ZAFFIR - 29

1.4K 26 0
                                    

Mereka sudah bersiap untuk berangkat, tadi abidzar menangis tatkala ia merasa baru beberapa hari Zahra disini dan dirinya memiliki teman bermain tapi sekarang malah ditinggal lagi plus kakaknya pun juga ia merasa bahwa dirinya akan kesepian lagi s...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka sudah bersiap untuk berangkat, tadi abidzar menangis tatkala ia merasa baru beberapa hari Zahra disini dan dirinya memiliki teman bermain tapi sekarang malah ditinggal lagi plus kakaknya pun juga ia merasa bahwa dirinya akan kesepian lagi setelah ini.

Namun untungnya abidzar dibujuk oleh Ghaffir dengan mengatakan bahwa mereka akan sering main kesini dan ketika akan kesini Ghaffir berjanji akan selalu membelikan mainan baru untuk abidzar dan akhirnya anak itu luluh juga.

Setelah abidzar tenang Zahra dan Ghaffir berpamitan kepada umma dan Abah tak lupa ke abidzar dengan memberikan kecupan di mukanya berkali-kali setelah itu barulah mereka berangkat menuju ke rumah baru mereka.

Jika dilihat sebenarnya rumah baru mereka dari pesantren tidaklah jauh tapi memang lebih dekat dengan kampus mereka berdua jadi tempatnya memang sangatlah sempurna dari segi apapun.

Tak membutuhkan waktu lama mereka sudah sampai didepan pintu pagar rumah mereka yang baru, Ghaffir dan Zahra pun turun dari mobil dan Ghaffir mengambil barang-barang mereka digarasi kemudian dibantu oleh Zahra yang mengangkat beberapa barang yang lumayan enteng ditangannya.

⋆ ⋆ ⋆

Mereka berdua kini sedang berada dikamar dan Ghaffir hendak membuka koper untuk memindahkan isinya kedalam lemari.

"Eh kakak mau ngapain?" Tanya Zahra.

"Saya mau mindahin bajunya kedalam lemari, kenapa?" Jawab Ghaffir.

"Eh punyaku gausah biar Zahra sendiri aja yang mindahin nanti"

"Udah biar saya saja"

"Emm... Yaudah kalo gitu tunggu bentar" ucap Zahra.

Bukan tanpa sebab Zahra mengatakan hal itu, sebenarnya didalam koper itu ada baju dalamnya dan dia malu jika itu dilihat oleh Ghaffir ya meskipun Sumi sendiri tapi kan tetap saja memalukan.

Setelahnya mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing, Ghaffir sibuk memindahkan baju sedangkan Zahra memilih untuk memasak didapur untuk makan siang mereka.

Didapur Zahra sedang mengiris bawang yang akan ia jadikan bumbu untuk nasi gorengnya namun karena bawang yang ia iris mulai tipis Zahra pun tak sengaja mengiris tangannya.

"Aww!...."

Baru saja selesai memindahkan baju Ghaffir mendengar teriakan dari istrinya Ghaffir pun segera menuju ke dapur untuk memeriksa.

Melihat Zahra yang kesakitan dengan memegang tangannya Ghaffir segera memeriksa tangan Zahra lalu menyalakan keran air dan membasuh jari Zahra yang terluka.

"Tunggu sebentar disini"

Tak lama Ghaffir kembali dengan membawa kotak p3k dan mengobati tangan Zahra.

"Lain kali hati-hati, jangan ceroboh oke!" Ujarnya seraya membalut tangan Zahra dengan plester luka.

"Iyaa maaf"

Kenapa dia ganteng banget sih!! _batin Zahra.

"Kenapa kamu liatin saya begitu?"

"Eh enggak kok"

"Sudah biar saya saja yang masak, kamu duduk saja disana" ucapnya menunjuk meja makan.

"Tapikan harusnya itu tugas Zahra sebagai seorang istri"

"Tugas suami itu bukan hanya mencari nafkah tetapi juga membantu istrinya mengerjakan pekerjaan rumah jadi itu adalah hal yang wajar" jelasnya seraya memakai celemek dan mulai mengiris bawang putih dan merah.

"Kakak bisa masak?" Tanyanya.

"Hm umma yang ajarin" sahutnya seraya mengangguk.

Zahra tak menyangka ternyata selain tampan suaminya bisa memasak juga paket lengkap deh.

"Kalo gitu Zahra bantuin ya?"

"Gausah kamu duduk aja, biar saya yang urus ini"

"Okedeh!"

Tak membutuhkan waktu lama Ghaffir telah menyelesaikan masakannya dan menyiapkan dimeja makan.

Zahra mulai mencoba memakan masakan buatan Ghaffir sesuap dan ya tentu saja enak ia sampai tidak sadar memakan dengan lahap nasi goreng itu.

Hal itu tak luput dari perhatian Ghaffir yang melihat Zahra menikmati masakan buatan nya, ia senang karena istrinya menyukainya.

"Enak?" Tanya Ghaffir.

"Ho'oh enak banget, gak nyangka kalo Zahra punya suami yang bisa masakin Zahra makanan seenak ini" ucapnya seraya mengacungkan jempol dan tersenyum pada Ghaffir.

Sang empu hanya bisa terkekeh kecil mendengar Zahra yang ceplas-ceplos namun lucu pikirnya.

"Yasudah habiskan makanannya lalu kita siap-siap untuk sholat, saya akan sholat disini hari ini." Jelas Ghaffir.

"Beneran? Yeyy!!" Ujarnya senang.

"Ada apa, kenapa kamu senang?" Tanyanya bingung.

"Ya gapapa biar Zahra ga sendirian dirumah yang cukup besar ini, Zahra masih takut belum nyesuain diri"

Mendengar itu Ghaffir hanya mengangguk pertanda paham.

Tak lama adzan ashar berkumandang mereka segera bersiap untuk sholat bersama.

Beberapa menit kemudian seperti biasa selesai sholat Zahra menyalami tangan Ghaffir dan sebaliknya Ghaffir mencium kening Zahra, dan tak lupa mereka berdoa dengan Ghaffir yang memimpin.

Setelah itu keduanya beristirahat diruang keluarga sambil menonton TV bersama karena kebetulan hari ini adalah hari libur sehingga mereka tidak pergi kekampus dan akan bersantai dirumah.

Setelah itu keduanya beristirahat diruang keluarga sambil menonton TV bersama karena kebetulan hari ini adalah hari libur sehingga mereka tidak pergi kekampus dan akan bersantai dirumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ZAFFIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang