08

20.7K 1.3K 32
                                    

Chapter - 08

Hestama memasuki rumah kakaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hestama memasuki rumah kakaknya. Lelaki itu bisa melihat sang keponakan yang sedang bermalas-malasan di ruang tengah. Tapi ada yang berbeda. Air muka keponakannya itu terlihat sendu sambil memandangi layar ponsel. Karena itu Hestama melangkah lebih cepat dan menjatuhkan tubuh di sebelah tubuh sang keponakan.

"Kenapa wajahnya ditekuk gitu sih?"

Shaylee hanya mencebik. Gadis itu bangkit dengan lesu.

"Liburanku membosankan sekali. Aku mengundang Vanya ke rumah tapi anak itu bilang sedang kencan bersama ayahnya"

Sekarang Hestama tahu apa yang menjadi sumber kesenduhan sang keponakan. Gadis itu memang sedang berada di liburan semester. Bukannya Shaylee tidak pernah diajak berlibur ke luar. Bahkan dua hari yang lalu mereka baru pulang dari Bali. Tidak bukan dan tidak lain yang menjadi poin di sini adalah sosok ayah. Keponakannya itu iri dengan teman-temannya yang bisa memiliki waktu bersama sosok ayah yang tidak pernah Shaylee peluk. Benar. Arkavian. Mantan suami kakaknya itu tidak tahu bahwa dirinya memiliki anak yang sudah sebesar ini.

Hestama pernah sangat dekat dengan sosok yang kakaknya cintai. Pertama kali melihat Arka yang datang ke rumah orangtuanya, kesan yang didapat oleh Hestama adalah Arka seorang laki-laki yang baik. Seiring dengan hubungan kakaknya dan Arka yang terus berlanjut begitu pula hubungan Hestama dengan kekasih kakaknya itu. Sebut saja mereka sefrekuensi. Saat laki-laki itu bertandang ke rumah tidak jarang Hestama lebih banyak menghabiskan waktu bersama Arka dibandingkan kakaknya sendiri. Kerap kali ia menerima kecemburuan dari sang kakak yang ditanggapinya dengan tawa.

Melihat kakaknya yang selalu terlihat bahagia saat bersama Arka membuat Hestama yakin pada laki-laki itu. Hestama percaya bahwa Arka bisa menjadi sosok pasangan yang sempurna bagi sang kakak. Hestama memberikan kepercayaannya pada Arkavian. Selain restu dari orang tua. Restu darinya juga penting 'kan? Ia adalah adik yang paling menyayangi kakaknya. Ia memberikan restu kepada Arka untuk menjadi pasangan kakaknya, untuk menjalani bahtera rumah tangga. Ia selalu menganggap Arka itu laki-laki tanpa cela. Jadi saat berita perpisahan kakaknya terdengar sampai telinganya, Hestama masih tidak percaya.

Malam itu, memang Hestama yang menjemput sang kakak dari Bandung. Waktu itu memang ia ingin melayangkan bogeman pada wajah suami kakaknya. Hestama tentu merasa kecewa dengan apa yang menimpa sang kakak. Ia mulai meragukan penilaiannya pada Arka. Emosinya pun meledak-ledak melihat kakaknya dilukai. Ingin menjadikan Arkavian sebagai samsak tinju untuk meredakan kemarahannya tapi kakaknya tentu tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Tidak ada yang boleh melukai wajah tampan suami kakaknya itu.

Hestama tidak bisa tinggal diam. Orang kepercayaannya yang ia perintahkan untuk memata-matai Arka pun mengatakan benar adanya jika laki-laki itu kerap kali menghabiskan waktu bersama perempuan bernama Anjani dan anaknya. Hal itu menambah kemarahan Hestama.

CafunéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang