38. penampilan yang berbeda

22 2 0
                                    

Mon maap baru up😔🙏🏻
Maka dari itu jangan lupa tekan gambar bintang nya yaaa sama comment jugaaa

Semoga sukaaaa, aamiin 🤲🏻

Tandai typo ya!

Happy reading 💐
__________________________________



"Manusia kadang berbicara seenaknya tanpa memikirkan perasaan seseorang tersebut bisa saja terluka karena perkataannya" —Jihan Aprilia




"AURELLL!"

Sebuah teriakan dari arah depan membuat Aurel yang tengah berjalan menatap lantai di koridor sekolah tersentak setengah kaget mendengarnya, ia langsung mengangkat wajahnya mengarah ke depan.

Utari dari arah berlawanan itu langsung berlari ke arah sahabatnya itu, ia langsung memeluk tubuh yang sedikit pendek darinya itu dengan kencang, membuat Aurel sedikit mengadu kesakitan. "Eh sesek woy kagak bisa napas ini!"

Utari menguraikan pelukan nya "ya mati dong!"

Sementara Jihan terkekeh melihatnya, gadis dengan satu permen yang ada di mulut nya itu tersenyum melihat Aurel. "Lo cantik, Rel," ucapnya tanpa sadar.

Tak!

"Lo kenapa jitak gue?!" Tanya Jihan heran melirik Utari yang menatap dirinya sedikit aneh baginya.

"Lo tau Zayyan xodiac ga?"

Jihan mengerutkan keningnya, "ya...tau"

"Ganteng kan?"

"Ya ganteng lah! mana seiman lagi gue sama dia, sabi kali ya," balas Jihan.

"Alhamdulilah!"

Jihan semakin dibuat bingung dengan tingkah temannya satu itu. Begitupun dengan Aurel yang sedari tadi menyimak. "Lo sehat?" Celetuk Jihan.

Plak!

Utari menggeplak bahu gadis itu lumayan keras. "Gue sehat ya, Samsul!"

"Cuma ngetes aja, kali aja Lo belok gitu" lanjutnya.

Jihan dan Aurel yang mendengarnya langsung loading, sampai—

"GUE NORMAL YA TARTAR!"

•••

Bel istirahat sudah berbunyi, Aurel dengan cepat membereskan alat tulisnya, walau agak sedikit risih oleh tatapan teman lelaki sekelasnya yang melihatnya.

"Temen lo makin cantik aja, Tar" ucap Ripal—teman sekelasnya, secara terang-terangan.

Ariel yang sedari tadi menyenderkan punggungnya ke dinding kelas dekat pintu keluar dan hendak berbalik  keluar kelas, tertahan kala mendengar ungkapan itu.

"Dari dulu kali!" Semprot Jihan dan langsung diangguki Utari.

"Tapi mohon maaf, dia udah ada pawang nya betewe," celetuk Utari. Lain hal dengan Aurel, ia mengernyitkan keningnya namun tak lama ia paham, Aurel mendesah pelan.

"Tuh pawang nya lagi di depan pintu," Utari mengangkat dagunya sedikit ke arah seseorang yang memang tengah depan pintu. Dan Ripal mengikuti arah kemana Utari menunjukkannya, seketika ia memilih diam dan melengos pergi.

Sedangkan seseorang yang dimaksud itu, dengan gerakan sedikit lambat, ia tersenyum sekilas saat mendengar penuturan dari Utari. Entah kenapa, ia pun tidak tahu alasannya.

"Lo enggak gerah gitu Rel, pake kerudung?" Tanya Utari. Waktu itu ia sempat diajak ibunya ikut pergi ke pengajian, alhasil ibunya menyuruh nya memakai gamis dan juga kerudung, Dimana saat itu ia merasa gerah, dan sampai-sampai dirumahnya ia langsung mandi untuk menghilangkan rasa gerah. Mungkin memang karena belum terbiasanya, tapi apa bedanya dengan Aurel? Dia juga sepertinya baru memakai kedurung, tapi kenapa gadis itu tidak mengadu gerah?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARSHALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang