🔰Bagian 22

50.9K 2.9K 64
                                    

Happy Reading!

Viona membuka mata lalu melirik tangannya yang terasa berat. Ternyata di sana suaminya sedang tidur sambil memegang lengannya.

'Tadi aku terjatuh cukup kuat, apa sebaiknya aku bersikap seolah telah mendapatkan ingatan kembali?'batin Viona lalu menghela napas. Jika ingatannya sudah kembali, ia bisa perlahan melunak pada Ellard dan bersikap seolah menyadari kesalahan lalu meminta maaf. Lagipula suaminya itu sudah tahu biang kerok rumah tangga mereka. Harusnya tidak akan ada masalah, apalagi Raden juga sudah mendapat pelajaran.

'Iya. Begitu saja.'batin Viona lalu kembali menutup mata. Ia akan memulai rencananya besok pagi. Malam ini, Viona ingin menghabiskan waktu bersama suaminya. Karena jika ia sudah mulai berakting maka pasti akan ada jarak yang tercipta diantara mereka.

Tepat setelah sepuluh menit Viona menutup mata, Ellard terbangun dari tidurnya.

"Kenapa belum bangun."gumam Ellard lalu memeriksa keadaan istrinya.

Viona hampir tersenyum saat Ellard meletakkan jari di depan hidungnya. 'Dia pikir aku mati.'batin Viona yang terus saja bersikap seolah ia belum sadar.

"Tidurlah dengan nyenyak malam ini dan buka matamu besok, sayang. Mas mencintaimu."ucap Ellard lembut lalu mengecup bibir istrinya singkat kemudian membenarkan letak selimut Viona.

'Demi tuhan, kenapa aku bisa tidak sadar jika ada pria sehebat Ellard yang begitu mencintaiku. Bisa-bisanya aku malah mengkhianati suamiku sendiri demi sikadal Raden.' batin Viona lalu membuka mata saat merasa suaminya berdiri dan beranjak menuju kamar mandi.

"Aku pasti sudah gila. Tapi syukurlah aku menyadari segalanya sebelum terlambat. Terima kasih dan maafkan aku mas Ellard. Setelah ini aku akan meminta maaf padamu secara langsung."gumam Viona lalu kembali menutup mata.

Pagi harinya.

"Arghhh"

Ellard yang masih tidur langsung terbangun.

"Ada apa, sayang?"tanya Ellard cemas.

"Sayang? Siapa yang kau panggil sayang."bentak Viona membuat tubuh Ellard membeku.

Viona mengibaskan lengannya lalu menatap tajam sang suami."Dan beraninya kau memegang tanganku."omel Viona lagi.

'Apa aktingku berlebihan.' batin Viona. Tapi biasanya ia lebih galak dari ini.

Sedang Ellard masih berdiri tanpa mengatakan apapun. Viona bisa lihat jika pria itu sangat terkejut.

"Aku akan panggil dokter."ucap Ellard lalu segera melangkah pergi.

Viona menghela napas. Aneh sekali, dulu saat ia membentak Ellard tidak ada perasaan bersalah. Tapi sekarang melihat wajah suaminya benar-benar membuat Viona merasa sedih.

'Tapi aku sudah melakukannya, tidak mungkin dihentikan lagi.' batin Viona. Semoga saja keputusannya ini sudah benar.

Sedang di luar, Ellard hanya bisa diam. Tubuhnya bergetar menahan tangis. Reaksi Viona menunjukkan jika wanita itu sudah mengingat segalanya.

Ellard mengusap wajahnya kasar. Kenapa harus terjadi disaat Viona sedang hamil. Ellard takut jika Viona mengetahui kebenarannya maka wanita itu akan mengamuk dan berniat membunuh calon anak mereka.

"Apa yang harus aku lakukan?"gumam Ellard dengan tubuh yang perlahan meluruh ke lantai. Rasanya dia tidak sanggup menjalani hari-hari seperti dulu.

Dari jauh terlihat dua orang yang mendekat.

"Ellard, apa yang kamu lakukan di luar?"tanya mama Yeni khawatir. Apalagi kondisi putranya itu nampak tidak baik-baik saja.

Ellard mendongak dengan mata memerah."Mah, Viona__"

"Ada apa dengan Viona? Apa terjadi sesuatu?"tanya mama Yeni cepat.

"Ingatan Viona sudah kembali dan sekarang ia kembali membenciku."ucap Ellard pelan membuat mama Yeni kaget lalu menatap putrinya.

"Baguslah. Sekarang kakak bisa ceraikan wanita itu dan membangun hidup baru."ucap Adel santai.

Ellard menggeleng, dia terlalu lemah untuk membalas perkataan adiknya.

Mama Yeni memegang pundak putranya."Ellard, mama sudah meminta papamu untuk datang. Dan kami ingin bicara denganmu."ucap mama Yeni membuat Ellard menutup mata lalu mengangguk.

Dan di sinilah mereka sekarang, di taman rumah sakit. Sedang Viona saat ini sedang dijaga oleh seorang suster.

"Ellard, apa kau yakin bayi yang ada dikandungan Viona adalah anakmu?"tanya Hirawan.

Ellard menarap orang tuanya."Bayi itu adalah anakku, cucu kalian."jawab Ellard yakin.

"Mamamu sudah ceritakan segalanya tentang rumah tangga kalian dan kemungkinan bahwa bayi itu bukan bayimu."

Ellard menggeleng lalu menggeram kesal."Kenapa kalian harus menambah masalahku seperti ini. Sudah ku bilang itu adalah cucu kalian."ucap Ellard emosi. Saat ini dia benar-benar takut Viona menggugurkan kandungannya jika wanita itu tahu bahwa ia sedang mengandung bayi dari suaminya sendiri.

"Ellard, kami hanya ingin memastikannya. Lagipula yang terjadi sebelumnya membuat kami wajar merasa curiga."ucap mama Yeni.

Ellard mengusap wajahnya kasar."Kami melakukannya satu bulan yang lalu dan bisa kupastikan jika Viona masih perawan."ucap Ellard serius membuat kedua orang tuanya akhirnya mengangguk, sedang Adel yang juga ada di sana hanya diam.

"Baiklah. Setelah mertuamu datang, kita akan bicarakan ini lagi."ucap Hirawan membuat Ellard kaget.

"Mama rasa mereka juga harus tahu yang sebenarnya."ucap mama Yeni membuat tubuh Ellard menegang.

Bersambung

Menjadi Istri Yang Hilang IngatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang