Chapter - 18
"Jadi lo itu mantan menantu keluarga Amartya?"
Sudah beberapa kali hari ini Arka mendapat pertanyaan itu. Sekarang pun saat ia berusaha menikmati makan siangnya dengan tenang, Darian –yang sejak pagi ada pekerjaanya di luar kantor mendatanginya dan menanyakan hal itu. Wajahnya sudah seperti mengharap sebuah jawaban yang tidak didapatkannya selama ratusan tahun.
"Begitulah" tanggap Arka singkat. Pria itu tetap pada kegiatannya menikmati rawon yang dibelinya di cafeteria. Beragam pertanyaan sudah menodongnya hari ini. Kebanyakan tentang Ayyara dan Shaylee. Ada juga Keyra dan Anjani yang menyempil di antara pertanyaan-pertanyaan itu. Arka sendiri heran bagaimana rekan-rekan kerja perempuannya ada yang tahu soal pembicaraanya di pesta kemarin. Padahal waktu itu hanya ada rekan-rekan kerja laki-lakinya yang tergabung dalam pembicaraan malam itu. Gosip menyebar begitu cepat. Tampaknya pria pun juga gemar bergosip.
Sepertinya orang-orang di kantornya sudah tahu semua kalau dia adalah mantan menantu keluarga Amartya. Orang-orang mulai menyatukan titik-titik yang didapatkan, seperti perihal keakrabannya dengan Jayendra yang merupakan sepupu dari Ayyara yang notabene adalah klien perusahaannya. Sekarang mereka bertanya-tanya alasan perpisahan Arka dan Ayyara.
Seharusnya memang kemarin Arka berpikir-pikir dulu saat tiba-tiba mengatakan hal tak terduga itu. Arka mengakui jika hari itu ia bersikap sangat impulsif. Selain hubungannya dengan Ayyara yang menjadi perbincangan, kedekatannya dengan Jayendra juga diungkit-ungkit. Desas-desus tentang perusahaannya yang memperoleh proyek dari Amarnath tidak lepas dari sangkut paut kepindahan Arka ke Surabaya.
Yeah, apapun itu Arka tidak peduli. Biarlah mereka berkicau sepuas hati.
Hari-hari Arka selanjutnya berjalan lancar. Omongan tentang dirinya dan keluarga Amartya mulai memudar. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Mau seberusaha apapun orang-orang itu mencari informasi, Arka tetap tidak membuka mulut dan keluarga Ayyara sangat-sangat menjaga privasi mereka. Akhirnya huru-hara yang Arka ciptakan itu tenggelam begitu saja. Mereka jelas tidak mau jika selentingan-selentingan yang mengarah negatif itu sampai di telinga Jayendra. Bisa-bisa proyek mereka kena imbasnya.
***
Ada waktu di mana Arka menyesali tidak memutuskan kembali ke Surabaya sejak lama dan memiliki sibuk di Jakarta. Sekarang ia bisa berkumpul dengan keluarga, memantau ibunya secara langsung –dan yang utama tentu saja dekat dengan putrinya. Benar kata kakaknya bahwa tidak seharusnya ia mengasingkan diri. Walau alasan Arka adalah karena hatinya yang belum sembuh dari perpisahannya dengan Ayyara. Nyatanya sekarang luka itu seolah tersamarkan. Kehadiran Shaylee memang mengubah banyak hal.
Proyeknya bersama Jayendra juga berjalan lancar. Tahap pembangunan tower apartemen yang dijalankan sudah sampai pada pra rancangan. Arka sudah mulai membuat rencana anggaran bangunan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cafuné
General Fiction(n.) running your fingers through the hair of someone you love Ayyara pernah memiliki harapan besar pada Arkavian. Laki-laki yang ia pilih untuk menjadi pasangan hidupnya. Impian sederhana Ayyara itu mulai terwujud berkat pria itu. Namun, Ayyara har...