26. Point Shop

2.6K 547 54
                                    

Point Shop? Aku ingin bertanya lebih lanjut pada sistem, tetapi Coretta telah lebih dulu angkat bicara.

“Arthe! Aku berubah pikiran! Walaupun tubuhmu pendek dan kecil, rupanya kamu lebih pandai dariku! Rasanya aku mendapatkan pencerahan setelah mendengar perkataanmu itu!”

Aku melirik angka 20% di atas kepalanya berkedip-kedip, tetapi rupanya tak ada perubahan lagi selain di atas angka tersebut.

Aku pun tersenyum pada Coretta selepas mendengar balasannya, ternyata antagonis ini bisa berpikiran secara terbuka juga. Aku pikir dia akan sedikit keras kepala karena tidak mau dinasihati jika menilai karakternya di awal pertemuan kami. Pada pertemuan pertama, dia bahkan tak ingin berteman denganku karena sifatnya yang arogan, tetapi di sinilah dia, minum teh sembari menerima pemikiran baru tanpa menilainya sebelah mata.

Apa ini ada sangkut-pautnya dengan insiden yang berhubungan dengan perselisihan antara aku dan Montrose saat itu? Misi sampingan yang gagal itu rupanya berpengaruh dalam kehidupan Coretta saat ini. Jika ini terus berlanjut, mungkin obsesi aneh Coretta terhadap Carlisle juga bisa dihapuskan sehingga dia tak akan menjerumuskan diri ke dalam kubur begitu saja, bahkan sampai menyeretku. Semoga saja itu tak akan terjadi.

“Syukurlah jika Nona Muda mengerti,” kataku. Aku mengangkat cangkir susuku, tetapi berubah pikiran ketika sistem mengatakan jika saja ada racun dalam susuku. Aku pun kembali meletakkan cangkir susu itu dengan agak sedih.

“Coretta.”

Aku menatap gadis itu. “Ya?”

“Kamu bisa memanggilku Coretta! Aku tidak masalah sekarang, kita itu teman dekat!”

“Tapi kamu pernah mengatakan jika kamu tidak akan mau berteman dengan anak angkat sepertiku.”

Coretta kelabakan. “I-Itu dulu sebelum aku mendapatkan pencerahan! Aku tidak keberatan berteman denganmu dan kamu juga harus menjadi temanku! Karena kamu kecil, tapi pintar!”

Haha, dasar. Mengapa dia selalu menekankan aku itu kecil? Tubuhku ini masih malnutrisi, jadi tak heran kalau aku bahkan lebih kecil daripada Coretta atau anak-anak seumuranku.

“Tuan Muda, Nona Muda.”

Kami mengalihkan perhatian kami pada seorang pelayan yang berdiri di pintu masuk balkon. Pelayan itu, Violet, menunduk santun.

“Kakak Violet, ada apa?” tanyaku.

Ting! [Afeksi: 21%]

“Tuan Muda, maaf mengganggu waktu Anda, tetapi saya diberi tahu jika makan siang sudah disiapkan. Anggota keluarga Crissalo menunggu Anda dan Nona Muda di meja makan.”

Oh? Sudah siang sekali rupanya. Hal ini membuatku sadar jika aku sudah mencari Margaretha sejak beberapa jam yang lalu karena aku memulai pencarian selepas sarapan pagi tadi. Namun siang berlalu, Margaretha bahkan tak bisa aku temukan. Dengan embusan napas agak lelah dan frustrasi, aku berdiri dari kursiku, dan menoleh ke arah Coretta.

“Coretta, ayo pergi ke ruang makan.”

Coretta mengangguk dengan senyuman lebar di bibirnya, dia lalu segera berdiri, dan kami berjalan beriringan ke ruang makan dengan Violet yang memimpin.

Selama perjalanan, Coretta banyak bicara padaku, tapi aku hanya setengah-setengah mendengarkan karena aku terlalu sibuk melihat layar jendela sistem.

[Point Shop]

Nama itu tertera besar di bagian atas jendela sistem. Point Shop ini mengingatkanku pada lapak belanja online, di mana di bagian bawah headline, terdapat beberapa kotak persegi yang menuturkan nama produk beserta harganya.

Anak Buangan DukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang