بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.(QS.2:214)
🍁🍁
“Udah selesai?”Jihan mengangkat wajahnya dan melihat Alvin yang sudah kembali.
“Ayo kita pulang!” ajaknya.
Jihan terdiam sesaat, lalu mengangguk. Dia pun beranjak dari duduknya. Baru beberapa langkah dia berjalan, kepalanya tiba-tiba terasa pusing.
“Kenapa, Han?” tanya Alvin.
Jihan memegangi kepalanya, lalu menggeleng pelan. Sepertinya dia harus ke kamar mandi terlebih dulu untuk mengontrol rasa pusingnya ini.
“Jihan?”
Jihan menoleh. “Di sini toilet dimana?” tanyanya.
Alvin menunjukkan jalan yang tak jauh dari tempat keduanya berdirinya sekarang.
“Sebelum ke tangga, ada pintu kayu warna coklat. Di situ toiletnya,” jawab Alvin.
Jihan mengangguk dan berpamitan pergi ke toilet yang dimaksud.
Alvin memperhatikan kepergian Jihan dengan satu sudut bibirnya terangkat. Efek obat itu sudah mulai bereaksi. Dia hanya tinggal menunggu gadis itu kehilangan kesadarannya, lalu rencananya benar-benar akan berhasil.•••
Mobil sewaan yang dikemudikan Arka berhenti sekitar satu meter sebelum Kafe yang hendak ditujunya kini. Dia langsung bergegas turun dan melangkah mendekati Kafe tersebut.
Di sini tempatnya? Semoga aku tidak terlambat
Langkah Arka menuntunnya masuk kesana. Keningnya bertaut ketika tidak melihat satu pun pekerja di dalam Kafe. Sangat sepi! Bahkan, beberapa ruangan sudah gelap.
Mata Arka tertuju ke lantai dua Kafe ini. Dia memicingkan matanya melihat ada satu ruangan di sana yang masih dalam keadaan lampu menyala. Sekilas Arka juga melihat ada beberapa lilin yang dinyalakan juga di sana. Apa Jihan dibawa kesana?
Dengan cepat Arka melangkah ke lantai dua itu. Seketika dia terkejut dan langsung menyembunyikan dirinya di balik tembok saat melihat kehadiran Alvin yang sedang duduk sendirian.
Jihan kemana?
Sementara itu, Alvin tersenyum puas di kursinya. Jihan sudah meminum jus yang sudah dia taburi obat bius.
“Sebentar lagi, kamu akan jadi milikku selamanya, Jihan,” ucapnya.
Arka yang mendengar ucapan itu mengepalkan satu tangannya. Ingin sekali dia menghajar Alvin sekarang juga. Namun, sebelum itu Arka harus memastikan keberadaan Jihan terlebih dulu. Dia penasaran apakah Jihan belum datang atau sedang ke toilet? Toilet. Iya, Arka harus mengeceknya sendiri kesana.
Dengan mengendap-endap dan mengusahakan tidak mengeluarkan sedikit pun suara, Arka mencari toilet di Kafe ini.
Kafe ini memiliki tangga dari dua arah. Dari arah kanan dan arah kiri. Bisa saja Arka kembali ke bawah dan mencari Jihan kesana, tetapi semua itu akan memerlukan waktu lebih banyak lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Untuk Fatih [END] TERBIT✔️
Ficção GeralSpin off ≈ Munajat Cinta Shafiya [Romance - sad - Spiritual] ____ Dibalik sikap menyebalkannya, Arka ternyata memiliki sisi hangat dan penyayang. Dia juga sangat lihai menguatkan dan memberi semangat pada orang-orang yang sedang bersedih. Salah satu...