30.Jangan menyerah

81 7 0
                                    

Hallo 👋
Jangan lupa tekan gambar bintang nya yaaa

Bismillah, semoga sukaa
Aamiin....

Tandai typo yaaa

H a p p y     R e a d i n g 💐
__________________________________________



Setelah menyelesaikan hukuman yang diberikan ustadz Fahri, Ariel dengan sahabat-sahabatnya kembali ke asrama untuk membersihkan badan, lalu kembali ke mushola untuk menunaikan shalat Dzuhur berjamaah.

"Woy! Cepetan mandinya aelah...." Kesal Ardan. Padahal dirinya baru saja masuk barisan antrian.

"Lo harus dateng kali!" Timpal Bintang, yang sudah hafal sikap Ardan dengan omongannya yang selalu melebih-lebihkan.

"Terserah gue lah!"

"Jadi gini ya jadi santri?" Tutur Zidan membuat Raffa dan Ariel yang ada didepannya menoleh padanya.

"Kenapa?" Tanya Raffa.

"Mandi aja pake ngarti segala woy!" Sahut Ardan yang berada dibelakang Bintang, dan diacungi jempol oleh teman-temannya juga santri-santri lainnya.

•••

"Lo mau kemana, Dan?!" Tanya Bintang yang melihat Ardan hendak pergi dari barisan.

"Ada urusan urgent!" Jawab Ardan ngasal, lalu dirinya berlari entah hendak kemana.

"Kenapa tuh?"

"Gak tau. Kan gue bukan emaknya."

"Yassalam,"

"Artinya apa, puh?"

"Gak tau." Jawab Zidan dengan pundaknya yang menggerakkan seolah memang tidak tau artinya.

Bintang mengelus dadanya dengan sabar. Sedangkan, Ariel dan Raffa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah mereka.

Tok tok tok tok tok tok tok tok tok tok tok tok tok tok

Santri yang tengah sibuk mengantri saling pandang satu sama lain, lalu setelahnya berlari ke arah pos ronda yang ada di pesantren.

Yang tengah sibuk mandi pun keluar. Alhasil ada yang rambutnya masih di shampo belum dibilas, ada yang membawa sikat gigi, ada juga yang sedang cuci muka tapi belum membilasnya dahulu.

"Filling gue gak enak..." Cetus Chandra. Lalu, Ariel dan sahabat-sahabatnya pun ikut berlari ke pos ronda untuk melihat ada apa.

"Ada apaan?!"

"Kenapa-kenapa?!"

"Woy ada apa?!"

Ariel dan sahabat-sahabatnya masuk kedalam kerumunan lalu melihat Ardan sang pelaku yang ada didepannya. "Ada apa,Dan?!"

"Ada apa? Gak ada apa-apa," tutur Ardan. Lalu menyerahkan benda yang tadi ia ketok pada Hasbi lalu berlari. " Bye bye! Gue mau mandi duluan!" Teriak nya.

"ASTAGFIRULLAH!"

"Temen ente ini anak spesial ya?" Ucap Iqbal sekenanya.

"Wah! Sangat malah." Zidan menambah-nambah.

•••

Aurel dan teman-temannya tengah bersiap-siap untuk pergi ke mushola.

"Aku duluan ya? Ke mushola nya bareng sama ukh Pipit," tutur Ning Faiza.

"Oh iya Ning, gak papa."

Aurel tengah merapikan pakaiannya lalu hendak mengeluarkan mukenanya di dalam lemari.

ARSHALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang