Chapter - 19
Arka bisa memahami jika Hestama masih merasa kecewa padanya meski dirinya sudah berupaya untuk menjelaskan kebenaran yang sesungguhnya. Tanpa Hestama mungkin Ayyara tidak akan pernah terbesit untuk memberitahunya soal Shaylee dan selamanya Arka tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk bersama sang putri.
Mungkin banyak orang akan menganggap Hestama terlalu ikut campur pada urusannya bersama Ayyara. Terlebih sampai mengirim orang untuk memata-matai Arka walaupun hanya pada waktu-waktu tertentu. Arka bisa mengerti sesayang apa Hestama kepada kakaknya.
Rasa sayang Hestama sebagai seorang adik kepada Ayyara memang tak terkira. Ia ingat betul 3 hari menjelang pernikahannya, Hestama menemuinya. Lelaki itu menemuinya sebagai seorang adik yang melepaskan kakaknya untuk dibahagiakan oleh pasangan yang dipilih oleh sang kakak. Arka ingat bagaimana Hestama membuatnya berjanji untuk tidak pernah menyakiti kakaknya seujung kukupun dan jika itu terjadi dirinya sendiri yang harus memulangkan Ayyara ke rumah orang tua mereka. Sayangnya janji Arka malam itu tidak bisa ditepati sepenuhnya. Bahkan Ayyara pulang sendiri ke rumah orang tuanya malam itu tanpa Arka.
Pernah menjadi bagian keluarga Ayyara, ada banyak cerita yang dibagikan kepada Arka. Salah satunya bagaimana masa muda dua bersaudara itu. Hidup di keluarga Amartya tidak sepenuhnya mudah walau terlahir dengan sendok emas. Orang tua Ayyara dan Hestama memang orang tua yang baik bahkan bisa dikatakan sempurna. Surya dan Ilana tidak pernah memaksakan kehendak kepada kedua anak mereka. Baik Surya maupun Ilana membebaskan putra dan putrinya untuk memilih jalan hidup mereka. Sayangnya itu tidak berlaku untuk kakek Dirja Amartya. Semua cucu-cucunya sudah ditentukan garis hidupnya. Begitupun Jayendra yang sejak usia 15 tahun dituntut untuk mempelajari dunia bisnis untuk meneruskan bisnis properti keluarga. Sementara Ayyara dan Hestama diharapkan dapat menjadi seorang dokter handal seperti nenek mereka.
Karena tuntutan dan tekanan membuat Hestama kerap kali menjadi pemberontak. Adik Ayyara itu sering menentang hal-hal yang sudah dipilihkan oleh sang kakek. Itu sebagai bentuk protes atas kekangan yang diterima. Jika Papi Surya dan Mami Ilana tidak pernah berani memberikan pukulan sehalus mungkin kepada anak mereka, maka Kakek Dirja sebaliknya. Kerap kali tongkat panjang menyapa tubuh ketiga cucunya saat mereka tidak sesuai dengan harapan pria tua itu.
Pada hari Hestama menemuinya untuk menitipkan Ayyara seumur hidup pada Arka, lelaki itu bercerita bahwa Ayyara kerap kali membelanya dan melindunginya dari sang kakek yang murka jika Hestama tidak patuh dengan perintahnya. Cerita dari Hestama terus berlanjut hingga sampai pada cerita bahwa Ayyara pernah gegar otak dan tidak sadarkan diri selama 2 hari karena melindunginya dari amukan sang kakek saat pria itu tahu Hestama membolos dari les privat yang sudah diatur kakeknya. Sejak saat itulah, Hestama mengatakan bahwa laki-laki itu berjanji pada dirinya akan selalu melindungi kakaknya dari siapapun dan apapun. Tidak akan membiarkan kakaknya itu terluka sedikitpun.
Jikalau Hestama benar-benar menonjoknya kemarin, Arka pun bisa mengerti dan menerimanya dengan lapang dada. Ia tidak masalah jika pipinya bonyok sekalipun, ia rasa itu harga yang bahkan belum setimpal jika dibandingkan dengan luka yang sudah –tak sengaja Arka torehkan kepada Ayyara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cafuné
General Fiction(n.) running your fingers through the hair of someone you love Ayyara pernah memiliki harapan besar pada Arkavian. Laki-laki yang ia pilih untuk menjadi pasangan hidupnya. Impian sederhana Ayyara itu mulai terwujud berkat pria itu. Namun, Ayyara har...