🔰Bagian 23

50K 3K 67
                                    

Happy Reading!

Ellard menatap papa mertuanya."Maaf karena papa harus mengetahui ini semua."ucap Ellard membuat David menggeleng.

"Papa yang harusnya minta maaf dan terima kasih karena terus bersabar terhadap Viona. Papa tidak tahu apa yang membuat Viona melakukan itu semua, padahal selama ini ia adalah anak yang penurut."ucap David membuat Ellard menghela napas.

"Sekarang bukan waktunya untuk memikirkan hal itu, pah. Aku lebih khawatir tentang keadaan Viona setelah ia mengetahui tentang kehamilannya."ucap Ellard dengan nada lemah. Sungguh ia sangat khawatir.

"Mama mertuamu sedang bersama Viona sekarang. Berdo'a saja agar mertuamu bisa membujuk Viona."ucap David sambil menepuk pundak menantunya.

Ellard mengangguk, namun dia masih sangat khawatir.

"Oh ya, pah. Sebelumnya aku dan Viona pernah membahas tentang ini. Apa aku bisa mengatakannya?"tanya Ellard.

"Ya. Tentu saja."

"Begini, maaf jika aku lancang. Tapi apa Mia adalah putri kandung kalian?"tanya Ellard membuat David menatap menantunya kaget.

"Ada apa?"

Ellard menghela napas."Sebelumnya Mia datang ke kantorku dan mengatakan jika Viona sudah tidak perawan. Untungnya aku tidak terpengaruh karena sudah membuktikannya sendiri. Saat menyentuh Viona, aku tahu ia masih perawan. Tapi masih merasa aneh kenapa Mia mengatakan itu padaku."

"Ada kejadian seperti itu?"tanya David kaget.

Ellard mengangguk."Bukan itu saja. Mia juga mempengaruhi Viona tentang pernikahan kami yang dipaksakan dan memfitnahku selingkuh. Viona sempat marah saat itu tapi untungnya aku bisa menenangkannya."jelas Ellard membuat David menghela napas kasar.

"Pantas saja anak itu sudah lama tidak pulang."ucap David membuat Ellard kaget.

"Tidak pulang?"tanya Ellard tak kalah kaget. Bukankah saat itu dia menelpon mertuanya meminta agar mereka menyuruh Mia segera pulang.

David mengangguk."Setelah kembali satu bulan yang lalu, ia pergi lagi dan belum pernah pulang sampai sekarang."

Ellard mengusap wajahnya."Mia datang untuk menghasut mama dan adikku tentang Viona. Itulah kenapa kejadian ini bisa mereka ketahui."ucap Ellard menahan kesal.

"Papa akan mengurusnya."ucap David menahan amarah. Beraninya anak itu mengacau hidup putri kandungnya.

Ellard mengangguk."Aku juga mencurigai sesuatu, pah."ucap Ellard.

"Apa?"

"Bahwa kebencian Viona padaku itu karena hasutan dari Mia."ucap Ellard. Dan sepertinya itu bukan hanya sekedar kecurigaan tapi memang itulah penyebabnya.

"Bisa saja. Mengingat Viona dan Mia memang sangat dekat. Dan papa ingat sendiri saat kau dan Viona akan menikah, gadis itu datang menemui papa dan meminta agar dirinya yang dinikahkan."ucap David lalu melotot ke arah menantunya.

"Apa menurut papa itu mungkin?"tanya Ellard yang sepertinya paham pikiran mertuanya.

David mengangguk."Sepertinya Mia menyukaimu."

Ellard menghela napas kasar. Benar-benar tidak terima jika biang kerok dalam pernikahannya adalah seorang gadis kecil seperti Mia. Gadis itu bahkan lebih mematikan dari seekor ular.

"Kau benar, Mia bukan anak kandung kami. Ia diadopsi atas permintaan Viona kecil. Tapi sepertinya Viona melupakan itu dan menganggap Mia sebagai adik kandungnya."ucap David yang akhirnya memberitahu kebenarannya.

"Masalahnya sekarang, ingatan Viona sudah kembali. Viona sangat percaya dan dekat dengan Mia. Aku takut gadis itu akan menghasut istriku lagi dan__"

"Itu tidak akan terjadi. Papa akan menyuruh orang untuk mengamankan gadis itu. Intinya kita tidak boleh lengah sekarang."sela David meyakinkan.

Ellard mengangguk."Sebaiknya sekarang kita kembali dan melihat keadaan Viona."ajak Ellard yang diangguki oleh papa mertuanya.

Begitu memasuki ruang rawat istrinya. Ellard justru dibuat khawatir karena melihat Viona muntah.

"Viona sudah muntah selama hampir setengah jam. Mama khawatir jika terus seperti ini akan mempengaruhi kondisi__lambungnya."ucap mama Sana membuat Ellard menghela napas. Dia takut mama mertuanya keceplosan tentang janin yang dikandung istrinya.

Sedang Viona langsung mengambil tisu dan membersihkan bibirnya. Perutnya yang semula sangat mual mendadak berhenti saat kedatangan suaminya.

'Kok bisa?' batin Viona bingung.

Ellard bergegas menuju meja dan mengambil beberapa buah di sana. Dengan telaten dia membersihkan kulit lalu memotongnya. Viona harus mengisi perutnya lagi setelah tadi muntah.

"Kamu baik-baik saja, sayang?"tanya David sambil mendekati putrinya.

"Iya, pah."sahut Viona lemah.

David menatap istrinya.

"Ini wajar terjadi pada ibu hamil."ucap Sana tanpa suara dan diangguki oleh David.

"Pah."panggil Viona membuat David segera menatap putrinya.

"Ada apa, sayang?"tanya David lembut.

'Sebenarnya malas sekali aku menanyakan ini. Tapi harus dilakukan agar tidak mengundang kecurigaan.' batin Viona lalu berkata."Mia mana?"

"Mia?"kaget David lalu tersenyum."Mia sedang pergi liburan bersama teman-temannya. Mungkin satu minggu lagi akan kembali."ucap David. Sebenarnya Viona tidak percaya. Mia kan tidak punya teman. Tapi lebih baik ia mengangguk saja.

Ellard mendekat dan memberikan piring berisi beberapa jenis buah yang sudah dipotong pada mama mertuanya.

Sana menggeleng."Kamu kan suaminya. Jadi lebih baik kamu yang bantu Viona makan. Mama dan papa akan duduk di sana."ucap Sana lalu mengkode suaminya untuk mengikutinya.

David yang mengerti segera mengikuti istrinya. Lagipula Viona tidak akan berani berteriak pada Ellard jika ada mereka di sana.

Dengan pelan, Ellard mengarahkan sepotong pisang ke mulut istrinya dan untungnya diterima meski dia bisa melihat lirikan sinis Viona.

'Ini aneh sekali, aku tidak merasa mual saat makan disuapi mas Ellard.' batin Viona. Padahal jelas tadi ia mati-matian menahan mual saat dibantu makan oleh mamanya.

Bersambung

Menjadi Istri Yang Hilang IngatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang