38 [fin]

34.3K 1K 43
                                    

Chapter - 38

Meski masih merasa dongkol pada Anjani, Arka tetap datang ke rumah sakit setelah menyelesaikan pekerjaannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meski masih merasa dongkol pada Anjani, Arka tetap datang ke rumah sakit setelah menyelesaikan pekerjaannya. Selama di Jakarta ia menghandle pekerjaannya secara remote. Pak Arman juga baik sekali padanya membiarkannya menggunakan ruangan lamanya di kantor Jakarta sehingga ia bisa memanfaatkan perangkat yang ada di sana.

Arka datang saat hari sudah sore saat Arka bertandang ke ruangan Keyra. Gadis itu terlihat sedang dibantu perawat untuk duduk di ranjang. Sepertinya gadis itu baru dari kamar mandi. Arka mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan dan tidak menemukan Anjani. Kemana perempuan itu? Apa dia sudah tidak punya nyali untuk menampakkan diri di depan Arka?

"Ibu lagi ketemu klien sebentar" Ujar Keyra saat menyadari tatapan mata Arka yang meliar kemana-mana.

"Emm. Aku mau bicara, Om"

Arka tertegun sebentar menyadari jika panggilan Keyra padanya sudah berubah. Ia pandangani putri Anjani itu yang sedang memilin-milin ujung selimut rumah sakit yang menutupi separuh tubuhnya. Keyra tampak gelisah, beberapa kali Arka menangkap gadis itu menggigit bibir bawahnya sendiri.

"Ada apa, Key?" Tanya Arka setelah menyeret kursi untuk berada di sebelah ranjang rawat Keyra. Benar. Mereka butuh untuk berbicara. Hari ini sepertinya adalah waktu yang tepat untuk mengobrol dalam dengan gadis itu. Menyampaikan niatnya kemarin yang sudah diutarakannya kepada Anjani. Berusaha membuat Keyra mengerti tentang hubungan mereka yang tidak bisa lagi selayaknya dulu. Ada batasan yang harus ditegakkan sekarang. Arka tidak bisa lagi menjadi sosok ayah untuk gadis itu dan Keyra harus memahaminya dan tidak lagi menganggap Arka sebagai seorang ayah untuknya.

Arka menunggu Keyra menjawab pertanyaannya dengan sabar. Gadis itu sepertinya masih berperang dengan benaknya sendiri. Sudah bermenit-menit lamanya, tapi Keyra tidak kunjung membuka suara setelah meminta Arka untuk berbicara dengannya. Gadis itu masih sibuk memilin-milin selimut sampai membuatnya menjadi kusut.

"Key mau minta maaf"

Akhirnya gadis itu mau membuka suara di menit kesepuluh. Arka menajamkan telinganya karena suara Keyra sangat lirih.

"Maafin Key yang pernah berniat egois buat milikin om sebagai ayahku seutuhnya. Padahal aku nggak ada hak sama sekali untuk itu. Aku bukan siapa-siapanya Om sejak awal. Cuma anak kecil beruntung yang bisa dianggep sebagai anak oleh Om Arka setelah ayahku sendiri meninggal. Maafin ibu juga. Ibu cuma pengen aku seneng dan nggak sedih. Makanya ibu buat permintaan seperti itu"

Alis Arka menukik saat Keyra menyinggung soal permintaan Anjani. Apa sewaktu Arka dan Anjani berseteru kemarin, Keyra mendengarnya? Atau Anjani yang menceritakannya kepada Keyra? Tapi sepertinya yang opsi itu bukanlah jawaban yang tepat. Anjani tidak akan tega menceritakan perseteruan mereka kemarin karena itu pasti akan sangat melukai Keyra.

"Om nggak perlu susah payah ngebuat aku ngerti posisi kita. Aku sudah mengerti dan paham. Terima kasih ya, om sudah mau jadi sosok ayah buat aku selama ini. Terima kasih, berkat Om aku nggak merasakan pahitnya hidup tanpa kasih sayang seorang ayah. Sekarang Om Arka udah nggak perlu ngelakuin itu lagi. Masa kecilku sampai remaja ini sudah cukup indah dengan adanya m sebagai sosok ayah. Sekarang m sepenuhnya buat putri om. Om boleh pulang ke rumah putri om habis ini. Buat Caca seneng dengan om yang selalu ada di sisinya"

CafunéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang