Happy Reading!
Viona mengernyit, kenapa adik iparnya bersikap baik sekarang. Jika ingin mencari perhatian Ellard itu tidak mungkin, karena suaminya masih di kantor.
"Adel, kamu sakit?"tanya Viona bingung.
"Hah? Enggak kok, kak."sahut Adel lalu menyajikan hasil masakan yang tadi ia buat bersama bi Jumi.
"Tapi kok tiba-tiba baik?"tanya Viona. Bukan ia tidak senang, hanya saja ini aneh dan terlalu tiba-tiba.
"Kenapa? Kak Viona mau aku sinisin terus?"tanya Adel membuat Viona segera menggeleng. Memang sudah bagus begini. Jika Adel baik, Viona juga tidak keberatan anak itu tinggal di sini. Anggap saja menemaninya saat Ellard tidak ada. Viona yakin ia dan Adel bisa dekat layaknya saudari.
"Ya jangan. Kakak suka kamu begini."ucap Viona lalu mulai menyantap masakan Adel. Rasanya enak, tentu saja karena ada campur tangan bi Jumi.
"Setelah ini aku minta uang ya kak."ucap Adel membuat Viona menatap adik iparnya.
"Untuk apa?"
"Untuk belanja online. Kan aku nggak dikasih izin keluar. Ada beberapa barang yang mau aku beli, itu sabun mandi juga sudah mau habis."ucap Adel membuat Viona mengangguk.
"Nanti kakak minta mas Ellard transfer."sahut Viona.
"Kok kak Ellard sih. Kan aku minta uang ke kakak."
Viona menggeleng."Kakak tidak pegang uang, Del."ucap Viona jujur. Dulu selama dua tahun, ia kan terkurung. Bisa kaburpun cuma beberapa hari, jadi mana ia punya uang. Selama satu bulan hilang ingatan juga tidak ada uang. Lagipula saat itu ketika pergi keluar, pasti bersama Ellard dan jika membeli sesuatu pasti pria itu yang membayarnya. Dan sekarang Viona juga belum memegang uang. Mungkin nanti ia akan memintanya.
Adel menatap istri kakaknya itu seolah mencari kebohongan tapi sepertinya jujur.
'Duh gimana, padahal Mia minta dua juta.' batin Adel bingung.
"Ya sudah deh, kak. Minta kak Ellard transfer dua juta ya."
Viona diam lalu mengangguk. Tidak masalah memberi gadis itu uang asal ia bersikap baik.
"Makasih, kak."ucap Adel senang membuat Vion tersenyum.
Viona memasuki kamar dan langsung menelpon suaminya.
"Hallo, sayang. Bagaimana keadaanmu dan anak kita?"
Viona tersenyum lalu duduk di atas kasur."Kami selalu baik, mas."
"Baguslah. Sudah makan?"
"Baru saja. Mas juga sudah makan kan?"
"Hampir."
"Hampir, berarti belum."
"Sebentar lagi, sayang."
"Makan sekarang!"ucap Viona garang membuat Ellard segera memanggil Haris untuk menyiapkan makan siangnya.
"Kau dengarkan, sayang. Haris akan segera menyiapkan makan siang untuk mas."
"Iya, mas. Tapi jangan dibiasain telat makan."pesan Viona.
"Iya, sayang. Tadi kamu makan apa?"
Viona melirik ke arah pintu lalu bicara sedikit berbisik.
"Mas tahu nggak kalau tadi Adel masak buat aku."
"Hah?"
"Iya, mas. Aneh banget ya, masa tiba-tiba Adel baik banget. Ya aku sih senang. Nggak enak juga berantem sama adik ipar terus."cerita Viona dengan riang.
"Baguslah. Mungkin anak itu sudah tobat."
"Hehe, iya mas. Dan Adel mau minta uang katanya."
"Untuk?"
"Belanja online. Mungkin mau beli skincare juga, maklum anak gadis."
"Oo oke. Berapa?"
"Dua juta katanya. Transfer sekarang ya, mas. Aku nggak mau Adel marah lagi karena ngira aku nggak bilang ke mas kalau ia mau uang."
"Iya, sayang. Langsung mas transfer."
"Satu lagi, mas. Ini juga kalau mas tidak keberatan."
"Katakan, sayang!"
"Aku mau beberapa kartu bank dong, mas. Nggak enak juga kalau tidak pegang uang."
"Untuk itu sudah lama mas siapkan. Ada di laci ruang kerja mas di lantai dua."
Viona tersenyum."Mas aku mau vc."pinta Viona membuat Ellard dengan senang hati mengabulkan keinginan istrinya.
Wajah Ellard langsung terpampang di layar ponsel Viona.
"Mas ngapain lepas jas dan dasi? Mana dua kancing atas kemeja di lepas. Mas mau goda siapa di kantor?"tanya Viona marah membuat Ellard gelagapan.
"Sayang, mas tid__"
"Mas Ellard nyebelin banget."rajuk Viona lalu mengakhiri panggilan video secara sepihak.
Di sisi lain, Adel yang sudah menerima transfer dari kakaknya langsung menemui Mia yang menunggunya tidak jauh dari rumah.
"Uangnya mana?"tanya Mia.
"Sudah aku transfer."sahut Adel lalu melirik kiri dan kanan, siapa tahu ada yang melihatnya.
Mia segera memberikan sebotol obat."Masukan satu butir pil setiap hari ke minuman kak Viona."
Adel segera menerima dan menyimpan botol itu."Tapi ini aman kan?"tanya Adel mengingat kakak iparnya itu sedang hamil.
"Aman. Kak Viona paling cuma halusinasi dan benci sama kak Ellard."
Adel mengangguk. Semoga rencana ini berhasil.
"Tapi ingat, jangan sampai ketahuan orang rumah apalagi kak Ellard."
"Iya. Iya. Mana mungkin aku beritahu kak Ellard. Aku kan melakukan ini agar hubungannya dengan kak Viona merenggang. Syukur-syukur kalau mereka pisah."
Mia menyeringai lalu menyuruh Adel segera pergi.
'Dasar bodoh.' batin Mia. Setiap butir pil yang masuk ke tubuh Viona, maka akan menggerogoti dan membunuh janinnya secara perlahan.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Istri Yang Hilang Ingatan
RomanceHarap bijak memilih bacaan! Viona Aksana David menikah dengan Ellard Ganendra Hirawan karena perjodohan. Namun karena hasutan dari adiknya membuat Viona membenci suaminya dan mulai menjalin hubungan dengan mantan kekasihnya. Namun diakhir cerita ia...