TRAILER
Anak Buangan Duke
Outcast Son of the Duke
Set kualitas video ke 1080p untuk gambar yang lebih jernih.
***“Aku ... bukan putramu?”
Saat itu, suaraku bergaung di dalam lorong yang sunyi. Aldrich terpaku mendengarnya sambil menatapku gusar. Setelah serangkaian jeda berlalu seolah dia tengah menyiapkan mental, Aldrich perlahan mengangguk.
“Itu benar. Kamu ■■ putra Montrose. Istriku adalah ibumu, tapi aku ■■ ayahmu.”
Di sana, aku cukup tercengang. Aku begitu tercengang hingga kehilangan kata-kata. Walaupun ada beberapa kata yang disensor—mungkin oleh pemilik gim guna menghindari spoiler yang tidak pernah disebutkan dalam gim, tapi kini aku telah mengerti apa maknanya. Sama seperti Cain dan Ezekiel yang pernah mengatakan hal serupa di taman Kediaman Crissalo tempo hari, rupanya inilah yang mereka maksud sebenarnya.
Mereka semua tahu jika aku bukan putra Montrose! Namun, tidak ada dialog dari antagonis dalam gim yang menyatakan bahwa Arthevian mengetahui informasi ini. Mereka tidak memberi tahu Arthevian kenyataannya, membiarkan anak itu tenggelam dalam kubangan duka selama bertahun-tahun, hanya mengetahui bahwa Montrose lebih memedulikan Charlotte dibandingkan Arthevian, yang merupakan bentuk ketidakadilan, bentuk pilih kasih atas rasa sayang yang tiba-tiba saja direnggut oleh orang asing, bentuk kekejian yang nyata, lantas dijadikan bentuk pelampiasan rasa putus asa atas kehilangan istri dan ibu mereka. Bahkan anak sekecil itu diberikan tindakan penganiayaan atas hal yang benar-benar berada di luar kendalinya. Diberikan perlakuan yang tak layak di rumahnya sendiri, di lingkar keluarganya sendiri, dan hidup merendah hanya untuk memohon-mohon sisa-sisa cinta pada mereka yang telah bertindak semena-mena pada anak itu.
Amarah di dadaku membara. Meski tidak pernah lama menjalani kehidupan sengsara Arthevian karena telah lebih dulu diadopsi oleh keluarga Crissalo, tetapi dengan tinggal di tubuhnya, aku telah berbagi perasaan yang serupa terhadap Arthevian. Seolah segala emosi dan perasaan yang berkecamuk di dadaku ini memanglah amarahku, milikku, bagaikan suatu bentuk protes dari ketidakadilan yang begitu mendalam.
“Arthe, ini kesalahanku karena tak bisa menjaga ibumu dengan baik. Aku tidak bisa melindunginya saat itu sehingga kamu datang dan ibumu pergi. Kami merasa kehilangan atas kepergian ibumu. Saat ini, hanya kamulah yang tersisa dari ibumu, sehingga aku ingin menjagamu, Arthe. Aku ingin melindungi apa yang tersisa dari ibumu.”
Mendengar argumen konyol Aldrich, aku mengeluarkan tawa getir yang kedengaran renyah. Hal ini membuat Aldrich mengalihkan atensinya terhadapku.
“Jika kamu bukan ayahku, aku pikir itu bukan masalah bagiku. Namun, jika kamu memang bukan ayahku, mengapa kamu menyiksaku, membuat kehidupanku dipenuhi penderitaan, dan menganiayaku seolah hak hidupku benar-benar dipegang olehmu?”
Aldrich membelalak ketika aku menyatakan protesku dengan tegas. Mungkin akan terasa aneh baginya, melihat anak berusia sepuluh tahun mampu mengatakan kalimat-kalimat kejam itu dengan mudah. Lagipula, jika dia berkaca sejenak, alasan seorang anak kecil bisa mengatakan hal seperti itu dengan mudah, karena masa kecilnya dilalui dengan penderitaan serupa. Aldrich tak harus terlihat terkejut atau sok peduli, itu membuatku muak.
Dengan amarah menggebu, aku melanjutkan, “Mengapa kamu menyiksaku? Mengapa kamu menelantarkan dan menindasku secara fisik dan verbal? Apa untuk melampiaskan rasa putus asamu akan kehilangan istrimu? Namun, mengapa kamu melampiaskannya padaku seolah apa yang kamu lakukan selama ini adalah tindakan paling wajar?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Buangan Duke
Historical Fiction[Brothership story!] "Padahal hanya anak buangan, tapi kamu seolah memiliki kuasa seperti seorang raja!" Kalimat itu ditujukan pada Arthevian Montrose menjelang ajalnya. Tak ada yang lebih buruk daripada dipenggal mati karena sikap tidak tahu diriny...