ZAFFIR - 28

1K 20 0
                                    

3 hari berlalu sejak mereka melihat rumah baru mereka dan hari-hari dikampus pun masih sama, berjalan dengan Lancar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

3 hari berlalu sejak mereka melihat rumah baru mereka dan hari-hari dikampus pun masih sama, berjalan dengan Lancar.

Kini waktu menunjukkan pukul 1 siang mereka bersiap untuk pindah kerumah mereka yang baru, Ghaffir tengah memasukkan koper Zahra dan kopernya ke bagasi mobil lalu tak lupa dengan barang barang yang diperlukan lainnya.

Banyak santri yang kepo dengan Ghaffir yang sedang memasukkan koper koper ke mobilnya apalagi kawasan santriwati yang sedang heboh kala mendengar rumor bahwa Gus mereka akan pindah ke rumah baru bersama dengan istrinya.

Banyak yang berbisik dan mengatakan bahwa Ghaffir akan jarang mengajar atau kembali ke pesantren karena sudah pindah mereka sedikit sedih saat mengingat hal itu.

Ya mereka semua memang sudah tau jika Zahra adalah istri dari Gus nya itu dan mereka beberapa ada yang senang namun juga sedih karena Gus tampannya yang sudah menikah, dan juga ada beberapa yang tak senang karena menurut mereka aneh saja jika istri dari seorang Gus bukanlah seorang Ning namun hanya gadis biasa seperti mereka.

Flashback on.....

Zahra ke dapur untuk mencari umma berniat untuk membantu memasak untuk makan malam, namun saat dirinya berada tak jauh dari dapur ia mendengar seseorang yang seperti sedang membicarakan dia dan suaminya, ia pun mendekat sampai ia bisa mendengar dengan jelas apa yang mereka katakan.

"Eh kamu tau kan kalo gus Ghaffir udah menikah?" Tanya santriwati tersebut.

"Tau dong kenapa memangnya, ada masalah?" Sahut teman santriwati itu.

"Enggak sih tapi rumornya ya istrinya Gus Ghaffir tuh bukan seorang Ning tau melainkan gadis biasa seperti kita, aneh gak sih seorang Gus gak menikah dengan Ning atau bahkan santri melainkan orang biasa" jelas santriwati itu.

Mendengar itu Zahra mengelus dadanya yang terasa sesak karena perkataan mereka tapi dirinya masih tetap disana untuk menguping.

"Iya ya kok bisa ya, tapi biarin lah itu kan urusan mereka" jawab temannya.

"Iya sih, udah deh gausah dibahas takut ada orang yang denger nanti" serunya pada temannya.

Mereka pun melanjutkan kegiatan mereka sedangkan Zahra pergi ke kamar untuk menenangkan pikirannya.

Ghaffir sedang berada diatas kasur empuknya sambil membaca kitabnya namun kegiatan itu dihentikan olehnya saat melihat Zahra kembali lagi kekamar karena tadi Zahra izinnya ingin membantu umma memasak tapi kenapa cepat sekali kembali pikirnya.

"Ada ada, bukankah kamu ingin membantu umma memasak?" Tanyanya karena ia melihat raut wajah Zahra yang murung.

"Itu..... Zahra tadi dengar sesuatu dibawah" ucapnya membuat Ghaffir penasaran.

"Ada apa?"

Zahra pun menceritakan kejadiannya dan Ghaffir kaget setelah mendengar penjelasan dari istrinya.

"Hei kenapa kamu percaya dengan omongan mereka, disini tidak ada aturan yang menetapkan bahwa Gus harus menikah dengan seorang Ning ataupun sebaliknya, jadi kenapa kamu terluka dengan perkataan mereka"

"Tapi kan mereka benar, banyak seorang Gus yang menikah dengan Ning atau ustadzah diluar sana"

"Itu diluar dan disini tidak ada aturan seperti itu, yang namanya jodoh pasti akan datang dan tidak harus mempunyai kedudukan yang sama"

"Kenapa kakak mau menikah dengan Zahra yang hanya wanita biasa padahal kakak bisa milih antara Ning, ustadzah, atau santri tapi malah milih Zahra?"

"Jujur semua orang pasti ingin mempunyai istri yang Sholehah dan paham agama contohnya seperti yang kamu sebutkan akan tetapi jika saya mendapatkan istri yang tidak mempunyai gelar tersebut, bagi saya itu tidak masalah"

"Kenapa?" Tanya Zahra.

"Karena saya bisa menyantrikan dia bersama saya, insyaAllah saya bisa membimbingnya dan membuatnya menjadi wanita yang Sholehah dan paham agama seperti yang saya inginkan, bukankah begitu ya zaujati?" Ucapnya diakhir kalimat dengan menarik turunkan alisnya dan tersenyum jahil pada Zahra.

"Ih apasih kak, Zahra serius tau!!" Kesalnya namun dihati berbeda sejujurnya ia salting atas jawaban suaminya yang memuaskan dan membuatnya tenang.

"Iya iya, yasudah jangan pikirkan lagi perkataan orang lain mengerti!"

"Siap mengerti boss" ucapnya dengan tangan yang hormat lalu mereka berdua tertawa bersama.

Zahra senang dengan jawaban Ghaffir ia lega sekarang, ya dirinya harus menghilangkan pikiran negatifnya tentang perkataan santriwati yang tadi pikirnya.

Flashback off.....

Flashback off

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ZAFFIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang