GIRL FRIEND

315 17 0
                                    

"GF itu apa sih ?" Tanyaku pada Zee saat kami sedang berada di kamar.

"Girl friend." Jawab Zee singkat. 

"Itu apa ?"

"Kaya pacar kalo bagi orang lurus. Kalau orang normal kan kalo misalnya ditembak trus jadian namanya pacaran kan ? Nah kalo di kita nyebutnya GF alias girl friend." 

"Oh gitu." 

"Heem. Kenapa emang ?"

"Gapapa, cuma merasa penasaran aja, ternyata banyak nama-nama yang aku baru ngerti."

"Nanti juga lama-lama terbiasa, kalau ada hal yang gak tau tanya aja, pasti aku jawab." 

"Iya Zee." 

"Kamu kan sekarang gf.ku." Kata Zee sambil  merubah posisi tidurnya menghadapku.

"Kata siapa ?" Tanyaku kaget.

"Emang gak mau ?" Tanya Zee lagi sambil menyandarkan kepala di tangannya.

"Ummm .. " Aku pura-pura berfikir.

"Kamu gak kasian apa sama aku ?" Tanya Zee sambil mengusap pipiku.

"Kasian kenapa ?"

"3x loh aku nembak kamu dan 3x pula kamu ngegantungin aku."

"Eh .... " 

"Apa aku balikan lagi aja ya sama Dara ?"

"Gak boleh!" Kupukul Zee menggunakan bantal.

"Bercanda." Zee memegang tanganku.

"Ih gak lucu tau bercandaan kamu. Udah tau lho aku gak suka sama Dara juga." 

"Iya aku minta maaf. Serius tadi bercanda."

"Gak mungkin bercanda, pasti dalam hati kamu masih suka kan sama Dara? Kalau aku nolak kamu pasti kamu mau balik kan sama Dara ?"   

"Lia denger sampai detik ini perasaanku ke kamu belum pernah berubah sedikitpun. Masih tetap sama kalau aku suka sama kamu." 

"Gimana kalo ternyata aku gak suka sama kamu?"

"Ya udah aku pergi."

"Kok gitu ?"

"Kan kamu gak suka sam aku ? Yaudah aku pergi, cari yang lain."

"Dara ?"

"Emang feme cuma Dara ?"

"Emang harus feme ?"

"Ya habis suka sama yang lurus susah didapetin hatinya, cari feme lagi aja. Kapok ngejar-ngejar terus, malah makan hati jadinya karena susah dipacarin." 

"Kalo feme emang lebih gampang ?"

"Setidaknya sedikit lebih gampang , karena emang dasarnya belok. Jadi gak terlalu banyak fikiran dan pemilih. Karena cari yang sesama belok itu susah, makanya biasanya kalo sesaama belok itu gak terlalu lama buat pendekatannya." 

"Yaudah sekarang kamu berjuang dong bikin aku jadi feme."

"Emang mau ?"

"Mau gak ya ?"

"Yaudah aku cari yang lain aja."

"Ih ... Kamu jahat Zee. Itu namanya kamunya gak serius suka sama aku."

"Serius. Aku serius suka sama kamu.  Kalau gak serius gak mungkinlah aku selama ini mau nungguin kamu ngebuka hati buat aku, selalu pengen ada kamu di dekat aku, selalu jaga perasaan kamu, selalu jujur sama kamu, pengen bikin kamu seneng. Berbulan-bulan lho aku pertahanin rasa aku buat kamu, biasanya aku gak sesabar ini juga."

"Kenapa bisa suka sama aku ?"

"Aku sendiri bingung kenapa bisa suka sama kamu. Orang kapan aku mulai suka sama kamu aja aku gak tau. Setauku aku cuma nolongin kamu, ngebantuin kamu, dan pengen kita jadi temen, jadi sahabat. Tapi semakin aku kenal kamu perasaanku jadi beda."

"Bedanya?"

"Ya beda, pengen selalu kasih yang terbaik buat kamu, pengen ngejagain kamu, gak pengen jauh dari kamu, pengen selalu ada sama kamu terus-terusan. Apalagi saat aku cium kamu dulu."

"Hah ? Kapan ?"

"Waktu kamu mimpi balikan sama Ardan. Inget ?"

Aku lupa, tapi aku mencoba mengingatnya.

 "Astaga ! Jadi waktu aku mimpi balikan sama Ardan dan ciuman sama Ardan itu, kamu yang cium aku ?"

"Iya. Maaf ya."

"Ih nyebelin!" Kupukul lengan Zee.

"Dengerin dulu, ini jauh diluar kendaliku. Aku sendiri juga belum pernah seperti ini sebelumnya. Aku tidak pernah menyentuh apa yanh bukan milikku, tapi denganmu semua berbeda. Aku tidak bisa menguasai diriku sendiri. Maaf Lia."

"Kok bisa sih ?" 

"Gak tau, tidur seranjang sama kau, melihat kamu tidur tuh rasanya beda aja. Kamu terlihat lain di mataku. Hatiku rasanya deg-deg.an. Awalnya cuma pengen nyelimutin kamu tapi gak tau kenapa lihat bibir kamu jadi gemes dan pengen nyium kamu."

"Ih ..." Aku menutup wajahku.

"Oke aku minta maaf Lia kalau sudah lancang sama kamu. Kamu boleh marah sama aku karena aku udah gak sopan cium bibir kamu tanpa ijin dari kamu. Tapi satu hal yang perlu kamu tau, aku sayang sama kamu, dan itu serius, aku gak bohong." 

Aku diam. Mulutku membisu. Kupandangi Zee dalam-dalam. Aku melihat seribu ketulusan terpancar dari dalam mata Zee. Aku suka sama Zee. Aku cinta sama Zee. Meskipun aku tak bisa mengatakan iya pada Zee. Zee masih melihat mataku membisu menunggu jawaban dariku. Tapi serius bibirku tak bisa membuka sedikitpun. 


"Yaudah kalau Lia belum bisa jawab. Udah malam ayok tidur." Zee merebahkan tubuhnya dikasur dan menutup badannya dengan selimut tidur membelakangiku. 

"Aku mau." Kataku begitu saja.

Zee terperanjat dari tidurnya. Dia duduk menatapku. 

"Kamu ngomong apa tadi ?" Tanya Zee.

"Aku mau jadi pacar kamu Zee." Kataku sambil menutup wajahku dengan bantal.

"Coba bilang sekali lagi Lia." Kata Zee dengan wajah berbinar. 

"Aku mau jadi pacar kamu Zee." Kataku sekali lagi.


Zee turun dari tempat tidur. Dia loncat-loncat kegirangan karena rasa bahagianya. Sesekali dia mendatangiku untuk meraih tanganku dan menciuminya. 

"Zee udah jangan begini, aku malu tau." Kataku.

"Kamu tau gak Lia kalau ada gunung disini rasanya aku pengen loncat saking senengnya."

"Lah yang ada juga kamu jatuh, luka gimana sih ?" 

"Lia dengar." 

"Iya Zee ?" 

"Bukan hal mudah buat aku sampai di titik ini Lia, semua bener-bener diluar dugaanku kamu mau nrima aku. Ini bener-bener pengalaman pertama banget buat aku, deket bahkan pacaran sama orang lurus kaya kamu." Kata Zee. 

"Lia, aku janji aku ga akan nyakitin kamu. Gak akan bikin kamu nangis. Gak akan bikin kamu merasakan apa yang pernah kamu rasakan dulu saat kamu sama Ardan." Lanjutnya. 

"Makasih ya Zee. Aku percaya sama kamu. Aku minta maaf udah bikin kamu nunggu aku selama ini. Aku ga ada maksud buat mainin perasaan kamu, aku hanya butuh waktu buat memantapkan hati aku saja benar apa tidak pilihanku, karena buatku ini bukan hal yang mudah  dan ini bener-bener pengalaman pertama aku." 

"Iya aku ngerti Lia. Aku gapapa kok." 

"Aku percaya sama kamu kalau kamu bisa bahagiain aku dan bikin aku seneng." 

"Aku sayang kamu Lia." 

"Aku juga sayang kamu Zee." 

Malam ini kurasa malam yang begitu indah. Malam yang tak akan pernah kulupakan seumur hidupku. Bukan sekedar ciuman yang Zee berikan padaku. Tapi lebih dari itu. Sesuatu yang tak bisa kuungkapkan tapi bisa kurasakan. Setiap sentuhan Zee padaku membuatku merasa terbang di awan. Setiap belaian Zee tidak pernah berhenti membuat seluruh tubuhku merinding. Seperti mimpi tapi ini kenyataan. Dan aku merasa berada di atas awan ketika Zee menghembuskan panah cintanya padaku .


cinta yang sakit(gxg) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang