Bagian 51 : Paket Misterius

577 33 3
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Sebelum baca, shalawat dulu, yuk!

Allahumma Shalli 'Ala Sayyidina Muhammad, Wa 'Ala Ali Sayyidina Muhammad

🍁🍁

"Kamu langsung istirahat aja. Kalau sampai malem aku belum pulang, kamu tidur duluan, ya?"

Kening Jihan bertaut. "Memang Mas mau kemana lagi selain ke Pesantren?"

Arka tersenyum, lalu menjulurkan tangan mengusap kepala sang istri. "Ada beberapa hal yang harus aku kerjain."

Jihan mengangguk paham.

"Yasudah, aku pergi. Asalamu'alaikum." Arka beranjak bangun dari duduknya dan bergegas hendak pergi.

"Mas!" panggil Jihan ketika Arka sampai di ambang pintu kamar.

Lelaki itu kembali berbalik badan menanggapi panggilan sang istri.

"Iya?"

Jihan tak langsung menjawab. Dia melangkah mendekati sang suami, lalu tanpa diduga mendekap tubuh Arka dengan erat.

Jihan tahu lelaki itu kini sedang marah karena ceritanya soal Ayla. Jihan berharap pelukan ini membuat emosi yang sedang dirasakan Arka sedikit mereda.

"Aku tunggu Mas pulang."

Arka tersenyum. Lelaki itu mengurai pelukan dan membingkai wajah wanitanya itu seraya menatap dengan dalam.

"Tentu." Arka mengecup kening Jihan singkat, lalu bergegas keluar.

Jihan yang memperhatikan itu menghela nafas panjang. Semoga Arka tidak bertindak berlebihan ketika bertemu dengan Ayla nanti.

___

"Jihan, Ayla menampar kamu?"

Mata Jihan terpejam sesaat.

"Mas tadi sempet nanya kenapa aku ganti pakaian, 'kan? Alasannya itu ...."

"Apa alasannya?" desak Arka tak sabar.

"Karena aku ngebela Maya," jawab Jihan.

Kening Arka bertaut. "Maya? Maya siapa?"

"Salah satu santriwati di sini, tadi dia di-bully temannya yang lain namanya Naura."

"Jadi baju kamu basah karena perbuatan Naura?" tebak Arka. Jihan mengangguk.

"Terus apa hubungannya Ayla nampar kamu?" tanya Arka.

Jihan menghela nafas. "Bu Ayla lihat aku yang lagi bertengkar sama Naura, mungkin yang dia lihat aku lagi nyakitin dia."

Satu tangan Arka mengepal. Lelaki itu hendak pergi, tetapi tangannya dengan cepat dipegang Jihan.

"Mas mau kemana?"

"Nemuin Ayla. Seharusnya dia dengar penjelasan kamu dulu, kenapa langsung main hakim sendiri?"

"Nggak usah, Mas. Nanti biar aku yang-" Belum sempat Jihan bicara, Arka sudah melenggang pergi mencari Ayla. Jihan berusaha mengejarnya.

"Dimana Bu Ayla?" tanya Arka pada Ustadzah yang dia tahu satu ruangan dengan Ayla.

"Bu Ayla sedang pergi keluar, Gus," jawab Ustadzah tersebut.

Arka menghela nafas.

"Mas, udahlah. Ini 'kan masalah perempuan, biar aku aja yang selesaikan masalahnya. Mas percaya aku, 'kan?"

Semesta Untuk Fatih [END] TERBIT✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang