🔰Bagian 27

50.2K 3K 93
                                    

Happy Reading!

Viona menghela napas kesal lalu kembali ke kamarnya. Ia sengaja bangun pagi agar bisa bicara dengan Ellard, tapi pria itu malah bangun lebih pagi lagi dan sudah berangkat ke kantor.

"Aku kan hanya ingin berkata jujur lalu meminta maaf, kenapa sulit sekali."gumam Viona lalu segera mencari ponselnya.

Tok tok

"Nyonya, apa saya boleh masuk?"

Viona meletakkan ponselnya kembali.

"Masuk saja!"

Ceklek

"Apa nyonya ingin sarapannya diantar ke kamar?"tanya bi Jumi.

Viona mengangguk. Lebih baik sarapan di kamar, lagipula suaminya tidak ada. Dan Viona juga tidak mau bertemu adik iparnya.

Bi Jumi menutup pintu dan beberapa menit kemudian kembali dengan nampan berisi makanan.

Viona segera melangkah menuju sofa.

"Apa bibi tahu kapan suamiku pergi?"tanya Viona.

Bi Jumi mengangguk."Sekitar jam tiga pagi, nyonya."

"Apa?"kaget Viona.

Bi Jumi hanya diam sambil merapikan makanan di atas meja. Tentu saja ia tahu, karena tuan Ellard datang menemuinya sebelum pergi dan memintanya menjaga nyonya Viona.

"Kenapa sepagi itu?"tanya Viona lagi.

"Anu nyonya, tuan Ellard harus pergi keluar kota karena urusan pekerjaan. Mungkin akan pulang satu minggu lagi."

Viona semakin dibuat kaget. Kenapa tiba-tiba sekali. 'Apa mas Ellard menghindariku? Tapi kenapa?' batin Viona.

"Apa ada hal lain yang nyonya perlukan?"tanya bi Jumi setelah menata semua makanan.

"Tidak ada, terima kasih."

Bi Jumi diam lalu mengangguk. Kata tuan Ellard, ingatan nyonya telah kembali tapi kata terima kasih masih keluar dari mulut nyonya Viona. Dan tadi juga saat mencari tuan Ellard, nyonya menyebut suami. Apa aku salah dengar, batin Bi Jumi lalu segera melangkah keluar dari kamar.

Sedang Viona harus puas dengan keadaan yang sekarang. Jika Ellard ada urusan pekerjaan maka mau tidak mau ia harus menunda rencananya. Ia akan jujur begitu suaminya kembali nanti.

"Huek"Viona segera meletakkan sendok. Baru mau makan ia sudah mual, bagaimana jika makanan itu masuk ke mulutnya.

Buuk buuk buuk

Viona menepuk dadanya, berharap rasa mual akan menghilang.

"Sepertinya aku harus makan sambil melihat wajah mas Ellard. Jika tidak aku akan merasa mual."gumam Viona lalu kembali mengambil ponselnya. Viona ingat jika ada banyak foto suaminya yang ia ambil saat masih pura-pura hilang ingatan.

"Kok tidak ada?"gumam Viona panik lalu memeriksa semua galeri foto di ponselnya. Dan ternyata memang tidak ada.

'Apa mas Ellard menghapus semua fotonya?' batin Viona lalu menghela napas kasar. Sepertinya benar, pasti sudah dihapus. Kenapa suaminya harus setotalitas itu?

Viona segera beranjak keluar dan memeriksa setiap dinding yang selama satu bulan terakhir ini dipenuhi foto-foto mereka.

Hilang. Semua fotonya sudah hilang.

'Papamu jahat sekali, nak.' batin Viona sambil mengusap perutnya. Sekarang bagaimana caranya bisa makan tanpa merasa mual.

Tak punya pilihan lain, Viona kembali ke kamar dan mencoba untuk makan. Namun seperti yang diharapkan, ia kembali mual bahkan kali ini Viona harus lari ke kamar mandi dan memuntahkan satu suap nasi yang tadi ia makan.

"Hiks"

Viona akhirnya duduk di lantai kamar mandi yang dingin lalu menangis. Ia menangis sekuat tenaga untuk menghilangkan rasa kesal yang muncul di hatinya.

Setelah tiga puluh menit, Viona akhirnya keluar dari kamar mandi. Ia kembali melangkah menuju makanan. Andai saja ia tidak sedang hamil, Viona pasti tidak akan memaksa makan. Tapi sekarang berbeda, ia harus makan walau sedikit.

Viona mengatur napas lalu makan dengan cepat namun semakin banyak makanan yang masuk semakin kuat juga keinginannya untuk muntah.

"Huekk" Viona langsung berlari ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya.

Brakk

Viona mengacaukan isi kamar mandi lalu menghela napas. Sekarang ia jadi membenci Ellard karena alasan yang lain. Bisa-bisanya pria itu meninggalkannya dalam keadaan seperti ini. Yang ia kandung kan anak mereka berdua.

'Aku akan memukulnya saat dia pulang.' batin Viona kesal.

Bersambung

Menjadi Istri Yang Hilang IngatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang