🔰Bagian 17

57.9K 3.1K 24
                                    

Selamat berbuka puasa.

Happy Reading!

Viona menghela napas lalu meletakkan ponselnya. Tidak ada pesan ataupun telpon dari Mia. Sebenarnya bagus jika gadis itu tidak menganggu. Tapi masalahnya Viona semakin resah jika keadaannya terlalu tenang. Bagaimana jika ini hanya ketenangan sesaat sebelum badai.

Ceklek

"Kenapa belum turun?"tanya Ellard. Dia baru saja selesai mandi.

Viona tersenyum."Aku terlalu malu untuk turun sendiri."

Ellard terkekeh lalu melangkah mendekati istrinya. Sedang Viona yang didekati langsung menelan ludahnya kasar.

"Aku akan ke bawah sekarang."ucap Viona lalu segera turun dari tempat tidur dan keluar dari kamar.

Viona menghela napas lega lalu menuruni tangga dengan hati-hati. Ia memang malu bertemu mertuanya setelah kejadian semalam. Tapi jika dipikir-pikir ada untungnya juga mama mertuanya melihat. Itu artinya Viona sudah dapatkan kepercayaan mama mertuanya.

"Selamat pagi, mah."sapa Viona ramah.

Mama Yeni yang sedang membantu bi Jumi menyiapkan sarapan segera menoleh.

"Pagi, sayang."sapa Yeni dengan senyum ramah lalu melirik rambut menantunya yang meskipun sudah dikeringkan namun masih nampak basah.

Viona yang menyadari tatapan mertuanya segera menjauh. Lebih baik ia menunggu di ruang tamu. Namun Viona malah melihat suaminya menuruni tangga dengan rambut basah.

"Kenapa mas tidak keringkan rambut dengan benar?"tanya Viona membuat Ellard mengernyit lalu terkekeh kemudian segera mendekati istrinya.

"Mas mau pamer ke mama."bisik Ellard membuat Viona melotot.

"Apanya yang mau dipamerin."omel Viona lalu segera menarik lengan suaminya menuju sofa di ruang tamu.

"Mau ke mana?"tanya Ellard saat istrinya ingin pergi setelah dia duduk.

"Ambil handuk."ucap Vion lalu segera menuju ke lantai dua.

Tidak lama, Viona kembali dengan handuk kecil di tangannya.

"Mas duduk di bawah."pinta Viona yang langsung dituruti oleh Ellard.

Dengan telaten, Viona mengeringkan rambut suaminya."Lain kali keringkan dengan benar. Aku tidak mau mas masuk angin."ucap Viona.

"Iya, sayang."

"Mas hari ini pulang jam berapa?"tanya Viona lagi.

"Mas cuti hari ini."jawab Ellard membuat Viona memeluk leher suaminya.

"Kenapa?"

"Karena ada mama di sini. Jadi mas akan menghabiskan waktu bersama  mama."ucap Ellard membuat Viona mengangguk lalu lanjut mengeringkan rambut suaminya.

"Sudah selesai."ucap Viona lalu segera beranjak untuk menyimpan handuk namun tangannya malah ditarik hingga tubuhnya jatuh kepangkuan sang suami

"Mas."tegur Viona.

"Mama kan ada di dapur. Tidak akan lihat."bisik Ellard lalu mengeratkan pelukannya.

"Kata siapa mama ada di dapur."

Bukk

Punggung Ellard langsung membentur sofa karena dorongan Viona.

"Mama."sapa Viona lalu berdiri.

Yeni menatap anak dan menantunya lalu tersenyum kecil."Sarapan sudah siap."ucapnya lalu berbalik menuju ruang makan.

Sedang Viona segera memeriksa keadaan suaminya."Mas tidak papa?"tanya Viona cemas.

Ellard mengangguk lalu berdiri membuat Viona segera mengusap punggung suaminya.

"Maaf ya, mas."ucap Viona pelan.

Ellard segera merangkul pinggang istrinya."Sebaiknya kita sarapan dulu baru nanti bantu pijat punggung mas ya."ucap Ellard membuat Viona mengangguk.

Selesai sarapan, Viona segera mengajak suaminya ke kamar.

"Iya, sayang. Ayo!"ucap Ellard lalu berdiri.

"Mau ke mana? Kenapa buru-buru?"tanya mama Yeni.

Viona segera menjelaskan."Punggung mas Ellard katanya sakit, mah. Mau dipijit."

Mama Yeni mengangguk."Oh ya. Kalau begitu biar mama yang pijit."

"Tidak,"sela Ellard cepat lalu menatap mamanya."Biar Viona saja."

"Kenapa? Apa pijitan istrimu lebih enak dari mama?"tanya mama Yeni membuat Ellard melotot.

"Iya, mas. Aku tidak begitu pandai memijit. Bagaimana kalau mama saja yang__"

"Sayang, mama kan tadi sudah memasak. Memijatnya biar kamu saja."ucap Ellard lalu segera menarik tangan Viona.

"Tunggu!"cegah mama Yeni membuat langkah Ellard dan Viona berhenti.

"Ada apa, mah?"tanya Ellard menahan kesal dan itu disadari oleh mama Yeni.

"Istrimu pasti juga lelah, sama sepertimu. Jadi biar mama saja yang memijat dan biarkan istrimu istirahat."ucap mama Yeni membuat Ellard ingin membantah, tapi_

"Mas katanya mau menghabiskan waktu bersama mama hari ini karena itu mengambil cuti. Kalau begitu biar mama yang memijat, aku akan membantu bi Jumi di dapur."

"Apa? Tapi__"

"Benarkah? Bagus sekali. Mama tidak menyangka jika putra kesayangan mama ini sengaja mengambil cuti. Benar-benar anak yang berbakti."ucap mama Yeni lalu menarik lengan putranya menuju kamar tamu, kebetulan ia membawa minyak yang biasa digunakan untuk memijat.

Ellard menghela napas begitu tiba di kamar.

"Lepas bajumu."ucap mama Yeni membuat Ellard dengan cepat melepas bajunya kemudian berbaring  menampilkan punggungnya.

Mama Yeni dengan lihai mengusapkan minyak urut di sana.

"Mama kapan pulang?"tanya Ellard membuat mama Yeni menekan punggung putranya kuat.

"Kamu ini, mama baru di sini dan sudah ditanya kapan pulang."omel mama Yeni membuat Ellard meminta maaf sambil meringis kesakitan.

Ellard kan hanya bercanda. Syukur kalau mamanya peka dan mau pulang.

Bersambung

Menjadi Istri Yang Hilang IngatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang