31.Bukan dia

88 5 0
                                    

Bismillah....

SEMOGA SUKAAA AAMIIN

Jangan lupa tekan gambar bintang nya dan juga comment yaaa><

Tandai typo;)

Happy reading 💐
_______________________________________

•••

Di waktu dimana matahari akan menyelesaikan tugasnya, Radit mendapat telpon dari ibunya yang ternyata sudah pulang ke Jakarta. ia pun diminta pulang oleh ibunya, lalu Radit izin dan bilang pada teman-temannya. Sebelum ke rumah, Radit memutuskan untuk membelikan nasi uduk kesukaan ibunya. Karena antrian yang cukup memakan waktu, ia duduk disalah satu kursi yang disediakan dan mengeluarkan benda pipih dari jaket yang dikenakannya.

"Gue gak akan biarin Ariel hidupnya tenang!"

Suara yang terdengar samar-samar olehnya itu mampu mengalihkan fokus Radit, ia lalu mencari sumber suara itu, dan setelahnya ia mengindap.

'Anak-anak Deimos?'

Ya, ternyata mereka anak-anak Deimos dan...ketua?

"Gue akan buat dia ngerasa bersalah!" Tutur orang itu lagi.

Radit berdecak sebal karena tak dapat melihat jelas wajah orang itu. Dari punggungnya saja, ia pastikan sepertinya bukan 'dia' yang dirinya maksud. Lantas siapa? Tapi sekilas memang mirip, membuat dirinya sedikit bingung. Disana juga ada Devan juga Kevin.

Devan tersenyum meremehkan, "Bukan buat deketin gadis itu?" Tanya Devan, mengundang emosi dalam diri orang yang ada didepannya itu.

'gadis siapa?'

"Itu urusan gua, bangsat!" Tekan orang itu.

"Gua tau, tujuan lo balik ke sini itu cuma buat ketemu gadis itu bukan, Rangga Aliandra?"

Drrrttt.... Drrrttt...

Sial, di situasi yang seperti ini kenapa harus ada yang menelpon! Radit segera pergi dari tempat itu dan mengurung kan niatnya membeli nasi uduk untuk ibunya.

"Sial, ada yang nguping, bangsat!" Umpat Kevin.

Anggota Deimos seketika langsung mencari sumber suara itu, tapi tak ada sesiapa pun.

Ting!

Rangga membelakangi Devan lalu membuka pesan yang baru masuk itu.

Jihan Aprilia: Aurel lgi di pondok, emng dia gk ngasih tau lo?

Tanpa niat membalas ia langsung memasukkan kembali handphone nya pada saku jaket yang ia kenakan.

"Lo baru aja buktiin ke gua kalau ucapan gua yang tadi itu benar?" Tutur Devan yang rupanya membaca pesan itu juga.

Rangga berbalik, dan menatap tajam pada Devan. Kevin yang was-was takut akan terjadi baku hantam antar keduanya, berusaha memisahkan. "Udah woy udah!"

Rangga menarik kasar kerah baju Devan, "berani lo sama gua hah?!"

"Lo siapa? Lupa, kalau lo bukan ketua, bangsat!"

Bugh!

"Cukup woy! Kok malah berantem anjr?!"

Kevin melerai keduanya dan menjauhkan Devan dari Rangga. Begitu pun dengan yang lain berusaha menghalang Rangga untuk menghentikan aksinya.

Rangga berdecak kesal juga emosi, ia menepis tangan orang yang memegangi nya lalu menyambar kunci motornya dan melenggang pergi.

ARSHALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang