Chapter - 07
Rumah utama Surya Amartya hari ini ramai dengan anak dan menantu. Ayyara tiba di rumah orang tuanya bersama Shaylee yang langsung berlari ke pelukan sang nenek yang sudah menunggu kedatangan mereka. Memang sudah ada agendanya. Setiap 3 atau 4 minggu sekali, mereka akan berkumpul di rumah besar. Surya dan Ilana ingin memiliki waktu bersama anak, menantu dan cucu walau di tengah-tengah kesibukan yang mencekik.
Di ruang keluarga sudah ada Hestama yang menikmati secangkir kopi. Adiknya itu berbincang dengan sang ayah. Sudah pasti pembicaraan mereka tentang pengelolaan rumah sakit.
"Mbak"
"Udah lama, Ru?"
Ayyara membalas sapaan adik iparnya. Rukha, istri Hestama.
"Baru sejam yang lalu"
Anggukan Ayyara berikan sebelum akhirnya pamit untuk pergi ke kamarnya. Tubuhnya berkeringat karena baru mengajar kelas pilates, jadi yang paling dibutuhkan oleh perempuan itu adalah mandi. Sebelum akhirnya bergabung untuk makan malam. Pandangannya sekilas mengarah pada Shaylee yang sibuk berceloteh riang bersama ibunya. Melihat senyum lebar Shaylee yang terlihat sangat bersemangat menceritakan kesehariannya di sekolah, membuat hatinya diselubungi kehangatan.
***
Makan malam itu berlangsung khidmat. Keluarga itu sempat berbincang-bincang panjang. Hingga saat ini tersisa Ayyara dan kedua orang tuanya di ruang keluarga. Hestama dan Rukha menemani anak mereka bermain di taman belakang bersama Shaylee.
"Kamu nggak mau pindah lagi ke sini, Ay? Kan bulan depan Shaylee udah masuk SMP. Sekolahnya juga di sini, kasihan kalau dia harus melewati perjalanan jauh terus. Waktu SD kemarin aja dia harus bangun lebih pagi karena sekolahnya nggak deket"
"Sidoarjo ke Surabaya bisa lewat tol, Mi. Jadi nggak lama-lama banget"
"Iya, tapi kan kasihan"
Ilana lah yang mencoba memulai percakapan kembali. Wanita itu membujuk sang putri untuk mau kembali tinggal sepenuhnya di rumah utama. Bagaimanapun ia dan suami merasa kesepian karena anak-anak mereka memutuskan tinggal di rumah masing-masing. Ayyara sudah tidak tinggal di rumah utama setelah melahirkan. Keadaan saat itu memang lebih baik untuk Ayyara untuk tidak tinggal di rumah utama.
Ibu dua anak itu melihat putri sulungnya yang memang tidak begitu berminat untuk menuruti permintaannya. Ayyara sudah merasa nyaman dengan rumahnya yang sekarang. Di rumah itu lah Ayyara yang dulu patah menemukan kedamaian. Tapi sebagai ibu tidak salah kan jika dia ingin anak-anaknya tinggal dekat dengannya.
Ayyara sedikit tersentak saat punggung tangannya merasakan kelembutan tangan sang ibu. Ibunya menatapnya sendu. Ibu jari perempuan itu mengelus punggung tangannya. Sudah lama ia tidak merasakan sentuhan ibunya. Untuk sesaat ia ingin kembali menjadi Ayyara yang berusia 10 tahun, yang begitu dimanjakan oleh kedua orangtuanya. Yang belum tahu benar apa itu lika-liku kehidupan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cafuné
Ficción General(n.) running your fingers through the hair of someone you love Ayyara pernah memiliki harapan besar pada Arkavian. Laki-laki yang ia pilih untuk menjadi pasangan hidupnya. Impian sederhana Ayyara itu mulai terwujud berkat pria itu. Namun, Ayyara har...