ZAFFIR - 24

1.1K 26 0
                                    

"Cantik ya disini, ada sungai sekaligus sunsetnya juga udah kayak pantai aja haha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cantik ya disini, ada sungai sekaligus sunsetnya juga udah kayak pantai aja haha."

Ucap Zahra seraya menatap sunset yang mulai terlihat.

"Iya Cantik!" Ucapnya dengan menatap Zahra lekat.

"Ya kan sunset nya cantik banget." Jawabnya sambil tetap menatap sunset yang indah itu yang membuat Zahra tidak berpaling sedikitpun untuk melihat kearah suaminya.

"Kamu."

Mendengar itu Zahra menoleh ke arah suaminya, apa dirinya tidak salah dengar?

"Zahra?" Tanyanya dengan menunjuk dirinya sendiri untuk memastikan dan dibalas anggukan oleh Ghaffir.

"Eh makasih loh, tapi kan yang Zahra maksud sunsetnya yang cantik bahkan lebih cantik daripada Zahra." Jelasnya.

"Saya tau, tapi menurut saya kamu lebih menarik untuk ditatap daripada sunset itu." Ucapnya.

Kata-kata itu membuat Zahra tak berkutik lagi karena tersipu malu, padahal dirinya sudah menahan agar tidak tersenyum saat Ghaffir mengatakan bahwa dirinya yang cantik.

Tapi kali ini ia tak bisa menahannya lagi, ia pun mengalihkan pandangannya kearah lain membuat Ghaffir gemas dan mengacak lembut kepalanya.

"Mau main?"

"Main apa gak ada apa-apa disini."

"Main air mungkin?" Usul Ghaffir.

"Boleh sih tapi kan udah jam setengah 5 habis ini magrib."

"Sebentar aja, biar kamu senang."

"Oke! Sekarang ayok kejar Zahra haha." Ucapnya seraya berlari meninggalkan Ghaffir.

"Hei saya gak nyuruh kamu lari! Pelan-pelan nanti jatuh." Teriaknya pada istrinya.

"Ayo sini kejar Zahra kalo bisa wlee." Ledeknya dan berlari lagi sedikit pelan karena takut jatuh.

Ghaffir yang mendengar itu tersenyum lalu segera mengejar Zahra. Karena langkahnya lebar jadi ia bisa mengejar Zahra dengan cepat lalu menangkapnya dengan melingkarkan tangannya di perut Zahra.

Melihat Ghaffir yang sudah menangkap nya dan membawa ke gendongannya ia hanya bisa tertawa dan bersandar dibahu Ghaffir karena sudah lelah berlari.

"Siapa yang nyuruh lari hm?" Ujarnya tepat ditelinga Zahra dengan nafas yang terengah yang membuat kuping Zahra geli.

"Ayo pulang Zahra capek." Keluhnya lalu membenamkan wajahnya diceruk leher Ghaffir.

"Iya ayo pulang."

Akhirnya mereka pulang menuju pesantren dan saat melewati kawasan santri putra ia minta diturunkan karena takut ada yang melihat mereka. Awalnya Ghaffir menolak namun karena rengekan Zahra akhirnya Ghaffir menurut saja.

Sambil berjalan dengan bergandengan tangan Zahra pun membuka suara. "Kakak gak berat gendong aku?"

Ghaffir menggeleng.

"Kamu itu kecil jadi gak berat buat saya." Ledek Ghaffir.

"Kata siapa Zahra gak kecil kok, Zahra lebih tinggi dikampus dari beberapa anak yang lain." Sahutnya tak terima.

"Dari beberapa bukan dari semua kan."

"Ihh nyebelin!"

"Biarin."

⋆ ⋆ ⋆

Setibanya mereka di ndalem mereka masuk dan bertemu dengan umma dan Abah mereka pun mengucapkan salam dan menyalami keduanya setelah itu Zahra pamit ke atas dengan bibir yang cemberut.

Hal itu mengundang perhatian Abah dan umma yang penasaran dibuatnya.

"Itu Zahra kenapa cemberut nak?" Tanya umma.

"Ee ngambek umma." Cicitnya.

"Hahaha ada-ada saja kamu ini, udah sana susulin bujuk istrinya."

"Nggeh umma Abah Ghaffir pamit keatas dulu. Assalamu'alaikum."

"Waalai'kumussalam, jangan lupa kajiannya."

"Nggeh Abah."

⋆ ⋆ ⋆

Dikamar Ghaffir melihat sekeliling ternyata tidak ada Zahra ia pikir mungkin Zahra ada dikamar mandi.

Sambil menunggu Zahra keluar dari kamar mandi Ghaffir menyiapkan perlengkapan sholatnya dan Zahra.

Tak lama kemudian Zahra keluar dari kamar mandi dan melihat Ghaffir yang sedang menyiapkan perlengkapan sholat, ia pun mengalihkan pandangannya ke arah lain lalu Ghaffir yang melihat Zahra sudah keluarpun segera menuju ke kamar mandi namun tepat saat berhadapan dengan Zahra, istrinya itu malah mengalihkan pandangannya darinya.

Setelah selesai dengan ritual mandinya Ghaffir segera memakai perlengkapan sholat dan bersiap untuk menjadi imam, kali ini Ghaffir tidak sholat dilanggar karena setelah ini dirinya akan pergi ke kampung sebelah untuk mengisi kajian.

Selesai sholat mereka berdoa lalu Zahra mencium tangan Ghaffir dan dibalas ciuman dikening Zahra oleh Ghaffir.

Selesai sholat mereka berdoa lalu Zahra mencium tangan Ghaffir dan dibalas ciuman dikening Zahra oleh Ghaffir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ZAFFIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang