بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
🍁🍁
“Dan ...!”
Dani yang baru selesai mengajar menoleh pada suara yang memanggilnya barusan. Senyum sopan dia perlihatkan pada Rima yang kini melangkah mendekat.
“Assalamu'alaikum, Bu Nyai.”
“Wa'alaikumussalam,” jawab Rima. “Dan, seharian ini Ibu tidak melihat Arka, apa kamu tahu dia di mana?” tanya Rima.
Dani terdiam sejenak. Arka sudah memperingati kemarin kalau Rima jangan tahu dulu soal kecelakaan itu. Dani harus berhati-hati bicara. Jangan sampai dirinya keceplosan!
“Eum, Arka menginap di rumahnya, Bu Nyai,” jawab Dani setelah beberapa menit berfikir.
“Apa dengan dia juga?” tanya Rima.
Dani mengangguk pelan.
Rima menghela nafas gusar. Dia memalingkan wajah sekilas. “Ibu benar-benar khawatir. Bagaimana kalau perempuan itu bukan Jihan? Mereka berdua akan sama-sama berdosa karena sudah tinggal di satu atap yang sama.”
Dani tersenyum tipis. Dia mengerti kekhawatiran yang dirasakan Rima. Setelah satu tahun waktu yang dilalui Arka begitu buruk sampai hampir membuat lelaki itu mengalami depresi berat, tentu kali ini Rima khawatir yang dilakukan Arka hanya karena bentuk kedepresiannya saja.
“Ibu tenang saja. Kali ini Arka benar-benar merencanakan semua ini dengan fikiran jernih. Selain itu, kita memiliki bukti kuat hasil tes DNA dan pengakuan Arfan sendiri kalau perempuan yang bersama Arka sekarang memang Jihan. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, semua akan baik-baik saja,” ujar Dani menenangkan guru sekaligus seseorang yang sudah berjasa besar dalam hidupnya itu.
Rima mengangguk. “Semoga saja ya, Dan,” sahutnya. “Oh iya, soal usaha Arka yang kamu katakan hampir terkena penipuan itu, apa sekarang masalahnya sudah beres?” lanjutnya bertanya.
“Alhamdulillah sudah. Bahkan, beberapa hari lalu saya dan Gus Arka mengecek langsung ke tempatnya. Manager-nya bilang dia memang sudah sering melakukan tindakan penipuan itu. Alhamdulillah, setelah diselidiki orang itu kini sudah diamankan Pihak Kepolisian.”
Rima bernafas lega sekarang. Dia sungguh tak bia membayangkan kalau usaha yang dibangun putra bungsunya dari tahun pertama menginjak bangku kuliah itu akan gulung tingkar karena ulah jahat seseorang.
Tak lama kemudian, Ustadzah Farah dengan seorang perempuan lainnya datang menghampiri Rima dan Dani.
“Assalamu'alaikum.”
“Wa'alaikumussalam warahmatullah ....”
Rima tersenyum lebar melihat kedatangan perempuan itu. Lain halnya Dani yang langsung memalingkan pandangan saat netranya tanpa sengaja bertemu dengan manik mata perempuan itu.
“Ini Ayla yang saya ceritakan kemarin, Bu Nyai,” ujar Ustadzah Farah memperkenalkan perempuan di sampingnya kini.
Dengan takjim, Ayla menyalim tangan Rima. “Saya Ayla, Bu Nyai.”
Rima mengangguk tanpa memudarkan senyum di wajahnya. “Masyaa Allah, ternyata kamu lebih cantik dari yang diceritakan Ustadzah Farah,” pujinya. Ayla tersenyum. Pipinya yang berwarna putih sedikit kemerahan karena pujian itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Untuk Fatih [END] TERBIT✔️
General FictionSpin off ≈ Munajat Cinta Shafiya [Romance - sad - Spiritual] ____ Dibalik sikap menyebalkannya, Arka ternyata memiliki sisi hangat dan penyayang. Dia juga sangat lihai menguatkan dan memberi semangat pada orang-orang yang sedang bersedih. Salah satu...