Rambut emas bukanlah hal umum untuk diturunkan dalam gen. Di Kerajaan Arthain, rambut emas pada awalnya adalah turun-temurun dari darah keluarga kerajaan yang suci. Namun memang, ketika ada seorang raja yang memiliki banyak anak haram pada ratusan tahun yang lalu di kalangan rakyat biasa, rambut emas kini beredar di generasi terbaru.
Sama seperti Charlotte yang memiliki rambut emas walau dia hanyalah anak pungut dari jalan, itu karena mungkin saja ada darah dari raja terdahulu yang mengalir dalam nadinya. Akan tetapi memang, tak banyak yang mampu mewarisi gen dari keluarga kerajaan yang suci tersebut, hingga anak-anak dengan rambut emas teramat langka jadinya. Dan Charlotte sangat beruntung bisa mendapatkan gen tersebut.
Rambut Charlotte yang berwarna emas selalu menjadi pusat atensi. Seluruh bangsawan akan membicarakan Charlotte, bahwa dia layak menjadi putri raja, lalu memasuki keluarga kerajaan sebagai anggota keluarga yang pantas. Bukan hanya memiliki rambut emas saja, Charlotte juga pandai dalam berbagai bidang yang membuat dia digemari oleh para bangsawan dan rakyat biasa, tentu ini atas sokongan biaya pendidikan yang tak mudah dari Duke Montrose yang dapat membantu Charlotte untuk naik ke debut kaum bangsawan dengan otak tak kosong.
Kemudian, rambut emas Charlotte juga merupakan alasan bagi pemeran utama pria untuk memiliki rasa ketertarikan dengan pemeran utama wanita.
Carlisle Arthain.
Pemeran utama pria yang akan menjadi takdir Charlotte pada akhir cerita.
[Lihat informasi karakter]
Saat melihat jendela sistem di hadapanku itu, aku langsung yakin kalau orang di hadapanku saat ini termasuk seorang karakter. Bagaimana tidak?
[Nama: Carlisle Arthain
Peran: Pemeran utama pria
Usia: 15 tahun
Ciri khas: Rambut emas dan mata serupa
Latar belakang: Carlisle merupakan seorang putra mahkota di Kerajaan Arthain. Mengikuti alur novel, Carlisle menyukai Charlotte karena menganggap perempuan itu menarik. Karakter Carlisle sulit diterka, tetapi dia memiliki sifat yang dingin meski perangainya lembut pada orang-orang tertentu.]
"Jadi?" Carlisle melipat kedua tangan di depan dada, kaki kanannya mengetuk lantai tanda tak sabar untuk segera menerima jawaban dariku, serta sepasang mata elangnya menatapku nyalang.
Keringat dingin menetes di pelipisku. Asli, orang ini horor banget! Dibandingkan dengan hantu-hantu lokal yang seram, semua makhluk halus itu harus mundur karena Carlisle-lah yang terseram di mataku!
Walaupun dia putra mahkota dan berperangai lembut pada Charlotte, Carlisle adalah pria yang sangat mengerikan dan sadis. Kesadisannya itu selevel dengan Cain, mungkin bisa jadi lebih karena dia memiliki kuasa untuk melakukan nepotisme. Makanya aku agak takut dan terintimidasi saat ditilik dengan tajam seperti ini. Rasanya seolah dikuliti hidup-hidup lantas dikubur dengan pasir kasar.
Di dalam alur gim, Carlisle tidak akan ragu untuk menyakiti dan melukai Arthevian jika sang antagonis berulah pada Charlotte di hadapannya. Sebab, apabila dia tidak memiliki karakter yang sadis, Carlisle tidak akan berani menarik pedangnya dan memenggal Arthevian di hadapan publik! Makanya saat ini, Carlisle yang agak masokis ini kelihatan mengerikan buatku.
Di tangannya-lah, kehidupan dan kematianku ditentukan.
"Sistem, tolong! Orang ini nyeremin abis! Bantu aku kabur! Sihir penghilang, sihir transparan, sihir teleportasi, apa pun itu, buat aku menghilang di depan orang ini!" desakku pada sistem dalam hati.
[Tuan, Sistem tidak bisa melakukan sihir-sihir yang Anda sebutkan. Itu di luar kehendak Sistem ( ╹▽╹ )]
"Hei! Terus, lakukan sesuatu supaya aku tidak mati muda di tangan anak ini!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Buangan Duke
Historical Fiction[Brothership story!] "Padahal hanya anak buangan, tapi kamu seolah memiliki kuasa seperti seorang raja!" Kalimat itu ditujukan pada Arthevian Montrose menjelang ajalnya. Tak ada yang lebih buruk daripada dipenggal mati karena sikap tidak tahu diriny...