🔰Bagian 19

51.8K 3.1K 107
                                    

Selamat berbuka puasa.

Happy Reading!

Saat ini Viona sedang membantu suaminya mengeringkan rambut.

"Kamu mau mas beliin kue apa, sayang?"tanya Ellard.

"Semuanya, mas."

"Maksudnya?" tanya Ellard berbalik menatap istrinya.

"Ya semua kue yang mas lihat. Mas beli saja serba sedikit, soalnya aku nggak tahu mau kue apa."ucap Viona membuat Ellard mengernyit. Mana ada orang yang mau makan kue tapi tidak tahu kue apa.

"Selain kue, ada lagi?"tanya Ellard.

Viona berpikir sebentar."Nggak ada sih. Tapi nanti kalau aku mau sesuatu, aku bisa telpon mas atau mama."ucap Viona.

Ellard mengangguk lalu segera berpakaian setelah rambutnya kering.

Viona menggigit bibir bawahnya."Mas pulang jam berapa?"tanya Viona.

"Belum tahu, sayang. Tapi mas belum pergi, kamu sudah tanya kapan pulang. Apa sebaiknya mas tidak pergi saja?"tanya Ellard lalu berbalik dan mendekati istrinya.

Viona tersenyum."Bukan begitu, mas. Aku sudah tidak sabar mau makan kue."

Ellard mengernyit. Seingatnya Viona tidak pernah seingin ini memakan kue. Dulu juga tidak, apa mungkin karena hilang ingatan?

"Akan mas usahakan pulang cepat. Lagipula sepertinya mama tidak ingin pergi kebanyak tempat."ucap Ellard lalu mengusap kepala istrinya.

"Ya sudah, mas. Sebaiknya kita segera turun atau mama akan ke sini."ajak Viona lalu menggandeng lengan suaminya.

"Selamat pagi."sapa mama Yeni. Ia sudah menunggu di ruang makan.

"Selamat pagi, mah."balas Ellard dan Viona bersamaan.

"Hari ini mama masak makanan kesukaan Viona."ucap mama Yeni membuat Viona tersenyum manis.

"Terima kasih, mah."ucap Viona lalu segera mengambil makanan untuk suaminya kemudian untuk dirinya sendiri.

"Makan yang banyak, mama lihat beberapa hari ini kamu makanannya sedikit sekali."ucap mama Yeni lalu menambah lauk ke piring menantunya.

Viona mengangguk lalu mulai makan. "Masakan mama enak sekali."puji Viona.

Mama Yeni tersenyum."Benarkah? Apa mama sebaiknya pulang nanti saja agar bisa memasak untuk kalian."

"Tidak, mah. Lagipula Adel dan papa pasti sudah menunggu mama di rumah."ucap Ellard cepat.

Mama Yeni mendengus."Kamu ini. Memangnya kenapa kalau mama pulangnya nanti?"

"Ya tidak papa, mah. Cuma kalau mama mau cepat punya cucu, sebaiknya segera pulang."

"uhuk" Viona segera mengambil air dan meminumnya setelah mendengar perkataan suaminya.

Ellard yang khawatir segera mengusap punggung istrinya."Kamu tidak papa, sayang?"tanya Ellard lembut.

Viona mengangguk lalu merayapkan tangan ke paha sang suami kemudian melayangkan cubitan pedas di sana.

"aww"ringis Ellard lalu menatap istrinya.

Mama Yeni yang menyadari hal itu hanya bisa tersenyum. Sepertinya ia memang tidak perlu khawatir lagi.

Setelah sarapan dan mengantar suami dan mama mertuanya ke depan pintu, Viona bergegas kembali ke kamar. Dari kemarin ia merasa tak enak badan. Dan sekarang malah ditambah mual. Mungkin karena tadi terlalu banyak makan.

Viona mengatur napas lalu berbaring. Mungkin nanti setelah mualnya reda, ia akan minum obat. Namun karena efek tak enak badan, Viona malah tertidur selama hampir tiga jam. Saat bangun, ia malah sakit kepala.

"Ya ampun."keluh Viona lalu bergegas turun dari tempat tidur. Ia akan mencari bi Jumi dan meminta obat sakit kepala.

Viona menuruni tangga dengan hati-hati, kepalanya benar-benar sangat pusing.

"Bi Jumi, Sita."panggil Viona pelan tapi tidak ada sahutan dari siapapun.

Ting nong ting nong

Viona menghela napas saat mendengar bell rumah berbunyi.

"Apa mas Ellard?"gumam Viona yang langsung tersenyum. Kuenya?

Viona segera melangkah menuju pintu dan membukanya.

"Siapa ya?"tanya Viona pada seorang gadis muda yang berdiri di depan pintu. Viona tahu itu Adel, adiknya Ellard. Tapi ia harus berpura-pura tidak tahu. Ingat! Ia hilang ingatan.

Adel menatap tajam Viona lalu mendorong tubuh kakak iparnya itu kasar.

"Tidak perlu berpura-pura. Dasar tidak tahu diri."ucap Adel marah membuat Viona melotot. Sepertinya Adel adalah korban hasutan Mia yang baru. Karena tidak mungkin suami atau mama mertuanya menceritakan sesuatu kepada gadis itu.

Viona berusaha tersenyum."Maaf sebelumnya, tapi kamu siapa dan mencari siapa? Di sini_"

"Ku bilang jangan berpura-pura, dasar murahan."teriak Adel lalu mendorong tubuh Viona sekuat tenaga.

"Tung_arghhh"Jerit Viona, ia berusaha untuk mempertahankan diri namun gagal. Dorongan Adel benar-benar sangat kuat untuk tubuhnya yang memang sedang lemah.

Brukk

Tubuh Viona benar-benar menghantam lantai dengan keras.

"Ughhh" rintih Viona. Tubuhnya benar-benar sakit semua hingga hanya rintihan kecil yang bisa ia keluarkan.

"Ceraikan kakakku, sekarang juga! dasar murahan."bentak Adel lagi tanpa peduli pada keadaan Viona yang kini sedang meringkuk kesakitan memeluk perutnya.

"Tolongg hh sakit."pinta Viona namun Adel tidak peduli.

"Jangan akting! Kau pikir aku akan__"

"Sayang."Ellard tiba-tiba saja muncul dan langsung mendekati istrinya. Begitupun mama Yeni yang datang setelahnya.

"Apa yang terjadi?"tanya mama Yeni membuat Adel segera mendekati mamanya itu.

"Mah, aku sudah tahu semuanya. Wanita itu selingkuh dan__"

"Diam, Adel! Mama tanya kenapa kakak iparmu bisa seperti ini?"bentak mama Yeni.

Sedang Ellard sudah memangku kepala istrinya.

"Mas sakit hiks perutku sakit sekali."ucap Viona lemah dengan wajah yang pucat pasi.

Tanpa banyak kata lagi, Ellard segera menggendong tubuh istrinya keluar dari rumah.

"Mah."cicit Adel pelan membuat mama Yeni menatap putrinya itu.

"Apa kau melakukan sesuatu pada kakak iparmu?"tanya mama Yeni marah.

Adel hanya menunduk karena merasa bersalah. Sepertinya wanita itu tidak berakting karena ia bisa melihat darah.

"Maaf, mah."cicit Adel pelan membuat mama Yeni mendengus lalu segera menyusul putranya.

Bersambung

Menjadi Istri Yang Hilang IngatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang