3 HARI KEMUDIAN......
Sekarang pukul 3 sore dan acara pernikahan mereka akan dilaksanakan setelah selesai sholat ashar. Dikamar Zahra sudah siap dengan baju pengantinnya dengan mahkota yang melingkar indah di kepalanya, saat ini dirinya sangat gugup karena akadnya akan segera dilaksanakan.
Akad mereka dilaksanakan dirumah Zahra dan mereka hanya mengundang kerabat dekat dan teman dekat saja karena Zahra ingin pernikahan ini diprivate dulu apalagi dari teman kampus Ghaffir yang rata-rata anak BEM, ia tidak ingin pernikahan nya tersebar dan mengundang asumsi orang-orang yang menilai dirinya menikah saat baru mulai kuliah apalagi menikah dengan ketua BEM nya sendiri sudah pasti akan mengundang perhatian orang-orang terhadapnya.
Karena kalian tau sendiri jika Ghaffir adalah seorang ketua BEM sudah pasti banyak yang menyukai dan mengaguminya meskipun secara diam.
(Gaun pengantin Zahra)
Sedangkan dibawah Ghaffir juga sedang gugup saat ini, setelah itu ia berjabat tangan dengan Hasan.
"Qabiltu nikahaha wa tazwijaha alal Mahril Madzkuur wa Radhiitu biha, Wallahu Waliyut Taufiq."
"Bagaimana para saksi, sah?"
"SAH!"
"Alhamdulillah."
Mendengar itu Zahra tiba-tiba saja ingin menangis ia terharu, dirinya sekarang sudah menjadi seorang istri. Ia tidak percaya ini seperti sebuah mimpi baginya, namun tepukan pelan dari Khanza seakan menjawabnya jika ini bukanlah mimpi melainkan kenyataan.
"Selamat ya ra udah jadi seorang istri sekarang," ucap Khanza.
"Iya makasih ya za," jawabnya.
"Selamat ya sayang udah jadi istri sekarang, ingat jadilah istri yang baik dan nurut sama suami." Ujar Hana sambil memeluk putrinya.
"Selamat ya sayang, semoga pernikahan kalian menjadi pernikahan yang sakinah mawadah warahmah." Ujar umma yang juga ikut memeluk menantunya.
"Udah yok turun, suamimu pasti sudah menunggu." Sahut Hana.
Mendengar itu Zahra segera menghapus airmatanya dengan tisu lalu berdiri dan mereka berjalan menuntun Zahra menuju ke bawah.
Sedangkan dibawah Ghaffir sudah menunggu Zahra turun kebawah, sorot matanya tak lepas dari seseorang yang sedang menuruni tangga bersama ummanya dan juga mertuanya itu.
Melihat Zahra yang memakai cadar dan mahkota yang melingkar indah di kepalanya membuatnya tak tahan untuk tidak tersenyum, lagipula sudah halal kan bagi mereka.
Zahra duduk disamping suaminya dan mulai mengambil tangan suaminya untuk dicium olehnya, setelah itu Ghaffir memegang puncak kepala Zahra dan membacakan doa.
"Allahumma inni as'aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa 'alaih. Wa a'udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha 'alaih.
Setelah membacakan doa Ghaffir membisikkan sesuatu tepat ditelinga Zahra.
"Saya merindukanmu Huma!" Bisiknya yang kemudian mendaratkan bibirnya dikening Zahra.
Cup!
Bagai disambar petir Zahra tak bisa berkutik sekarang perasaan apa ini, antara salah tingkah dengan kecupan Ghaffir tetapi juga bingung dengan ucapan Ghaffir tadi apa maksudnya?
Sambil sedikit gugup Zahra bertanya pada Ghaffir. "K-kamu lana?" Ucapnya ragu.
Mendengar pertanyaan itu Ghaffir tersenyum dan mengangguk.
Sungguh Zahra tak menyangka sekali, Ghaffir seorang ketua BEM dikampusnya adalah teman masa kecilnya sendiri? Ia tidak berhalusinasi kan sekarang. Perasaannya campur aduk sekarang dia senang tetapi juga bingung.
"Ekhem! Udah tatap-tatapannya iya tau udah halal sekarang." Goda sang bunda menyadarkan mereka berdua.
Kemudian mereka berdua saling memasangkan cincin nikah lalu menandatangani buku nikah setelah itu dilanjutkan dengan acara pemberian maharnya yaitu 15 gram emas dan sebuah bacaan surat Ar-Rahman.
Ketika Ghaffir membacakan surat Ar-Rahman Zahra kagum menatapnya ia terpesona akan suara indah milik Ghaffir ketika sedang melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an dengan nada yang sangat indah itu.
MasyaAllah, indah sekali lantunan ayat Alquran yang dia baca. Dalam hati Zahra.
Dan tanpa sadar Zahra mulai menangis lagi, Ini adalah pernikahan yang dia impikan, ijab qobul dengan menggunakan bahasa arab lalu mahar surat Ar-Rahman dan suami yang paham agama, ini sungguh keberuntungan pikirnya apalagi ia menikah dengan sahabat masa kecilnya sendiri yaitu Lana itulah nama panggilan untuk teman masa kecilnya dulu yang selalu memanggilnya dengan nama Huma.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAFFIR
RandomMenceritakan tentang Zahra si gadis lugu dan cantik ia pindah ke Yogyakarta untuk kuliah di universitas impiannya, kebetulan ayahnya juga ada pekerjaan disana dengan waktu yang cukup lama sehingga mereka memutuskan untuk pindah. Akan tetapi dibalik...