🔰Bagian 30

54.7K 3.3K 109
                                    

Selamat berbuka..

Happy Reading!

Ellard tersenyum lalu mengeratkan pelukan pada tubuh sang istri.

"Kenapa baru katakan sekarang."ucap Ellard lalu mengecup setiap jengkal wajah istrinya.

Viona tersenyum lalu melayangkan cubitan di perut sang suami."Itu salah mas sendiri, padahal malam itu aku mau bilang tapi mas malah masuk kamar."

"Malam itu?"tanya Ellard setelah melepas pelukannya lalu mengingat malam di mana dia menggoreng telur untuk istrinya. Jadi istrinya bukan mau meminta cerai?

Viona mengangguk lalu mengusap wajah sang suami."Besoknya saat aku ingin bicara, mas justru sudah pergi."ucap Viona dengan nada kesal membuat Ellard langsung membingkai wajah sang istri dengan kedua telapak tangannya.

"Maaf, sayang. Mas pikir kamu mau__"

Viona menyentuh punggung tangan sang suami lalu tersenyum manis."Aku tidak akan meminta cerai lagi. Dan selain itu, aku juga mau meminta maaf,"ucap Viona lalu mencium punggung tangan suaminya."Mas pasti sudah banyak menderita karena kebodohanku."ucap Viona tulus membuat Ellard menggeleng. Selama ini Ellard tidak pernah berharap permintaan maaf dari Viona, karena jelas dia lah yang kekeh mempertahankan perasaannya meski sering terluka.

"Mulai sekarang aku akan berusaha memperbaiki segalanya dan belajar menjadi istri yang baik untuk mas."

Cupp

Ellard mengecup bibir istrinya. Dia tak perlu janji, Ellard ingin Viona membuktikannya.

"Dan ibu untuk anak-anak kita?"tanya Ellard.

"Anak? Mas ingin punya anak?"tanya Viona polos.

Meski sudah meminta maaf, namun apa yang Viona katakan tadi pada sang suami bukanlah yang sebenar-benarnya. Ia masih berbohong. Karena tidak mungkin Viona mengatakan pada Ellard jika ia menyadari kesalahannya karena sebuah mimpi. Karena itu Viona menjelaskan bahwa ia mengingat segala kejadian saat hilang ingatan. Tentang ketulusan Ellard padanya, adu domba dan fitnah dari Mia, serta Raden yang berniat menodai dirinya. Viona mengaku menyesali perbuatannya pada Ellard karena termakan hasutan dari Mia dan kebodohnya karena luluh terhadap bujuk rayu Raden.

Ellard menyentuh perut istrinya."Bukan ingin, tapi akan."ucap Ellard membuat Viona menatap sang suami.

"Maksud mas aku hamil?"tanya Viona dengan wajah berbinar seolah ia tidak tahu apapun.

Ellard mengangguk."Iya, sayang."

Viona tersenyum lalu melebarkan lengannya minta dipeluk dan tentu dengan senang hati Ellard mengabulkan keinginan istrinya itu.

"Aku sangat bahagia, mas."ucap Viona membuat Ellard tersenyum manis, dia hampir menitikkan air mata karena sangat bahagia.

"Mas dan seluruh keluarga besar kita juga senang mendengar kabar ini."ucap Ellard lalu melepas pelukannya.

"Keluarga kita sudah tahu? Lalu kenapa mas baru beritahu aku sekarang?"tanya Viona marah membuat Ellard gelagapan.

"Sayang, itu___anu__"

"Hahaha wajah mas lucu sekali. Aku hanya bercanda kok, mas. Lagipula wajar jika mas menutupinya dariku."ucap Viona membuat Ellard menghela napas lega lalu kembali tersenyum.

"Terima kasih."ucap Ellard sambil mengusap perut rasa istrinya.

Viona meletakkan telapak tangannya di atas punggung tangan sang suami yang ada di perutnya. Dan tangan satunya Viona gunakan untuk mengusap wajah Ellard yang meski terlihat bahagia namun tetap nampak sedikit lelah."Pantas saja aku selalu muntah setelah memakan sesuatu."ucap Viona membuat Ellard mengecup kening istrinya.

"Ini karena bawaan anak kita. Dokter bilang ini morning sickness, wajar bagi ibu hamil muda. Tapi meski wajar, muntah yang kamu alami memang tergolong parah."beritahu Ellard lembut.

Viona menghela napas kasar."Sebenarnya aku tidak akan muntah jika mas tidak menghindariku."ucap Viona membuat Ellard menatap istrinya tak mengerti.

Apa mungkin?

Viona memukul dada suaminya pelan."Aku maunya disuapin sama mas setiap makan atau paling tidak harus melihat wajah mas."rajuk Viona kesal karena ketidakpekaan Ellard. Padahal tadi pasti sudah disinggung oleh dokter.

Ellard langsung memasang wajah menyesal."Ya ampun, sayang. Mas minta maaf. Mas benar-benar tidak berpikir ke arah sana."ucap Ellard lalu menunduk dan mensejajarkan wajahnya dengan perut istrinya.

"Papa minta maaf ya, nak. Papa memang bodoh hingga membuat kamu dan mama menderita. Sekali lagi papa minta maaf, papa tidak akan mengulanginya lagi dan akan terus menjaga kalian."bisik Ellard lalu mendaratkan beberapa kecupan di perut Viona yang masih tertutup pakaian rumah sakit.

"Sudah, jangan cium lagi."tegur Viona lalu menarik wajah sang suami dari perutnya.

"Kenapa?"tanya Ellard.

Viona tersenyum."Mamanya kan juga ingin dicium."gumam Viona membuat Ellard langsung mengabulkan keinginan sang istri.

"Ini kan kecupan, mas. Aku mau ciuman yang panjang."rengek Viona.

"Dikabulkan, sayang."ucap Ellard lalu kembali memangut bibir sang istri.

Ceklek

"Sakit terus, bikin repot saj__" Adel langsung berhenti lalu melempar paper bag yang ia bawa kesembarang arah kemudian segera pergi dari sana.

Viona tersenyum senang. Tadi Ellard ingin mengakhiri ciuman mereka tapi Viona menahannya. Biar saja gadis nakal itu melihatnya, biar panas sekalian.

Bersambung

Menjadi Istri Yang Hilang IngatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang