بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
🍁🍁
“Aw, sakit, Kak! Pelan-pelan dong obatinnya!” keluh Alvin saat lukanya diolesi salep oleh sang Kakak.
“Ini juga udah pelan kali. Tapi ... Kakak mau nanya sama kamu?”
Alvin menoleh.
“Jadi, dia orang yang kamu ceritakan selalu menggagalkan usaha kamu dalam mendapatkan Jihan? Gus Arka orangnya?”
Kening Alvin bertaut. Dia menatap sang Kakak dengan heran. “Kenapa Kak Dian tahu kalau yang di depan tadi memang Arka?”
Dian terdiam. Kilas balik ditampilkan.
Dian yang melangkah ke dapur urung saat mendengar ada kegaduhan dari luar. Keningnya mengerut.
“Ada apa sih?” gumamnya seraya melangkah ke pintu utama dan mengintip lewat jendela. Seketika matanya terbelalak melihat adiknya sedang dipukul secara kalap oleh seorang lelaki. Lebih mengejutkan lagi ketika Dian melihat kalau lelaki itu adalah Arka.
“Jadi, Kakak kenal sama dia? Tunggu-tunggu! Tadi Kak Dian bilang apa? Gus Arka? Maksudnya dia itu seorang Gus?” tanya Alvin menghadap pada Kakaknya tersebut.
Dian terdiam sejenak, lalu menghela nafas panjang. “Jelas kenal. Dia itu Gus di Pesantren Al-Falah, dia adalah orang yang udah mempermalukan Kakak di depan banyak orang sekaligus dia juga yang udah buat Kakak dipulangkan dari Pesantren empat tahun lalu,” jelasnya.
Seketika Alvin terbelalak. “Jadi, Kakak bohong sama kita semua kalau Kakak udah nggak betah di sana?”
“Ya mau gimana lagi? Kalau Kakak jujur, Papa pasti akan marah besar sama Kakak,” jawabnya. “Dan kamu tahu alasan Arka mengeluarkan Kakak di Pesantren? Itu karena dia membela Jihan. Kayaknya ... dari dulu Arka itu memang udah suka sama Jihan.”
Alvin mengepalkan tangannya. “Itu sebabnya aku akan menyingkirkan dia. Aku akan buat dia menjauh sejauh-jauhnya dari kehidupan Jihan sama seperti Damar dulu.” Seringaian licik terbit di wajahnya.
“Kamu jangan meremehkan Arka, Alvin. Dia itu nggak sebodoh Damar. Apapun yang dia lakukan, semuanya sudah dipersiapkan dengan matang. Kamu harus hati-hati sama dia,” saran Dian.
Alvin mengangguk. “Kakak tenang aja. Aku sekarang tahu apa yang harus aku lakukan. Kakak benar! Sepertinya Arka memang sudah cinta mati sama Jihan, dan aku akan buat cinta itu yang menghancurkan dia.”
“Caranya?”
Alvin menyunggingkan senyuman miringnya.
•••
Setelah beberapa hari mengambil cuti, akhirnya Jihan kembali masuk kuliah dengan diantar Andra. Kakaknya itu ngotot ingin mengantarnya ke kampus sebelum dirinya ke tempat kerja dengan menggunakan motor.
“Nanti pulangnya mau Kakak jemput?” tawar Andra seraya menerima helm dari adiknya itu.
Jihan menggeleng. “Aku pulangnya naik angkot aja. Lagian, kejauhan kalau Kakak harus bolak-balik jemput aku. Kalau dimarahin Bos-nya nanti gimana?”
Andra terkekeh. “Bos Kakak itu pengertian. Dia nggak akan marah kalau pegawainya menjemput adik kecilnya yang manja ini.”
Jihan mengerucutkan bibirnya.
“Nggak usah, Kak!” tolak Jihan. “Aku nggak papa kok kalau naik angkot,” lanjutnya.Andra menghela nafas. “Yaudah, kalau gitu Kakak berangkat dulu, ya!”
Jihan mengangguk.
“Assalamu’alaikum,” pamit Andra, lalu mulai menyalakan kembali mesin motornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Untuk Fatih [END] TERBIT✔️
Aktuelle LiteraturSpin off ≈ Munajat Cinta Shafiya [Romance - sad - Spiritual] ____ Dibalik sikap menyebalkannya, Arka ternyata memiliki sisi hangat dan penyayang. Dia juga sangat lihai menguatkan dan memberi semangat pada orang-orang yang sedang bersedih. Salah satu...