Hari ini aku rasanya malas sekali masuk kerja. Rasanya badanku capek sekali. Aku masih tinggal bersama Zee, karena Zee tak mengijinkanku pulang kerumah, dia takut jika Ardan kembali mendatangiku dirumah. Sebenarnya aku ingin langsung menanyakan langsung pad Zee soal Dara, tapi aku urungkan karena aku pikir aku butuh waktu yang tepat untuk itu.
"Kamu gak kuliah Zee ?"
"Ada, nanti jam 1. Cuma 1 aja sih jadi santai. Pulang kuliah mau kubawain apa nanti ?"
"Apa ya ? Nanti aja aku chat, kalau sekarang karena belum lapar ya belum bisa mikir Zee."
"Oke."
"Emmm .. Aku boleh nanya sesuatu Zee?" Aku mencoba mendekat ke arah Zee.
"Apa coba ?" Tanya Zee sambil menyibakkan rambutku ke belakang telingaku.
"Kamu percaya gak sih kalau ada orang yang suka sama sesama jenis ?"
Uhuk uhuk .... Zee tiba-tiba terbatuk dan melepas tangannya dari wajahku.
"Kenapa Zee?"
"Enggak, ini kacangnya bikin tersedak." Kata Zee karena tadi dia memang sedang makan kacang panggang.
"Oh.... Aku ambilin minum ya ?"
"Gak usah udah gapapa kok, ini udah gak batuk. Kenapa kamu tanya kaya gitu ?"
"Enggak sih cuma mau tau aja, tiba-tiba kok kepikiran aja, diluar negeri kan banyak tuh ya, kalo disini kira-kira ada gak ya ?"
"Emang kenapa kalau ada yang kaya gitu ?" Tanya Zee sambil mengusap rambutku lagi.
"Menjijikkan ya Zee ? Apa coba yang disukai ? Secara apa yang dimiliki pasangannya kita juga punya."
Zee menjauhkan tangannya dari kepalaku. Dia juga menggeser duduknya sedikit menjauh dariku.
"Ya kamu gak bolehlah Lia bilang seperti itu, pasti mereka punya alasan kenapa mereka bisa begitu. Karena setiap ada asap pasti ada apinya, dan setiap seseorang melakukan sesuatu yang salah pasti ada sebabnya."
"Apapun itu alasannya aku membencinya. Dan aku berharap semoga disekelilingku tidak ada orang-orang yang menjijikkan seperti itu."
Aku tak tau bagaimana aku bisa bicara seperti itu pada Zee, karena sebelumnya ini hal yang tak pernah kurencanakan . Bukan bermaksud untuk tak percaya pada Zee dengan menuduhnya seorang lesbian. Lepas dari itu, entah benar atau tidaknya pernyataan Dara aku ingin memberitahu pada Zee bahwa aku adalah perempuan normal dan aku tak suka jika Zee terjerumus ke dalam pergaulan yang buruk seperti itu . Aku berharap jika memang benar Zee begitu dia segera berubah jika memang dia masih ingin berteman denganku.
"Aku gak suka sama Dara !" Kataku tiba-tiba setelah beberapa saat suasana diantara kami hening.
"Hah ?"
"Aku gak suka sama Dara ! Dan kamu gak usah deket-deket sama Dara lagi !"
Entahlah .. Aku sendiri juga tidak mengerti kenapa aku jadi mengatur Zee seperti ini . Aku hanya mencoba untuk melupakan apa yang Dara katakan padaku. Aku hanya tak ingin jika Zee harus dekat dengan Dara, karena buatku Dara itu jahat, dan Daralah yang terlalu terobsesi dengan Zee, terobsesi karena dia cemburu Zee lebih memilih aku sebagai sahabat, atau terobsesi karena menyukai Zee, tapi itu hal bodoh ! Aku percaya Zee orang yang sebaik itu tak mungkin akan melakukan hal bodoh seperti yang Dara katakan . Oke mungkin benar mereka pernah pacaran, tapi mungkin Dara yang suka sama Zee karena Zee orang baik, jadi sebisa mungkin mereka harus menjauh. Dan aku harus kembali membuat Zee menjadi wanita seutuhnya.
###
Sejak hari itu, Ardan tak pernah bosan menemuiku, meskipun aku cuek dan tak perduli dengannya tapi Ardan tetap terus berusaha untuk menemuiku dan meminta maaf padaku. Terkadang aku merasa sedikit luluh padanya, ini semua karena sikap, perilaku, dan usaha Ardan, aku melihat dari sorot matanya bahwa dia kali ini benar-benar tulus padaku. Ardan ingin kembali menjalin cinta denganku, dia ingin memulai kembali pacaran denganku. Tapi aku masih ragu dan takut kalau-kalau dia akan kembali menyakitiku seperti dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
cinta yang sakit(gxg)
Teen Fictionpertemuan Lia dengan Zee membuatnya melupaka sakit hatinya kepada Ardan sang mantan yang telah menghianati cintanya. Zee banyak membantu Lia dalam hal apapun termasuk cinta dan materi . Hingga pada akhirnya Lia tau bahwa Zee adalah seorang perempuan...