11.Pasar

359 18 0
                                    

janlup votmen><

Tandai typo ⚠️

H a p p y  R e a d i n g
______________________________


Pagi ini Aurel sedang ke pasar bersama Bi Nina, menemaninya berbelanja. Dari pada gabut kan mending ikut sama Bi Nina aja. monolog Aurel.

"Neng,sini dulu mau beli sayuran," ucap Bi Nina pada Aurel.

Banyak jenis sayuran yang tertata rapih di tempat itu, seperti kol, brokoli, wortel dan masih banyak lagi.dan ternyata tersedia buah-buahan juga.Aurel kini tengah memilih buah-buahan, sedangkan Bi Nina memilih sayuran.

"Neng,mau bibi masakin apa?" Tanya Bi Nina.

Aurel yang mendengar kalimat itu merasa Dejavu,ia teringat saat ibunya masih ada.

"Bunda lagi masak apa?"tanya Aurel kecil pada ibunya,tak lupa dirinya juga memakai bando kelinci yang merupakan hadiah dari ayahnya.

"Bikin tumis kangkung,sayang..." Ucap sang ibunda,lalu dirinya sedikit membungkuk,lalu mencium kening putrinya itu,dan mengelus pipi sebelah nya setelahnya.

"Wahhhh.... pasti enak." Girang Aurel kecil.

"Sayangnya bunda...mau bunda masakin apa nih?"

"Neng?"

"Eh--iya bi,ayam kecap bi." Jawab Aurel,entah kenapa sekarang dirinya malah teringat kenangan-kenangan manis ketika bersama ibunya.

Secara pelan, Bi Nina menepuk pundak anak majikannya itu,"Neng, keinget Bunda?" Tanya Bi Nina.

Aurel hanya tersenyum tak menjawab,lalu netranya tak sengaja mendapat orang yang ia kenal. "Raffa?", Bi Nina pun melirik ke arah dimana Aurel menatap."Ngapain A Raffa ke pasar?"

•••

"Ini kangkung,apa bayam?" Tanya nya pada diri sendiri.Ardan.

"Itu Sawi,markonah!" Beritahu Chandra pada temannya itu.dirinya juga sedang memilih sayuran.

"Gak pernah bantu emak masak nih pasti." Tutur Zidan sekenanya.

"Sembarang Lo ngomong!tapi iya sih..." Tutur Ardan menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.

"Parah Lo!ga kasian apa,Lo sama emak?"tanya Bintang.

"Kasian...dan gak tega liatnya, makanya gue lanjut tidur supaya gak liat,"

Pletak!

tolong ingatkan bahwa mereka sedang di pasar! Jikalau saja bukan di pasar,sudah di pastikan mereka akan melempari temannya yang satu ini ke kandang sapi.

"GAK GITU JUGA BEGE!" Sewot mereka serempak.tak habis pikri dengan pola pikir temannya yang satu ini, bisa-bisanya mereka berteman dengan seorang Ardan Pratama yang ngeselin nya astagfirullah!

"Nama gue Ardan,nama udah bagus maen ganti aja Lo pada!" Sewot Ardan tak terima. sedangkan Raffa dan Ariel hanya bisa terkekeh melihat kerandoman teman-temannya itu.

"Tapi gue pernah lah bantu emak gue sekali-kali,jadi gue ini sudah termasuk kategori anak yang berbakti kepada orang tua." Tutur Ardan,"kan,Raff?"

sang empu hanya menekuk pundak nya ke atas lalu kebawah lagi.

"SERAH LO!" Ucap Zidan, Bintang, dan Chandra serempak.

"Udah semua?" Tanya Ariel pada teman-temannya itu.

"Beres.tuh si Chandra lagi bayar." Beritahu Bintang, sembari meminum es yang ada di genggaman tangannya.

"Assalamu'alaikum..."

"Waalaikumussalam..." Jawab Ariel dkk serempak.

"Lo juga lagi belanja,Rel?" Tanya Raffa pada Aurel,ya, selepas membayar belanjanya, Aurel dan Bi Nina menyusul ke arah dimana Raffa berada.

"Oh..Lo juga belanja Raff?" Tanya Aurel balik,"bukannya dirumah lo kan ada ART ya?kenapa Lo?"lanjutnya heran.

"Mau masak-masak bareng,kah A?" Tanya Bi Nina,karena melihat banyak anak seusia Raffa yang sudah pasti mereka teman-temannya Raffa.

"Yok,pulang."

•••


Suasana rumahnya seperti biasanya,sepi. Ia merasa jenuh di rumah,tapi mau keluar pun dengan siapa, sedangkan kedua temannya sedang sibuk,entah sibuk apa, mungkin sibuk acara nonton drakor.ya,yang dimaksud Aurel tak lain Jihan,dan yang satu lagi Utari,gadis dengan nama lengkap Anindya Utari,gadis yang selalu mengikat rambutnya seperti buntut kuda,siswa yang sekelas dan juga lumayan dekat dengannya.

"Neng!"

"Allahuakbar lailahailallah" Aurel terperanjat kaget saat Bi Nina memanggilnya, membuat Bi Nina terkekeh, padahal dirinya tak ada niatan untuk mengejutkan Aurel.

"Kenapa atuh neng ngelamun wae? Ga baik," tutur Bi Nina, sembari meletakkan cemilan di atas meja.ia baru selesai mencuci piring, tadinya ingin Aurel yang mengerjakan,tapi bi Nina keukeuh untuk biar dirinya saja yang mencuci piring.

Lagi pula dirinya,dirumah ini kerja sebagai ART,tapi itulah Aurel,gadis yang ramah sopan dan ceria seperti orang-orang bilang,namun terkadang Bi Nina tak tega melihat Aurel melamun, bukan sekali dua kali ia mendapati majikannya melamun. Pasti ia rindu akan bundanya dan juga adiknya.

Dan Aurel kerap kali memperlakukan dengan sangat baik, hingga dirinya seolah merasa bukan ART disini,dan ia bersyukur bisa mengenal keluarga ini.

"Makasih,Bi," bi Nina hanya menanggapinya dengan senyuman,lalu bi Nina memutuskan untuk pergi ke dapur.namun diurungkan kan saat Aurel kembali bersuara.

"Bi Nina,sini aja duduk bareng Aurel"ucap Aurel."kalau capek istirahat dulu bi,kalau nggak nanti biar Aurel aja yang ngerjain"

"Ya gak bisa gitu dong neng,kan bibi disini kerja."

•••

Di kantor kini Maulana sekarang,ia sedang mengobrol bersama sahabatnya semasa SMA,atau mungkin sampai sekarang.sembari menikmati kopi.

"Anak kamu pasti ganteng ya, sekarang?" Ucap Maulana, selepas meminum kopinya lalu ia taruh kembali di atas meja.

Pak Ilham yang merupakan sahabat nya itu tersenyum,"Pasti." Jawabnya lalu setelahnya mereka berdua terkekeh bersama."anak mu sekolah dimana,Pak Lana?"

"Di SMA Bimasakti,"jawab Maulana.

"Putra saya juga sekolah disitu."

________________________


Makasiii yang dah mampir ꒰⁠⑅⁠ᵕ⁠༚⁠ᵕ⁠꒱⁠˖⁠♡

Next>>>

ARSHALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang