0. Pro Gamer

21K 1.3K 51
                                    

Suara papan ketik yang aku tekan dengan kecepatan tinggi bergema dalam ruang kamar yang gelap, hanya disinari oleh layar monitorku dengan redup. Ruangan kamarku kecil, tidak banyak ruang yang bisa digunakan untuk banyak beraktivitas. Lagipula, sebagai seorang pro gamer, aku tidak memiliki banyak hal lain untuk dilakukan selain duduk di depan layar monitor seharian, bermain gim.

Meski bukan seorang pro yang namanya dikenal di sana-sini, aku sedikit mendapatkan uang dari bermain gim. Cukup untuk hidup. Makanya, aku juga mencoba mencurahkan seluruh hatiku pada gim, ini semata-mata untuk bertahan hidup. Karena mau berkecimpung ke dunia kerja lainnya, sepertinya sudah telat bagiku yang soft skill-nya sudah menumpul.

Di hadapanku, aku tengah memainkan gim yang sungguhan bukan seleraku. Ini adalah otome game.

Benar, otome game adalah sebuah gim yang difokuskan untuk player perempuan. Biasanya, akan ada banyak karakter cowok yang mengelilingi pemeran utama, dalam hal ini adalah pemain.

Gim yang kumainkan ini berjudul The Queen of Rose. Jangan tanya kenapa aku memainkan gim yang berfokus pada player perempuan ini, sementara aku adalah laki-laki. Asalkan kamu tahu, aku tidak belok sampai-sampai aku ingin dibelai karakter cowok 2D yang bahkan tidak nyata. Ini semata-mata karena permintaan dari penontonku. Dan aku juga sedikit diberikan uang sebagai kompensasi jika aku sudi memainkan gim itu. Aku yang memang membutuhkan uang dan tidak ada kerjaan lain, langsung saja menerima permintaan penontonku, lalu berakhir memainkannya.

Gim ini katanya sulit dimainkan karena banyak pilihan tricky, yang malah membuat pemeran utamanya jatuh ke tangan antagonis, mati, lalu gim berakhir. Setelah mati, pemeran utama kembali ke titik awal, bahkan tidak ada save data yang memungkinkan pemeran utama untuk memulai kembali di titik di mana pemeran utama mengambil pilihannya. Tidak hanya itu, membutuhkan kesabaran yang tentunya tidak disarankan bagi orang-orang yang memiliki kesabaran setipis tisu untuk memainkan gim ini. Dikarenakan gim ini memiliki pemeran utama yang naif dan polos sampai aku greget ingin menghajarnya. Dialah yang berkali-kali mampu diperdayai oleh antagonis, tetapi memaafkan apa pun sifat jelek antagonis itu esoknya. Dia adalah orang yang mengandalkan pemeran utama pria untuk menyelamatkannya dari kehidupan sial. Makanya, selain karena tingkat kesulitannya yang menjadi penghambat gim ini tidak ramai, sifat pemeran utamanya pun berperan besar dalam menentukan apakah seorang player akan bertahan memainkan gim tersebut.

Kemudian, salah satu antagonis di dalam gim itu adalah seorang pria. Dia adalah Arthevian Montrose, putra kandung Duke Montrose. Sementara pemeran utama adalah putri angkat Duke Montrose.

Pada akhirnya, pemeran utama pria yang selalu menyelamatkan wanitanya, sudah muak dengan antagonis, lalu berakhir memenggal kepalanya dengan pedangnya. Dan kalimat yang ditujukan pada antagonis untuk yang terakhir kalinya adalah,

"Padahal hanya anak buangan, tapi kamu seolah memiliki kuasa seperti seorang raja!"

Lalu, srash! Layar monitor berubah menjadi percikan merah darah. Artinya, antagonis sudah mati.

Setelah antagonis mati, kehidupan pemeran utama berjalan dengan sangat mulus. Sampai akhirnya mereka menikah dan hidup bahagia selamanya.

"Sudah ending rupanya," ujarku.

Komentar para penonton di layar streaming-ku melonjak naik. Kebanyakan memujiku karena kesabaranku yang tebal, tapi tidak dengan dompetku, dalam memainkan gim yang menguras emosi. Ada juga penonton yang mengejekku karena aku memainkan permainan otome. Tapi siapa peduli, yang penting uangnya sudah masuk ke rekeningku, gimnya sudah tamat, dan aku tidak memiliki kewajiban lain untuk berhubungan lebih jauh dengan gim ini.

Lagipula, gim ini agak menguras emosi karena tingkah naif si pemeran utama. Tapi tentu saja, selama bermain, aku menahannya.

"Kalau begitu, sampai sini saja malam ini." Aku mengalihkan pandanganku ke kamera, dengan wajah minim ekspresi, aku melambaikan tanganku. "Sampai jumpa lagi di streaming selanjutnya. Itu adalah besok malam pukul tujuh, nantikan terus, ya."

Membaca sekilas komentar para penonton, aku kemudian melambai singkat, dan menutup lapak streaming.

Aku kemudian merenggangkan tubuhku yang kaku. Melirik jam di atas nakas, itu hampir tengah malam. Oke, aku sudah streaming hampir lima jam hari ini. Padahal biasanya aku hanya streaming tiga jam sehari di waktu malam, terkadang kalau aku tidak ingat waktu, aku bisa kebablasan sampai subuh, sementara itu aku streaming lima jam sehari di pagi hari. Mungkin karena aku ingin menyelesaikan gim itu, jadi aku kebablasan sampai tengah malam saat ini.

Ding, dong!

Aku menguap, lalu melirik layar komputerku yang menampilkan notifikasi setelah berbunyi. Aku agak mengerutkan dahi karena layar notifikasinya berwarna biru, tapi aku segera membacanya.

"Selamat, Tuan. Anda telah dipilih menjadi beta tester dari game The Queen of Rose season kedua. Apakah Anda menyetujuinya?"

Ya/Tidak

The Queen of Rose. Oke, itu adalah nama gim yang kumainkan barusan. Dan season kedua? Aku tidak tahu kalau gim itu ada season keduanya. Kupikir, gimnya tamat setelah kedua pemeran utama menikah. Tapi rupanya ada season keduanya?

Aku lalu mengarahkan kursorku ke kolom "tidak". Setelah memainkan gim ini, aku merasa kalau emosiku meledak-ledak karena pemeran utamanya yang naif. Memikirkannya kalau ada orang naif season kedua membuatku mendengus jengah.

Klik. Klik.

Aku mengerutkan dahiku lagi, aku menekan kolom "tidak" beberapa kali, tapi itu tidak menampilkan perubahan apa pun. Kesal, aku menekan lagi, tapi tentu saja notifikasi itu masih bertahan di layar komputer. Atas rasa sebal, aku lalu menekan "ya", dan sring! Notifikasi biru itu berubah, lalu abjad dalam komputer terhapus, dan membentuk abjad baru satu-persatu.

"Terima kasih telah menyetujui untuk menjadi beta tester di game The Queen of Rose season kedua. Sistem #0U71 akan menemani Anda dalam menjelajahi dunia baru. Selamat bermain."

Dan apa yang kurasakan selanjutnya adalah, aku tersedot ke dalam layar monitorku sendiri.

***

Really slow up sih ini. Mau coba bikin another brothership hehe. Aneh ga aku pake kata gim? Itu bahasa baku indonya sih, tapi kalo aneh aku otw ganti ke game lagi.

11/3/24

Anak Buangan DukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang