Chapter - 04
Ada kebakaran di bagian dapur. Hindra dan Junanda sedang tidak bisa diandalkan. Hindra sedang ada perjalanan bisnis dan Juna sedang sibuk-sibuknya mengurus laporan akhir bulan. Mau tak mau harus Arka yang mengecek kondisi café karena kedua temannya tidak bisa. Hanya Arka yang paling longgar saat ini. Café sementara harus ditutup karena kerusakan dapur. Jadi Arka harus mengurus perbaikan, memantau selama beberapa hari di sana. Setidaknya sampai Hindra kembali.
Mata elangnya memindai dapur yang sebagian hangus. Setidaknya ada beberapa barang yang bisa diselamatkan. Beruntungnya kebakaran belum menyebar jauh. Sehingga tidak ada kerusakan lain selain di bagian dapur. Tidak ada korban jiwa maupun luka. Hal lain yang patut disyukuri.
Arka mengarahkan beberapa orang yang bekerja melakukan perbaikan. Setelah menyampaikan keinginannya pada pekerja itu, Arka kembali ke bagian depan lalu duduk di salah satu meja yang di atasnya sudah ada laporan keuangan dan ketersediaan bahan baku cafenya. Arka mengecek beberapa berkas itu. Mumpung dia sedang ada di Surabaya, sekalian saja mengecek bagaimana kondisi bisnisnya ini berjalan. Tahun lalu mereka membuka cabang di Malang. Kata Hindra di sana potensial untuk mendirikan bisnis café. Lokasi di sana masih menyewa. Setiap dua minggu sekali Junanda akan pergi mengecek ke sana. Di antara ketiganya, memang hanya Arka yang paling jarang melakukan apa-apa untuk café. Pernah sekali Hindra dan Junanda membuat lelucon tentang gaji buta pada Arka karena keabsenan laki-laki itu untuk mengurus bisnis mereka. Hindra mengurus café mereka yang ada di Surabaya. Junanda sesekali mengecek cabang yang ada di Malang. Apalagi profesi lelaki itu sebagai akuntan membuat Juna juga mengurus alur keuangan café. Maka dari itu, kali ini Arka akan bertanggung jawab penuh.
"Arka. Aku boleh memberikan lukisan untuk ditaruh di sini?"
Pria itu mengangkat kepalanya dari tumpukan laporan yang sedang dibacanya.. Ada Anjani yang menatapnya dan di sebelah perempuan itu ada Keyra yang duduk manis menemani sang ibu. Keduanya memang ikut Arka ke Surabaya. Bukan dengan maksud mengikuti pria itu saja. Anjani menghadiri salah satu pameran di Surabaya di mana salah satu karyanya ditampilkan dan tentu saja putrinya ikut serta karena tidak ada yang menjaganya di Jakarta.
"Boleh. Silakan."
Arka kemudian larut kembali dengan berkas-berkas yang dibaca. Membiarkan Anjani dan Keyra melihat-lihat cafenya dan melakukan apa yang perempuan itu mau.
Pekerjaan tukang yang melakukan perbaikan berlangsung lebih cepat dari perkiraan Arka. Mungkin karena kerusakan tidak sebegitu besar jadi perbaikan bisa rampung dengan cepat. Selama di Surabaya Arka tidur di rumah ibunya dan menyempatkan diri untuk mengunjungi sang kakak. Tapi tentu saja tidak mengajak Anjani. Perempuan itu dan putrinya menginap di hotel.
Saat akan kembali ke Jakarta. Arka menyempatkan untuk melihat kondisi café. Sudah ada Hindra yang kembali dari perjalanan bisnisnya. Dia berbicang-bincang sedikit dengan Hindra membahas keberlangsungan café yang berjalan cukup baik. Mereka punya dana talangan untuk mengurus perbaikan kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cafuné
General Fiction(n.) running your fingers through the hair of someone you love Ayyara pernah memiliki harapan besar pada Arkavian. Laki-laki yang ia pilih untuk menjadi pasangan hidupnya. Impian sederhana Ayyara itu mulai terwujud berkat pria itu. Namun, Ayyara har...