Menceritakan tentang Zahra si gadis lugu dan cantik ia pindah ke Yogyakarta untuk kuliah di universitas impiannya, kebetulan ayahnya juga ada pekerjaan disana dengan waktu yang cukup lama sehingga mereka memutuskan untuk pindah. Akan tetapi dibalik...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ANAYLA AZ-ZAHRA HUMAIRA Itu adalah namanya dia seorang gadis yang lugu dan cantik biasanya dia dipanggil dengan sebutan Zahra, ada lagi panggilan nya yaitu Huma namun yang memanggil dengan sebutan itu hanya ada satu yaitu teman masa kecilnya.
Zahra pindah dari Surabaya ke Yogyakarta untuk ayahnya (Hasan) dan bundanya (Hana) yang sedang ada pekerjaan disana dan kebetulan Zahra juga diterima di kampus impiannya yaitu Universitas Gunadarma Aditama tepatnya dikota Yogyakarta, Jadi sekalian saja pindah rumah apalagi pekerjaan ayahnya membutuhkan waktu yang cukup lama katanya.
"Nak kapan jadwal ospeknya? karena kita akan berangkat besok pagi" Tanya ayah Zahra.
"Masih 2 hari lagi kok yah, jadi tenang aja kita masih bisa istirahat seharian dan beres beres dirumah sana" Ucap Zahra.
"Oke kalau gitu sekarang beresin baju kamu kekoper biar besok gak bingung" Sahut Hana.
"Okeyy bunda cantik"
"Udah sana kamu tuh bunda jadi malu nihh"
"Bener itu kata anak kita kamu itu cantik sayang" Seru sang ayah.
Sekarang pipi bunda sudah seperti kepiting rebus merah sekali, membuat ayah dan anak itu tertawa melihatnya.
"Cie bunda cie cantik nieehhh" Goda Zahra lagi.
"Udah udah mendingan kamu beresin bajumu sana" Alih sang bunda
"Okey"
Lalu Zahra kembali ke kamarnya dan mengemasi bajunya untuk ditaruh koper.
⋆ ⋆ ⋆
MUHAMMADGHAFFIRMAULANADia adalah seorang ketua BEM dikampusnya dan juga anak dari pemilik sebuah pondok pesantren Al-mu'min Yogyakarta yang lumayan cukup terkenal Yaitu Abah Rofiq dan umma Khadijah.
Ghaffir memutuskan untuk menuntaskan kuliahnya terlebih dahulu baru akan mulai mengurus pondok pesantren milik Abahnya, pasti kalian bertanya mengapa dia tidak kuliah di luar negeri seperti Al-Azhar Kairo. Itu karena dia tidak ingin jauh dari keluarganya dan karena dari dulu dia hanya mau sekolah diluar pesantren apalagi SMP dan SMA negeri impiannya, bukan berarti dia ingin jadi berandalan tapi karena ia ingin masuk ke sekolah negeri impiannya.
Hari sudah mulai gelap dan dia masih sibuk dengan urusannya di kampus karena dia harus mengerjakan tugas tugasnya yang menumpuk selain itu, juga karena dia harus mengurus persiapan rencana ospek 2 hari kedepan.
Teman-temannya beberapa sudah ada yang pulang karena sudah malam, sekarang tersisa Ghaffir dan Iqbal yang ada diruang BEM.
