[Lihat informasi karakter]
Aku diam-diam membuka informasi karakter sementara Charlotte masih merengek pada Ezekiel.
Sring! Layar biru milik sistem pun segera menampilkan profil Charlotte dalam gim, disertai dengan visual 3D Charlotte remaja di samping informasi karakter.
[Nama: Charlotte Montrose
Peran: Pemeran utama
Usia: 10 tahun
Ciri khas: Rambut emas dan mata biru
Latar belakang: Merupakan putri angkat Duke Montrose yang disenangi banyak orang akibat sifatnya yang rendah hati dan polos. Seluruh anggota keluarga Montrose mencintai Charlotte. Saat ini, Charlotte tengah berusaha untuk bergaul dengan baik terhadap Arthevian Montrose]
Aku menahan diri supaya tidak menyuarakan decakanku secara keras saat ini. Sebab, aku agak sebal dengan latar belakang ceritanya Charlotte. Katanya, dia mau bergaul dengan Arthevian, tapi menurutku yang sudah menyelesaikan gim sampah itu sampai selesai, aku tidak berpendapat demikian.
Lagipula, menilai kalimat Charlotte sebelumnya, dibanding dengan dia yang mau membelaku, dia sepertinya ingin menanam bibit kebencian Ezekiel semakin dalam padaku. Jika mau membela, ya sudah bela saja. Tidak perlu diiringi dengan kalimat bahwa Arthevian melakukan sesuatu pada Charlotte karena Charlotte sedikit mengusik Arthevian, lalu Arthevian membalas perbuatan Charlotte seribu kali lipat, seolah itu adalah sifat alaminya.
Charlotte di hadapanku akhirnya melepaskan pelukannya dari pinggang Ezekiel. Dan keduanya lalu serempak menatapku. Akan tetapi, tatapan Ezekiel agak beda dengan sorot Charlotte, kebencian di dalamnya tidak dia repot-repot tutupi sehingga jelas saja jika tatapannya padaku teramat nyalang.
Ezekiel lalu menunjukku dengan tidak sopannya. "Aku akan memaafkanmu kali ini karena Charlotte ingin mengampuni kesalahanmu. Tapi, awas saja kalau kau melakukan kesalahan yang sama untuk yang kedua kalinya! Aku tidak akan membiarkanmu nanti."
Terserahmu, remaja bulol. Sana, pergi dari ruangan ini, hush, hush.
Tak lama setelah Ezekiel menatapku dengan tatapan tajamnya, dia merangkul tubuh kecil Charlotte dan keluar dari ruangan ini. Sebelum pintu ditutup, Charlotte sempat menatapku dan melayangkan senyuman padaku.
Aku memutar bola mata. Ternyata, Charlotte tidak sepolos itu. Aku agak kecewa karena sifatnya di dalam gim dan di kenyataannya saat ini, cukup berbeda jauh.
Yah, anggap saja aku baik dalam menilai perangai orang lain dalam interaksi yang singkat. Makanya, aku bisa mendapatkan gambaran kasar mengenai sifat Charlotte.
Menghela napas, aku memutuskan untuk menghampiri jendela ruangan ini. Setelah kulihat secara baik-baik, ruangan ini kecil dan agak kumuh. Isinya hanya ranjang, kursi, dan meja, bahkan tidak ada sofa nyaman seperti yang kuharapkan dari kediaman bangsawan. Namun setelah aku melihat ke luar jendela, aku akhirnya mengerti.
Arthevian Montrose benar-benar anak buangan. Tepat di hadapanku, kediaman besar yang kemewahannya dapat dibandingkan dengan kastil impian, berdiri dengan megah di sana. Sementara ruangan ini, sepertinya adalah paviliun kecil yang cukup jauh dari kediaman utama.
Paviliun ini sepertinya agak terlantar. Pohon dan semak belukar yang mengelilingi paviliun kecil ini teramat lebat, sampai-sampai kediaman megah itu hanya bisa samar-samar aku lihat dari balik pepohonan. Rupanya, malang sekali nasibnya Arthevian. Tak heran, jika dia menjadi antagonis sejak dini karena dia menderita sejak kecil.
Mau bagaimanapun, Duke sialan itu lebih memilih untuk mengurus anak angkat dibandingkan anak kandungnya. Duke Montrose memilih untuk menghidupi anak angkatnya dengan mewah, sementara dia malah menelantarkan dan membuat anak kandungnya menderita, yang parahnya dia bahkan belum berusia remaja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Buangan Duke
Historical Fiction[Brothership story!] "Padahal hanya anak buangan, tapi kamu seolah memiliki kuasa seperti seorang raja!" Kalimat itu ditujukan pada Arthevian Montrose menjelang ajalnya. Tak ada yang lebih buruk daripada dipenggal mati karena sikap tidak tahu diriny...