar bahwa ini salah, tapi hatiku gabisa bohong aku bener-bener suka sama Lia. Dan ini tu gak ada pengaruhnya sama Dara. Aku emang sesakit itu putus dari Dara, tapi aku yakin bang hatiku bener-bener kebuka tu saat bareng Lia. Kalau mau sama feme lain juga kalau aku niat bisa-bisa aja bang, toh disini juga banyak yang baik dan juga cantik. Kaya Maya, Raisa, Dela. Tapi sama Lia beda bang."
"Suka boleh, itu manusiawi. Tapi bukan berarti harus memiliki kan Zee?"
"Iya bang, bisa selalu deket sama Lia aja aku udah seneng. Aku juga ga ada niat buat ngebelokin Lia, cuma kalau ditanya gimana pengenku ya aku pengennya sama Lia."
"Abang percaya kalau kamu bisa mengendalikan perasaanmu dihadapan Lia. Jangan merusak yang sudah berada di jalan lurusnya."
"Itu pasti bang, karena jujur aku sendiri takut kalau Lia tau yang sebenarnya dia malah akan membenciku."
KAMU SEDANG MEMBACA
cinta yang sakit(gxg)
Novela Juvenilpertemuan Lia dengan Zee membuatnya melupaka sakit hatinya kepada Ardan sang mantan yang telah menghianati cintanya. Zee banyak membantu Lia dalam hal apapun termasuk cinta dan materi . Hingga pada akhirnya Lia tau bahwa Zee adalah seorang perempuan...