🔰Bagian 5

69.9K 3.5K 35
                                    

Happy Reading!

"Hilang ingatan? Apa itu mungkin. Bagaimana jika Viona hanya bersandiwara seperti sebelumnya."ucap Haris. Dia adalah sekretaris Ellard sekaligus sahabat sejak kecil.

Ellard menggeleng."Aku rasa kali ini Viona jujur. Kami berciuman, kau tahu kan Viona yang normal tidak akan mau melakukan itu."ucap Ellard membuat Haris terkekeh.

"Bukannya dulu juga pernah begitu. Viona berpura-pura menerimamu dan saat kau percaya, istrimu malah pergi dengan kekasihnya."ucap Haris membuat Ellard diam. Itu memang pernah terjadi sebelumnya, tapi saat itu mereka tidak sampai berciuman.

"Tapi kali ini aku ingin percaya. Sekali ini saja. Hanya sekali."gumam Ellard.

Haris menghela napas lalu memukul pundak sahabatnya itu."Ini adalah nasehatku sebagai seorang sahabat. Aku tahu kau memang sangat mencintai Viona, tapi tolong gunakan sedikit akal sehat. Aku pernah melihatmu begitu terpukul karena dikhianati oleh wanita itu dan aku tidak ingin melihatnya lagi."

Ellard mengangguk."Aku mengerti. Tapi mungkin tidak akan terasa sakit lagi karena aku sudah sering menerima harapan kosong."

Haris menggeleng."Aku sudah sering mendengarnya dan kau bohong. Setiap menerima harapan kosong kau selalu merasa lebih sakit,"ucap Haris lalu mencoba berpikir."Begini saja, jika Viona benar lupa ingatan dan itu bukan rencananya untuk menceraikanmu. Maka minta ia untuk tidur bersama."ucap Haris membuat Ellard melotot.

"Itu tidak mungkin."sahut Ellard cepat.

"Kenapa tidak? Viona hilang ingatan dan yang ia tahu kalian adalah pasangan suami istri. Bukannya wajar suami istri melakukan itu."ucap Haris membuat Ellard diam.

"Lalu jika Viona menolak?"tanya Ellard pelan.

"Berarti hilang ingatan atau apapun itu adalah rencananya yang lain."ucap Haris membuat Ellard mengangguk.

"Aku mengerti. Tapi tolong jangan katakan apapun pada keluarga kami. Seperti yang kau bilang, aku takut itu hanya harapan kosong yang kembali Viona berikan."ucap Ellard.

"Siap. Katakan saja jika kau perlu bantuanku atau hanya sekedar untuk mendengar curhatan."ucap Haris.

Ellard mengangguk lalu melirik ponselnya yang berdering.

"Istriku."beritahu Ellard saat Haris nampak penasaran tentang siapa yang menelpon dirinya.

"Angkat lalu loudspeaker!"ucap Haris.

Ellard segera menjawab telpon itu lalu menekan tombol loudspeaker.

"Hallo, mas."

"Iya. Ada apa?"

"Suara mas terdengar aneh. Apa mas sedang sibuk?"

"Tidak, sayang. Ada apa?"

"Tidak. Aku hanya merindukan mas lalu menelpon."

Ellard langsung tersenyum namun wajahnya kembali normal saat melihat wajah sahabatnya. Haris benar. Dia masih harus memastikannya. Takut jika ini adalah rencana Viona yang lain.

"Benarkah? Kalau begitu datanglah ke sini, kita makan siang bersama."

"Makan siang? Ah baiklah. Aku akan memasak lalu pergi ke sana."

"Tidak. Tidak. Jangan memasak. Mas mohon! Biar pelayan saja atau kau bisa datang ke sini dan kita memesan makanan."

"Mana bisa begitu. Aku akan memasak, meski tidak yakin tentang rasanya. Mas ingin makan apa?"

Ellard menggeram marah."Sayang, apa kau tidak mendengar apa yang mas katakan. Jangan memasak atau mas akan marah."

"Tapi__"

"Datang saja ke sini dan ingat pergi bersama sopir."

"Tapi di rumah ini tidak ada sopir."

"Apa?" Ellard kaget. Benar. Di rumah memang tidak disediakan sopir untuk Viona. Tentu saja karena selama ini Ellard mengurung istrinya itu di rumah dan tidak mengijinkannya pergi tanpa dirinya.

"Kalau begitu aku akan naik taxi."

"Tidak!"teriak Ellard cepat dengan tarikan napas kasar. Jika dia ijinkan Viona keluar dari rumah tanpa pengawasan, Ellard takut istrinya itu malah kabur bersama kekasihnya.

"Biarkan saja dan mari kita lihat, Viona ke sini atau tidak."ucap Haris dengan suara berbisik.

Ellard diam lalu menelan ludahnya kasar.

"Lalu aku harus naik apa, mas?"

"Naik taxi. Iya, mas tunggu di sini."ucap Ellard.

"Baiklah. Aku akan bersiap sekarang dan mas smsin alamat kantornya ya biar aku nggak nyasar."

"Iya, sayang. Hati-hati, mas menunggumu."

"Iya, mas. By"

"By, sayang."

Tutt

"Sekarang ayo kita tunggu, apa Viona akan sampai ke kantor ini atau tidak."ucap Haris membuat Ellard menghela napas lalu mengirim alamat kantornya.

"Bagaimana jika Viona malah pergi menemui kekasihnya?"tanya Ellard sendu.

"Bukannya itu sudah biasa. Tapi setidaknya kita tahu kalau kali ini Viona juga hanya pura-pura."

Di rumah, Viona segera bersiap-siap. Sebenarnya tadi adiknya menelpon. Sesuatu yang sangat Viona hindari malah mencoba untuk mendekat.

"Aku harus segera tidur dengan mas Ellard. Aku tidak boleh memberi ruang bagi Mia untuk menghancurkan pernikahanku."gumam Viona lalu mengambil ponsel dan dompet.

"Nyonya mau ke mana?"tanya bi Jumi saat melihat nyonyanya keluar dengan pakaian rapi.

"Ke kantor mas Ellard. Kami mau makan siang bersama."ucap Viona jujur.

"Apa tuan Ellard tahu?"tanya bi Jumi pelan. Setahunya tuan Ellard tidak akan mengijinkan nyonya Viona keluar dari rumah sendirian.

Viona mengangguk."Justru mas Ellard yang memintaku untuk datang ke sana."

"Tapi__"

"Bibi tenang saja, jika para pelayan sudah memasak, kalian bisa memakannya."ucap Viona lalu melangkah keluar dari rumah.

Bi Jumi melotot lalu segera mencari ponselnya. Ia harus beritahu tuan Ellard.

Bersambung

Menjadi Istri Yang Hilang IngatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang