Chapter - 28
Anjani kembali ke tempat duduknya bersama Keyra. Putrinya itu sudah menunggunya dengan seseorang. Pasti itu adalah staff yang disuruh Ayyara untuk menemani putrinya. Staff perempuan itu pergi begitu Anjani datang. Di barisan kursi yang tidak banyak ini, sudah ada beberapa tamu yang datang. Ada beberapa seniman lain yang Anjani kenal. Anjani memberikan senyum untuk menyapa beberapa orang itu.
Suasana hatinya jelas berantakan karena pembicaraannya dengan Ayyara. Anjani tersinggung dengan kata-kata perempuan itu soal dirinya yang selama ini selalu mengharapkan Arka. Ada hal kompleks yang tak bisa Anjani jabarkan untuk masalah itu.
Sejak orang tuanya meninggal karena kecelakaan. Ia diasuh oleh paman dan bibinya. Kedua orang itu terpaksa mengurus Anjani karena hanya mereka sanak saudara yang bisa merawat Anjani yang menjadi yatim-piatu kala itu. Ketika Anjani beranjak dewasa, ia dituntut untuk membalas budi atas jasa sang paman dan bibi. Sebetulnya Anjani tidak diizinkan berkuliah, tapi Anjani ngotot. Ia mati-matian belajar agar bisa mendapatkan beasiswa, agar tidak ada alasan bagi paman dan bibinya mengeluhkan biaya kuliahnya. Namun sayangnya Anjani lupa soal biaya hidupnya yang jauh dari kampung halamannya.
Pada akhirnya ia dipaksa untuk berhenti kuliah. Menuruti paman dan bibinya yang bersikeras menikahkannya dengan seorang anak dari kenalan bibinya. Dengan berat hati Anjani menyetujui. Paman dan bibinya selalu menekannya. Anjani terpaksa meninggalkan bangku kuliah dan meninggalkan Arka. Melupakan cinta muda yang sedang bergelora.
Anjani dinikahkan dengan pria yang 10 tahun lebih tua darinya. Pria itu mapan karena memiliki agen sembako dan kebutuhan harian. Ada tiga cabang yang tersebar di satu kecamatan di daerah Anjani tinggal. Jelas pria yang dinikahinya itu dapat dikategorikan orang berkecukupan –sesuai yang diinginkan paman dan bibinya, agar ia menikahi pria kaya.
Anjani tidak berharap banyak pada pernikahannya. Ia menikah tanpa adanya cinta. Hatinya masih tertambat pada sosok yang ia tinggalkan di Bandung. Tapi ternyata pernikahannya itu melebihi ekspektasinya. Reksa seorang pria yang begitu pengertian. Pria itu selalu memuliakan Anjani sebagai istri. Melimpahi Anjani dengan cinta tak terkira. Reksa selalu berusaha mengimbangi Anjani yang memang masih berjiwa sangat muda. Pria itu tidak memaksa Anjani untuk mengimbanginya yang memang lebih dewasa. Ibu mertuanya pun sangat baik. Anjani seperti menjadi istri dan menantu yang begitu beruntung. Saat itu akhirnya Anjani bisa merasa beruntung dan bersyukur bisa lepas dari paman dan bibinya. Sebuah hal yang awalnya ia anggap malapetaka justru memberikannya kebahagiaan.
Anjani pun lupa tentang Arka. Perasaannya pada lelaki semasa kuliahnya itu padam dengan sendirinya. Digantikan dengan nyaman bersama suaminya. Apalagi saat dirinya dinyatakan mengandung. Nama Arka rasanya sudah tidak pernah lagi membayangi Anjani. Perempuan itu sudah mulai menaruh hati pada sang suami.
Nyatanya Anjani harus kembali menelan pil pahit saat lagi dan lagi orang terdekatnya harus pergi darinya dengan cara yang sama. Reksa mengalami kecelakaan dan meninggal. Hidup Anjani langsung berubah drastis. Tidak ada lagi yang membelanya. Ibu mertuanya meninggal setahun setelah pernikahannya dengan Reksa karena penyakit bawaan. Kematian Reksa membawa kehancuran baru bagi Anjani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cafuné
General Fiction(n.) running your fingers through the hair of someone you love Ayyara pernah memiliki harapan besar pada Arkavian. Laki-laki yang ia pilih untuk menjadi pasangan hidupnya. Impian sederhana Ayyara itu mulai terwujud berkat pria itu. Namun, Ayyara har...