19.Mengajar ngaji

205 16 0
                                    

ini lanjutan part 16 ya ges yaaaa
Udah dulu Flashback nya ntar lagi

Jangan lupa vote nya

Tandai typo ⚠️

H a p p y   R e a d i n g
____________________________

"Jadi mereka salah paham?" Tanya Ardan dan diangguki oleh Ariel.

Ariel dkk kini sedang berada di kantin sekolah, sedang duduk sambil menikmati bakso yang ada di atas meja nya.

Flashback on...

"Gue mau lo selesain kesalahan pahaman ini!" Ucap Raffa tegas pada sahabatnya itu.

"Tapi-"

"Mau sampe kapan?" Suara yang tadinya berbicara dengan tegas, berganti dengan lirih. Ariel bergeming tak menjawab pertanyaan itu.

Raffa yang sedari tadi duduk diatas motor nya kini turun, meraih pundak sahabatnya itu "Inget Ril,perlahan rahasia itu akan terungkap pada akhirnya,bukan karena paksaan tapi karena keadaan" ucapnya.

Perlahan Ariel mengangguk,ada benarnya juga apa yang dibilang sahabatnya."oke"

Hanya satu kata,tapi membuat bibir Rafa tersenyum meskipun hanya sekejap.

Flashback off...

"Sorry..."

Ariel menatap pada Bintang,lalu ia tersenyum "Santai aja Bin,lagian salah gue juga gak ceritain ini ke Lo semua" tuturnya.

"Demi apa! tadi Ariel senyum kek ngajak nikah!" Ucap Utari,ya teman Aurel yang satu ini rupanya juga termasuk salah satu pengagum Ariel juga ternyata.

"Raffa juga Cok! Sumpah dia ganteng ga ada obeng!" Sahut Jihan ikut-ikutan.

Uhuk!

Aurel tersedak saat meminum es teh miliknya. Apa? ganteng? Oh jelas!punya gue." Ucapnya dalam hati.

"Kenapa Lo?es punya Lo ga bisa ganti jadi kuah bakso kan?" Tanya Jihan ngelantur.

Aurel hanya menggeleng kecil,dan terkikik geli dalam hatinya saat melihat kedua temannya ini.

Meja mereka memang sedikit berdekatan,hanya terhalang 1 meja saja dengan Ariel dkk.

"Baikan kan ini?" Tanya Zidan, sungguh ia panas dingin dengan pembahasan tadi,takut terjadi perkelahian antar sahabatnya ini, jangan sampai hancur,entar gak bisa minta traktir lagi dong.

"Selalu!kita kan best pren poreper!" Ucap Ardan.

"Heleh... sok-sokan ngomong bahasa Inggris Lo!" Cibir Zidan.

"Yaudin ntar gue ganti jadi bahasa Arab, gimana tuh?"

"Lebih susah sih" sahut Bintang.

"Susahnya?"

"Lo,Baca Qur'an aja tajwidnya  sering lupa tuh"

Ardan melirik Chandra sinis, temannya yang satu itu sekalinya ngomong kenapa harus fakta!

"Itu mulut apa pisau ya?fakta bener"

"Tajam Cok tajam!" Koreksi Bintang.

Ariel ikut terkekeh melihat kerandoman teman-temannya ini,namun netranya tak sengaja bertubrukan dengan seorang gadis yang terhalang hanya satu meja dengan meja yang dirinya dan teman-temannya tempati.

Aurel yang mendapat tatapan balik dari sang empu langsung memalingkan wajahnya. Niat untuk melihat Raffa malah mendapat tatapan dari temannya.

Raffa yang sedari sudah tau,terkekeh melihat ekspresi Aurel saat sahabatnya menatap kearah nya.

ARSHALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang