03

22.9K 1.3K 76
                                    

Chapter - 03

Chapter - 03

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Arkavian tidak bisa tidak merasa lega ketika pesawatnya sudah mendarat di Bandara Juanda. Selama seminggu penuh kepalanya terasa penuh dengan Ayyara dan Shaylee. Rencana untuk kembali ke Surabaya ini memang sudah ia rencanakan bahkan saat ia masih berada di rumah kakaknya minggu lalu. Karena pekerjaan yang tidak bisa ditinggal, ia harus kembali ke Jakarta. Sekarang ia kembali lagi ke kota kelahirannya, bertekad akan meluruskan semuanya. Mengurai benang kusut yang mengikat dirinya dan sang mantan istri. Ia mengambil penerbangan paling awal. Ia melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Masih pukul delapan pagi.

Taksi yang ditumpanginya membawanya menuju kediaman sang ibu. Ia akan meletakkan barang-barangnya sebentar lalu kembali pada misi awalnya yang membawanya kembali ke sini. Menemui Ayyara. Bagaimanapun caranya ia akan mendapatkan penjelasan dari perempuan itu.

Setelah meletakkan barang-barangnya dan langsung berpamitan kepada sang ibu. Dengan meminjam mobil milik ibunya, ia menjalankan kereta besi itu membelah jalanan Surabaya yang lenggang karena akhir pekan menuju alamat yang diberikan kakaknya. Wanda tidak mau memberikan nomer ponsel Ayyara, kakaknya itu juga mengatakan bahwa Ayyara sudah tidak menggunakan nomernya yang lama jadi percuma saja jika Arka mencoba menghubungi mantan istrinya itu dengan nomer lain karena nomer yang lama sudah diblokir sejak perpisahan mereka.

Arka menatap gedung di depannya. Kakaknya mengatakan bahwa Ayyara memiliki studio pilates dan menyarankan untuk menemui perempuan itu di sana. Studio pilates Ayyara ada di lantai 2. Arka sangat berharap bahwa Ayyara benar-benar ada di dalam gedung di depannya ini. Arka pun menjalankan mobilnya memasuki area parkir.

Saat masuk ke dalam. Ia langsung menuju ke meja resepsionis, mengatakan tujuannya kepada perempuan yang bertugas di sana bahwa ia ingin menemui Ayyara. Perempuan itu memandangnya skeptis dan menatap ragu pada Arka.

"Katakan saja padanya bahwa Arkavian sedang menunggunya"

Dengan tatapan ragu akhirnya perempuan itu mengangguk dan menyuruh Arka untuk duduk di sofa yang ada di sudut ruangan.

20 menit waktu Arka dibuat menunggu. Laki-laki itu mulai harap-harap cemas. Takut Ayyara tidak mau menemuinya. Dadanya sudah bertalu-talu kencang memikirkan pertemuannya dengan mantan istrinya itu. Saat dirinya mulai ragu bahwa Ayyara tidak mau untuk menemuinya, pandangan Arka menangkap tubuh perempuan yang pernah menjadi bagian dari hidupnya. Di tempatnya tubuhnya membatu melihat penampilan sang mantan istri. Ayyara sedang berjalan ke arahnya, dibalut legging ketat dan atasan crop-top yang tidak menutupi otot-otot perut perempuan itu. Astaga Ayyara masih seluarbiasa ini. Di umurnya yang sudah tidak bisa dikatakan muda lagi, Ayyara tampak seperti dewi. Dibandingkan dengan dulu saat bersamanya, Arka tidak mengelak bahwa perempuan itu terlihat lebih baik.

She's so gorgeous

Arka belum bisa mengalihkan pandangannya. Bahkan saat Ayyara sudah berada di hadapannya, laki-laki itu masih diselimuti kekaguman.

CafunéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang