Chapter - 15
Minggu malam Arka berada di kediaman Ayyara. Shaylee memaksanya untuk menginap untuk mengantarnya besok ke sekolah. Hari pertama masuk sekolah menengah pertama, Shaylee terlihat antusias. Arka sudah membantu gadis itu menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan untuk masa orientasi.
Pada hari Sabtunya, Arka memang sempat bertandang ke rumah Ayyara karena Shaylee meminta ditemani saat ibunya itu ke studio pilates. Saat Ayyara sudah sampai rumah dan Arka bersiap untuk pulang, putrinya mengatakan jika sebaiknya besok ia menginap di sini. Arka sendiri sudah berjanji untuk mengantarkan Shaylee ke sekolah pada hari seninnya. Awalnya Arka menolak untuk menginap, tidak enak dengan Ayyara yang tidak memberikan respon apapun saat Shaylee merengek agar Arka menginap. Pandangan datar Ayyara membuatnya susah menelan ludah. Namun pada akhirnya Ayyara hanya mengangguk. Memang jika Arka tidak menginap, hari senin akan menjadi sangat tidak efesien. Ia harus berangkat dari rumah ibunya di Surabaya, menjemput Shaylee di Sidoarjo lalu kembali lagi ke Surabaya karena sekolah gadis itu ada di Surabaya.
Ia terkadang heran kenapa Ayyara tidak tinggal saja di rumah besar orang tuanya. Padahal sekolah Shaylee lebih jauh lebih dekat dengan rumah orang tua Ayyara.
Mungkin perempuan itu sudah terlanjur nyaman dengan rumah yang sekarang dihuninya.
Rumah Ayyara sudah sepi pada pukul setengah sepuluh. Shaylee sudah masuk ke kamar karena Ayyara menyuruh gadis itu untuk segera tidur agar besok tidak terlambat bangun. Bude Sari juga sudah kembali ke kamar, menonton sinetron mungkin di televisi yang ada di kamar wanita itu.
Arka berniat mengambil segelas air minum, agar tidak perlu turun saat tengah malam nanti. Saat sudah mendekati dapur, ia melihat Ayyara sedang menelungkupkan kepalanya di kedua tangan yang ada di atas meja makan. Langkah besar Arka mendekati perempuan itu.
Ipad di atas meja di sebelah kepala Ayyara masih menyala menampilkan daftar kelas pilates. Sepertinya itu berhubungan dengan studio pilates Ayyara. Dari yang ia dengar dari Shaylee, Ayyara menjadi lumayan sibuk setahun belakangan ini. Mengurus galeri dan studio pilates. Studio pilates memang tidak langsung Ayyara yang mengurusnya. Tapi Ayyara rutin memantau dan bahkan beberapa kali ikut menjadi pengajar. Meskipun memiliki kesibukan di dua tempat, putrinya mengatakan bahwa Ayyara tidak pernah kehilangan waktu untuk Shaylee. Arka merasa tercubit kala itu. Tanpa ada yang memberitahunya, Arka tahu Ayyara menjadi sosok ibu yang hebat. Terbukti bisa mengurus Shaylee selama 11 tahun tanpa membutuhkan kehadiran Arka di sisinya.
Melihat mata Ayyara yang terpejam, tangan Arka terulur membelai rambut perempuan itu. Pria itu bisa merasakan helaian rambut Ayyara mengisi sela-sela jemarinya. Sesaat Arka seperti kembali ke beberapa tahun lalu, saat-saat dirinya gemar sekali menyusuri surai Ayyara dengan tangannya. Lembut surai itu masih ia ingat, hanya saja semakin mengabur setiap tahunnya. Sekarang ia memiliki kesempatan untuk merasakan halus rambut itu lagi. Setiap kali menyusuri rambut Ayyara seperti ini, darahnya berdesir hebat. Bukan desir yang membuatnya tidak nyaman, desir itu justru memberikan kehangatan yang seolah mengaliri nadinya. Membuatnya merasa nyaman hanya sekedar merasakan helaian itu berada di sela-sela jarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cafuné
Ficción General(n.) running your fingers through the hair of someone you love Ayyara pernah memiliki harapan besar pada Arkavian. Laki-laki yang ia pilih untuk menjadi pasangan hidupnya. Impian sederhana Ayyara itu mulai terwujud berkat pria itu. Namun, Ayyara har...