22.Sad soul

208 15 0
                                    

Jangan lupa voment nya;)

Tandai typo ⚠️

H a p p y      R e a d i n g
_____________________

'wahai diri, kamu boleh istirahat jika memang lelah,tapi jangan sampai engkau menyerah'
~Aureliani Maula Putri untuk diri yang tengah bersedih

Suasana di gang itu lumayan sepi, dengan angin yang berhembus menembus pori-pori. Banyak dedaunan yang berjatuhan dari pohonnya, anak-anak yang sedang bermain membuat senyuman kecil di bibirnya, sebuah senyuman yang terasa pahit. "Kangen Bhian"

Melihat presensi anak-anak kecil yang sedang bermain mengingatkan nya pada sang adik nya yang sudah lama tak bertemu,hanya karena tidak ingin sang adik menjadi seperti dirinya yang selalu salah dimata keluarga bundanya,yang selalu membawa sial,yang selalu menyusahkan, itulah pandangan keluarga bundanya pada dirinya.

'Abhian gak boleh tinggal bareng sama kakaknya!yang ada ntar kebawa sial!'

'masih kesini juga kamu,anak pembawa sial?!'

'Jadi anak itu harus bisa jaga ibunya!bukan nya nyusahin apalagi nyelakain!'

'kamu itu gak pantes jadi kakaknya abhian, dan kamu juga bukan cucu saya!'

'jangan pernah berharap saya izinin kamu buat ketemu sama Bhian!'

Kata-kata itu yang selalu keluar mulus saat dirinya berkunjung ke kediaman keluarga bundanya, hingga membekas di hati nya hingga kini.

Sambil berjalan ia selalu berkata dalam hatinya 'seburuk itu kah aku,bunda?kenapa ingin bertemu dengan Bhian saja tidak diperbolehkan?'

Tak lama setelahnya ada seorang wanita paruh baya menepuk pelan pundaknya dari belakang hingga membuat nya tersadar dari lamunannya. "Lala?"

Aurel refleks membalikkan badannya dan mendapati Ummi Salma yang tengah tersenyum hangat pada dirinya "assalamu'alaikum,"

"Waalaikumussalam,Ummi" Jawab Aurel.

Ummi Salma memperhatikan wajah Aurel yang terlihat sedang menahan air matanya agar tak jatuh,"kenapa,nak?"

Tanpa menjawab,Aurel langsung memeluk ibu dari Ariel itu."Bunda...."

Ummi Salma yang mendengarnya pun tertegun, perlahan ia membalas pelukan gadis itu dan mengusap punggung nya pelan. "Nangis aja,gak papa. Biar kamu lega" Aurel semakin terisak didalam pelukan,sudah lama ia tidak merasakan pelukan dari seorang ibu.

Disisi lain,lebih tepatnya tak jauh dibelakang Ummi Salma,ada seorang lelaki yang melihatnya, tanpa sadar air matanya jatuh begitu saja tanpa seizinnya, seolah ia juga bisa merasakan kesedihan yang Aurel rasakan. Ia merasa gagal menjadi saudaranya, ia tidak bisa membuat saudaranya tersenyum hangat seperti saat Bunda Nisa,ibu dari Aurel itu masih ada. Semenjak kepergian bundanya, separuh kebahagiaan Aurel hilang,gadis yang dulu nya benar-benar ceria,kini sedang berpura-pura untuk terlihat ceria. Gadis yang dulunya sering berbagi cerita,kini menyimpan masalahnya seorang diri.

Meski dulu juga ia sering disudutkan oleh neneknya, selalu ada Bunda Nisa yang menjadi penyemangat nya. 'ga usah masukin ke hati yang nenek bilang ya,nak? Nenek itu sebenernya sayang kok sama Lala' kalimat yang sering bunda nya bilang pada Aurel ketika neneknya selalu mengomeli dirinya.

lelaki itu mengepalkan tangannya, berusaha untuk tidak menangis.tapi tetap saja,yang ia lihat didepannya membuat nya merasakan sedih.Ia lalu menyalakan motor dan memutar haluan, melenggang pergi meninggalkan Aurel dengan Ummi Salma.

ARSHALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang