10. Dia (2)

359 20 2
                                    

Tandai typo ⚠️

H a p p y  R e a d i n g
__________________________

Suasana di cafe yang Ariel tempat agak ramai,kini dirinya sedang duduk ditemani oleh kopi yang sempat ia pesan tadi.

"Assalamu'alaikum,Gus!" Saut seseorang itu,sambil tersenyum ke arah Ariel.

Ariel berdecak pelan,"waalaikumussalam,Rabit."

"Dih!nama gue maen ganti aja Lo!" Ucap Radit tak terima.

bagaimana tidak? namanya itu sudah bagus nan sangat bagus!malah diganti Rabit.itu kan kelinci, kelinci kan dalam bahasa Inggris nya Rabbit!masa iya,ia kn gantengg nya yang seperti Angga Yunanda,malah disamain sama kelinci.kek nya emang mata si Ariel tuh harus dicuci!biar tau mana yang ganteng sama yang enggak.

"Nama gue tuh,Radit. R-A-D-I-T,"

"Rabit."pungkas Ariel

"Semerdekah Lo!" Final Radit,dan Ariel terkekeh pelan saat berhasil membuat sahabat nya itu kesal.

"Kenapa?" Tanya Ariel to the point

Radit yang sempat menatap Ariel sinis kini beralih serius.

"Waktu Ummi Salma di rumah sakit,Lo kemana?" Tanya Radit mulai mengintimidasi sahabat nya itu.

Ariel yang mendengar pertanyaan itu seketika terdiam tak menjawab.

Radit menghembuskan nafasnya panjang."bisa gak sih,Lo kalau dia ngajak ketemu hubungin gue dulu!"

"Gue gak punya nomor lo." Jawab Ariel, jujur.

"Y-ya Lo bisa hubungin teman-teman Lo" tuturnya.

"Kalo gak,Raffa."

"Gue gak mau mereka terlibat ke masa lalu gue,Dit." Bukan tanpa alasan,ia tidak menceritakan masa lalunya pada teman-temannya,sejauh ini yang mengetahui hal itu Raffa dan sahabatnya yang kini sedang bersamanya.

Ia takut mereka akan menganggap bahwa berteman dengan dengannya itu hanya mencari zona tak aman, karena sudah beberapa kali teman terdekat ada yang hampir dicelakai,dan ada pun yang mengadu domba kan temannya, hingga terjadi permusuhan karena kesalahpahaman.

"Tapi mereka tetep terlibat,Ril.karena mereka itu temen lo,dan orang terdekat Lo."

"Secara sudah pasti dia juga bisa nyelekain mereka suatu saat."lanjutnya.

Ariel dilanda kebingungan sekaligus cemas,yang diucapkan Radit ada benarnya juga. Di Satu sisi,ia tidak ingin melibatkan teman-temannya,namun disisi lain, mereka termasuk orang terdekatnya,yang sudah pasti di terlibatkan.

Mengingat bahwa orang itu ingin menyiksanya, dengan cara melukai orang terdekatnya. Atau bahkan mengadu domba kan nya, sehingga dirinya dijauhi.

Radit menepuk pundak sahabatnya itu. "Mereka harus tau, sebelum dia yang memberi tahu, Ril." Tutur Radit.

"Jika sampai itu terjadi..."

"Maka temen Lo bakal kecewa,sama lo!" Tekan nya.

•••

Ting..tong...

Aurel yang sedang membantu Bi Nina pun berniat membuka pintu.

"Mau kemana, Neng?"tanya Bi Nina.

"Ke depan,bi.tadi Aurel denger ada yang mencet bel."

"Lho?"

"Hai" sapa orang yang ada didepan Aurel itu.

"Rangga?" Tanya Aurel, "Lo udah balik ke Jakarta?"

"Hehe... Assalamu'alaikum,Aurel," salamnya hangat, Rangga Aliandra nama lengkapnya. Seorang teman Aurel saat dirinya duduk di bangku SD. Meskipun sudah tak satu sekolah, Rangga masih sering menanyai kabar Aurel,dan bertemu dengan nya. Rumah Aurel waktu itu di Bogor,Dan Rangga pindah rumah ke Jakarta setelah lulus SD,dan itu yang membuat mereka jarang bertemu. Namun,saat Aurel tinggal di Jakarta, Rangga malah tinggal di Australia,entah kenapa,Aurel pun tidak tahu alasannya,ia hanya diberitahu saja. Dan sekarang,orang itu muncul didepannya lagi setelah 2 tahun tak jumpa.

"Waalaikumussalam,Masuk aja,Ga."

•••

"Lo,pulang ke Indonesia kapan,Ga?" Tanya Aurel.
Mereka berdua sedang mengobrol diruang tamu.tidak berdua,tapi ditemani juga oleh bi Nina.karena Maulana,ayah dari Aurel, sekaligus majikannya, meminta agar menemani Aurel jika ada teman laki-laki yang main ke rumahnya,atau mengawasinya. Dikarenakan agar tidak terjadinya khalwat. Dan itu pun tidak dipermasalahkan oleh Aurel.

"Tiga atau empat hari yang lalu mungkin..."jawab Rangga.

"Kok gak ngabarin gue?"

"Kan biar surprise lah, makanya gak dikasih tahu"tutur Rangga."kan kalau dikasih tempe beda cerita, namanya bagi-bagi rejeki."lanjutnya disertai kekehan kecilnya.

"Rel..?"

"Ya?"

"Kenapa setiap kita ngobrol pasti ada orang lain juga?"

Aurel mengerenyit bingung,

"Maksudnya kenapa kita gak pernah bicara berdua tanpa ada orang lain liat atau apa gitu" jelasnya,ya Rangga baru ngeh ternyata.

"Oh,biar gak terjadinya khalwat,Ga." Ucap Aurel.

"Khalwat?"dan Aurel pun mengangguk.

"Maksudnya?" Tanya Rangga.

"Khalwat itu, artinya ada dua,Ga.yang pertama,itu yang negatif, dimana bertemunya laki-laki dan perempuan yang bukan mahram, dan hanya berdua saja di tempat yang sunyi. Sedangkan yang ke dua,yang positifnya, khalwat juga bisa disebut dengan seseorang yang menyendiri dari keramaian agar untuk mendekatkan diri ke pada Allah SWT." Jelas Aurel.

"Owh begitu ya?"

"Iyaa."

"Ciri-ciri calon ustadz."

"Kok ustadz?"

"Iya, soalnya Lo tuh tahu banget tentang begitu an." Ucap Rangga, sembari memakan cemilan yang dihidangkan.

"Kalau ustadz kan laki-laki,Ga.." tutur Aurel, mengembuskan napasnya panjang.

"Iya ya. Kok gue lupa sih?" Bingung nya pada diri sendiri."terus kalo perempuan apa, Rel?"

"Ustadzah!"

"Nah iya!"

"Iya apa?"

"Iya ustadzah Aurel..."

"Aamiin..." Rangga pun tersenyum kecil.

"Doain ya Ga?biar bisa kek Bunda." Tutur Aurel.

"Aamiin... pastinya,Rel!"

•••

Pikiran Ariel kini sedang bingung,ia teringat apa yang Radit bilang padanya di cafe tadi,antara menanggung semua nya sendiri,yang bisa membuat kesalahpahaman dengan orang terdekatnya.atau, memberitahukan semua masalah ini pada teman-temannya,yang mungkin nantinya akan kecewa pada dirinya. "Gue harus gimana Li?"

•••

"Lo masih nyimpen foto ini ternyata,"ucap Rangga sembari mengambil salah satu foto yang ada di nakas ruang tengah, sepertinya Aurel lupa menaruhnya kembali di kamarnya.

"Iya, menurut Lo,apa gue bakalan ketemu sama dia lagi?"

•••

Janlup votmen><

Next>>>

ARSHALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang