31

12K 758 15
                                    

Chapter - 31

Arka masih merasa tidak menyangka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arka masih merasa tidak menyangka. Setelah tidur selama 3 jam, laki-laki itu memaksa matanya untuk terbuka hanya untuk memastikan sosok Ayyara yang berada di dekapannya itu nyata. Bukan sebuah ilusi atau imajinasinya semata. Arka melihat Ayyara yang bergelung nyaman di pelukannya. Jari-jarinya menyusup di helaian lembut rambut milik perempuan itu. Merasakan kembali halusnya surai milik Ayyara. Halusnya surai yang dirasakannya itu membuat Arka mendesah lega. Bahwa Ayyara yang meringkuk di dekapannya ini memang nyata.

Jika ditanya apa yang paling dirindukan Arka dari Ayyara. Maka Arka akan menjawab dirinya merindukan saat-saat jari-jemarinya m bisa menyusuri surai hitam-kecoklatan milik Ayyara. Arka selalu ingat bahwa awal mula dirinya tertarik pada Ayyara adalah ketika lelaki itu berusaha membenahi rambut Ayyara yang berantakan saat tertidur di kereta yang membawa mereka pulang ke kota kelahiran setelah menjalani semester perkuliahan yang melelahkan.

Arka merasakan pergerakan dari Ayyara yang menjauh dari pelukannya. Hal itu mengundang tanya dari Arka. Hari masih gelap. Masih ada waktu beberapa jam lagi yang bisa mereka gunakan untuk tidur. Oh jangan berpikiran yang aneh-aneh. Arka dan Ayyara hanya tidur. Kebetulan sekali tidur bersama di kamar yang Arka tempati. Tidak ada yang terjadi selain tidur dalam artian sebenarnya. Kedua orang itu memiliki komitmen sama tentang no sex before marriage. Apalagi hubungan mereka yang belum bisa dikatakan jelas sepenuhnya resmi. Jadi terlalu jauh jika memikirkan mereka akan bercinta setelah berciuman begitu intens. Walaupun ya mereka sama-sama orang dewasa yang jelas tidak awam tentang apa itu kegiatan di atas ranjang.

"Mau kemana? Kita masih bisa tidur selama beberapa jam lagi"

Arka meraih ponselnya yang berada di nakas. Masih pukul 5. Mereka baru tidur pukul 2 dini hari setelah percakapan serius mereka. Terlalu menikmati euforia yang ada, sehingga Ayyara mau-mau saja bergabung dengan Arka untuk tidur di ranjang yang sama.

"Kita berdua jelas tidak mau Hestama memergoki kita tidur di kamar yang sama saat sudah terang nanti"

Sudah ada di kepala Ayyara ketika bergabung masuk ke kamar yang sama dengan Arka dan bersiap untuk terlelap, bahwa perempuan itu akan bangun subuh-subuh dan kembali ke kamarnya sendiri. Jangan sampai ada yang tahu kalau mereka sempat tidur di kamar dan bahkan tempat tidur yang sama.

Mendengar ucapan Ayyara, Arka hanya bisa melepaskan lengannya dari tubuh sang perempuan. Tidak bisa menahan Ayyara karena yang perempuan itu katakan benar. Ada baiknya memang Hestama tidak tahu. Kalau adik Ayyara itu tahu, nasib Arka tidak dapat diprediksi.

***

Mereka bersiap-siap untuk pergi ke Taman Safari Prigen. Sekaligus langsung pulang setelahnya. Karena ini memang liburan singkat. Besok sudah hari senin, anak-anak sudah harus masuk ke sekolah. Dan orang dewasa harus kembali bekerja.

Arka memasukan koper milik Ayyara dan Shaylee saat Hestama mendekatinya dengan tatapan penuh selidik. Hal itu jelas membuat Arka gugup. Pria itu melirik Ayyara yang masih berbincang dengan beberapa penjaga vila. Sementara Shaylee sedang duduk di ayunan bersama Rio untuk menikmati waktu-waktu terakhir mereka di vila.

CafunéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang