37. togetherness

40 1 0
                                    

hallo 👋
jangan lupa tekan gambar bintang nya yaaa
sama comment nya jugaaa><
semoga sukaaa><
AMIIN...

tandai typo ⚠️

happy reading 💐
------------------

Diperjalanan menuju pulang ke asrama, banyak pertanyaan yang dikeluarkan oleh Rahma dan Syifa. Iya benar Rahma, aneh memang, biasanya ia yang paling diam. Suasananya juga tidak secanggung tadi lagi.

"Kok kamu gak pernah bilang kalau kamu udah deket sama keluarga kyai Hafizh dari lama, La?" Tanya Syifa. Jika saja tadi ia tidak ikut, pasti tidak akan tahu hal ini. Itu pun Ummi Salma yang bercerita pada mereka berdua.

"Kan enggak ada yang nanya, hehe..."

"Bisa aja kamu la..."

"Hmm...."

"Kenapa ma?" Tanya Aurel, sepertinya ada hal yang ingin dirinya pertanyakan padanya.

"Jadi...."

"Kenapa ma? Jangan bikin kita penasaran dong," sanggah Syifa yang berdiri menghadap ke Rahma sembari kedua tangannya di pinggang.

Rahma menoleh ke arah Aurel, dan Aurel menunggu apa yang ingin Rahma katakan.

"Yang waktu itu Ning Faiza bilang...bener enggak?" Tanya Rahma. Ia baru berani bertanya soal ini lagi pada Aurel, karena waktu itu sempat terpotong oleh ucapan Faiza.

Syifa pun turut menoleh kepada Aurel. "Iya la, itu bener ngga sih?"

"Menurut kalian?" Tanya balik Aurel.

"Kok nanya balik sih laaa" heran Rahma.

Aurel tersenyum kecil, "kalaupun aku bilang enggak, apa kalian percaya, walaupun pun aku gak ada bukti?"

"Eh?em...." Syifa dan Rahma tak bisa menjawab pertanyaan itu.

"Maka dari itu, aku bertanya sama kalian, apa menurut kalian, ya atau tidak?" lanjut Aurel. "Eh udah lah jangan bahas itu, lupain aja"

"Tapi kan la..."

"Nanti akan ada saatnya ,"

"Hmm, okeee"

"Aku duluan ya la, ma, assalamu'alaikum!"

"Waalaikumussalam"
Syifa memang tidak sekamar dengan Rahma dan Aurel.

Aurel menoleh ke arah Rahma yang menoleh ke arahnya. "Kenapa la?" Tanya Rahma.

"Kamu gak mau duluan?" Tanya Aurel yang cukup ambigu bagi Rahma yang mendengarnya.

"Maksudnya?"

"Kamu duluan aja, takutnya nanti kamu juga dijauhin gara-gara deket sama aku," jelas Aurel.

"Kenapa ngomong gitu?" Tanya Rahma, Rahma menggenggam tangan Aurel dengan erat. "Kalau bisa bareng, kenapa harus duluan?" Ucapnya sambil tersenyum ke Aurel.

Sudut bibir Aurel terangkat naik mendengar perkataan Rahma barusan. "Urusan mereka jauhin aku ya udah gak papa toh, kan gak ada yang bisa larang" tutur Rahma.

•••

"Raffa sama Ariel kemana?" Tanya Bintang yang sedari tadi tidak melihat presensi kedua temannya itu. Dirinya bersama yang lain tengah berada di dapur Santriwan.

"Kalau si Raffa tadi kalau gak salah bilang nya mau ke ndalem," tutur Zidan. Tangannya dengan gesit memotong sayuran yang hampir selesai.

"Ini yang bener aja potongan nya woy!"

ARSHALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang