Aku menjadi sedikit diam setelah kedatangan Dara. Banyak hal yang tiba-tiba muncul di dalam fikiranku. Ketakutan, kekhawatiran dan takut kehilangan.
"Mikirin apaan sih ?" Tanya Clara.
"Mungkin gak kalo Zee suatu saat nanti bakal ninggalin aku Cla ?"
"Maksudmu ?"
"Kalau aku sama Zee, lalu Zee bosen sama aku, trus dia ninggalin aku, padahal aku udah ninggalin semua demi dia, mungkin gak dia ninggalin aku ?"
"Asal kamu gak mulai duluan Zee gak akan kok ninggalin kamu. Kenapa kamu tiba-tiba nanya kaya gitu ?"
"Enggak. Aku takut aja."
"Kamu emang udah jadian sama Zee ?"
"Belum. Zee nembak aku, tapi aku belum menjawabnya."
"Kenapa?"
"Gak tau Cla. Aku hanya takut."
"Apa yang kamu takutkan ? Dara ?"Aku memilih diam dan tak menjawab pertanyaan Clara. Aku memilih untuk tidak menceritakannya pada Clara, Clara dan Zee adalah dua orang sahabat, bukan tidak mungkin apa yang aku ceritakan pada Clara akan sampai pada Zee, aku tidak mau jika Zee akan marah pada Dara atau entahlah apa yang akan tejadi aku tidak tau. Yang jelas aku sekarang ingin mencari tau dan membuktikan sendiri bagaimana Zee dan Dara. Siapa diantara mereka yang benar-benar tulus dan siapa yang berbohong.
****
Aku duduk di depan tv sambil bermain ponsel, sementara Zee sibuk memasak di dapur buat sarapan pagi. Soal memasak aku memang kurang ahli, untuk itulah Zee yang selalu menyiapkan makan untukku. Dirumah Zee kadang aku merasa tidak berguna karena Zee tidak mengijinkan aku untuk bekerja, paling hanya menyapu rumah atau mencuci baju saja, itupun di mesin cuci.
"Nih dimakan dulu nasi gorengnya. Sama aku udah bikinin susu putih anget." Kata Zee sambil mengusap rambutku.
"Aku boleh tanya ?" Kataku sambil mengambil nasi goreng di meja.
"Tanya apa Lia ?"
"Kalau aku jadi feme, kamu nanti bakal ninggalin aku enggak Zee ?"
"Kenapa nanya gitu ?"
"Ya mau tau aja."
"Aku bukan tipe orang yang jahat kaya gitu. Aku tau gimana rasanya ditinggalin, jadi aku gak mungkin ninggalin orang lain, karena aku gak mau orang lain merasakan hal yang sama seperti yang pernah aku rasakan."
"Itukan kata-kataku dulu buat Ardan."
"Ya emang begitu kenyataannya."
"Kamu suka sama aku Zee?"Bodoh ! Pertanyaan macam apa ini ? Aku menggigit bibirku karena aku sendiri tak tau kenapa aku bisa bertanya seperti itu pada Zee. Zee terdiam memandangku, dia meletakkan piring nasi gorengnya di meja kembali. Dia duduk mendekat kepadaku.
"Kenapa tanya begitu ?"
"Lupakan Zee. Ayok makan." Kataku sambil menyuap nasi goreng sambil menunduk agar Zee tak melihatku.
"Tunggu dulu." Zee mengambil piring nasi goreng dari tanganku dan meletakkannya di meja.
"Menurutmu apa yang aku lakukan selama ini apa kalau aku gak suka sama kamu?" Tanya Zee dengan suara lembut. Dia bahkan memegang pipiku dengan lembut.
Waow...... Jawaban Zee sungguh di luar dugaanku, dan ini semakin membuatku memikirkan kembali kata-kata Dara kemarin. Apakah seperti ini cara Zee merayu perempuan ?
"Kenapa kamu suka sama aku ? Aku kan bukan feme ?"
"Emang harus gitu ?"
"Ya kan biar ada timbal baliknya, biar gak bertepuk sebelah tangan"
"Emang sekarang aku bertepuk sebelah tangan ?"
Ups .... Salah ngomong kan ? Duh ... Aku mesti gimana ini ? Aku gigit bibir bawahku.
"Perasaan itu gak bisa dibohongi. Yang namanya perasaan suka atau cinta itu gak bisa diatur dan memilih untuk siapanya. Kalau emang aku sukanya sama orang lurus ya gak masalah kan ?" Tanya Zee.
"Tapi aku juga gak akan memaksa. Bang Fay pernah bilang jangan membelokkan orang yang lurus, nanti masa depannya akan suram. Yaudah aku tidak melakukannya. Ke Lia aku juga gak pernah usaha membelokkan Lia kan ? Kalau Lia mau sama aku, aku pasti bahagia banget. Tapi kalo Lia gak mau sama Zee yaudah gak apa, aku gak akan maksa Lia." Kata Zee sambil menggenggam tanganku.
"Trus nanti kalo misal aku gak mau sama kamu gimana ? Kamu marah?"
"Marah ? Kenapa ? Ya enggaklah, kan itu udah keputusan Lia, ya aku harus menghargai Lia kan ? Gak pacaran bukan berarti gak boleh berteman kan ?"
"Trus kalo aku gak mau sama Zee, nanti kamu mau balikan sama Dara ?"
"Kenapa gitu mikirnya ?" Tanya Zee sambil membenarkan posisi duduknya.
"Nanya aja, habis kemarin pas kamu pergi waktu aku pertama kali tau kalo kami belok, kamu kan datang ke cafe sama Dara. Kamu kaya yang kaya habis sama aku sama Dara gitu."
"Oh itu." Zee beranjak dari kursi. Dia mengambil rokok, membuka jendela samping ruang tv yang menghadap keluar kemudian merokok disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
cinta yang sakit(gxg)
Teen Fictionpertemuan Lia dengan Zee membuatnya melupaka sakit hatinya kepada Ardan sang mantan yang telah menghianati cintanya. Zee banyak membantu Lia dalam hal apapun termasuk cinta dan materi . Hingga pada akhirnya Lia tau bahwa Zee adalah seorang perempuan...