🔰Bagian 8

73.5K 3.6K 61
                                    

Happy Reading!

"Iya. Kami akan pulang sebentar lagi."ucap Ellard pelan lalu mematikan telponnya.

Viona melenguh kemudian membuka matanya.

"Telpon dari siapa?"tanya Viona serak membuat Ellard segera menyimpan ponselnya.

"Dari bibi. Maaf membangunkanmu."ucap Ellard lalu mengusap wajah Viona lembut.

Viona tersenyum."Memangnya kenapa bibi menelpon?"

Ellard bergerak memeluk tubuh istrinya."Katanya adikmu sudah datang. Mia terus mencari kita. Karena itu bibi menelpon."beritahu Ellard membuat tubuh Viona menegang.

"Ada apa, sayang?"tanya Ellard cemas.

Viona menggeleng lalu memeluk tubuh Ellard erat."Sekarang jam berapa?"

"Sudah sore, hampir gelap."

Viona melotot."Pantas saja aku sangat lapar. Kita melewatkan makan siang."

Ellard terkekeh."Sebaiknya kita segera membersihkan diri lalu pulang. Bibi pasti sudah memasak banyak makanan."ucap Ellard namun Viona segera menggeleng.

"Tubuhku rasanya sangat sakit. Apa kita bisa menginap di sini saja?"tanya Viona pelan membuat Ellard mengangguk.

"Tentu. Tentu saja."

Viona tersenyum karena Ellard selalu mengamini permintaannya.

"Tapi sekarang aku sangat lapar."adu Vione membuat Ellard mengecup kening istrinya kemudian turun dari tempat tidur.

"Mas akan membeli makanan, kau mau menunggu kan?"tanya Ellard.

Viona mengangguk."Bukankah tadi siang kita memesan makanan. Mungkin ada di luar."

Ellard mengangguk."Tapi pasti sudah dingin. Apa tidak masalah?"

"Iya. Dan sebaiknya kita mandi bersama."ucap Viona lalu melebarkan tangannya minta digendong.

Ellard sempat diam lalu melangkah mendekati istrinya."Kau yakin?"

Viona mengangguk mantap."Yakin. Lagipula kakiku rasanya lemas sekali. Sepertinya tidak bisa berjalan dengan normal."adu Viona membuat Ellard terkekeh. Tidak menduga bahwa Viona adalah wanita yang sangat berterus terang.

Bukk

Viona memukul punggung Ellard."Kenapa kau tertawa. Aku kan tidak sedang melucu. Lagipula ini juga karena perbuatanmu."rajuk Viona membuat Ellard berhenti tersenyum.

"Baiklah, maaf."bisik Ellard lalu menurunkan tubuh Viona di dalam bak mandi.

"Tapi kenapa sakit sekali. Seperti aku masih perawan saja."gerutu Viona membuat Ellard terbatuk.

"Aku dengar, jika sudah berhubungan badan untuk kesekian kalinya, maka rasanya tidak akan begitu sakit lagi."

Ellard menghela napas mendengar gumaman Viona lalu bergegas membantu istrinya mandi terlebih dahulu.

Setelah mereka selesai mandi, Ellard bergegas memanaskan makanan. Untung saja di ruangannya ada microwave. Ini tentu karena dia terlalu sering membeli makanan di luar.

"Emm enak sekali."gumam Viona yang saat ini benar-benar makan dengan lahap.

"Makan pelan-pelan, sayang."tegur Ellard lalu mengambil tisu untuk membersihkan sisa saus di bawah bibir wanita itu.

"Mas nggak mau makan atau sudah kenyang?"tanya Viona. Karena sedari tadi suaminya terus menatapnya dan hanya menyentuh sedikit makanan.

"Mau tambah?"tawar Ellard yang tentu saja diangguki oleh Viona dengan cepat.

Ellard terkekeh lalu menambah makanan ke piring istrinya.

"Yakin mau menginap di sini?"tanya Ellard.

"Yakin. Memang tidak boleh ya?"

"Boleh. Tapi mas hanya sedikit bingung, adikmu ada di rumah dan kau mau kita menginap di sini."ucap Ellard. Pasalnya Viona sangat semangat jika adiknya datang tapi kenapa kali ini tidak.

Viona diam lalu memaksakan untuk tersenyum."Aku merindukan Mia, tentu saja. Tapi aku tidak bisa melangkah dengan benar, dan bahkan ada banyak tanda di leherku. Aku hanya malu jika Mia melihatnya. Dia kan masih kecil."ucap Viona membuat Ellard tersenyum.

"Sayang, kau mungkin lupa. Tapi adikmu sudah remaja. Dia pasti mengerti dengan apa yang sudah kita lakukan."

Viona menggeleng."Tetap saja aku malu. Pokoknya aku mau kita menginap di sini."

Ellard mengangguk."Iya. Kita menginap di sini."

Paginya, Viona berdecak kesal. Bagaimana tidak? Ia terpaksa harus pulang namun untungnya berhasil memaksa Ellard untuk tetap di kantor. Lagipula di sana ada kamar mandi dan setelan kerjanya.

Tapi begitu tiba di rumah, Mia malah tidak ada. Bibi bilang gadis itu pergi ke kantor. Benar-benar menyebalkan. Dan sekarang Viona benar-benar dibuat cemas tentang apa yang akan Mia katakan pada Ellard.

"Apa aku ke sana saja?"gumam Viona tapi sepertinya percuma. Pasti sudah terlambat. Sekarang mungkin Mia sudah bicara dengan Ellard.

Dan perkiraan Viona benar. Saat ini Ellard sudah menyambut kedatangan adik iparnya.

"Justru bagus jika kak Viona sudah pulang. Sebenarnya aku datang ingin bicara dengan kak Ellard."ucap Mia setelah diberitahu bahwa Viona sudah pulang.

Ellard mengangguk. Saat ditelpon, gadis itu juga mengatakan hal yang sama. Ada hal penting yang ingin diberitahukan.

"Katakan saja!"titah Ellard.

Mia menunduk."Tapi kak Ellard jangan sedih ya."

"Katakan saja! Jangan bertele-tele."ucap Ellard tegas.

"Sebenarnya aku sudah ingin mengatakan ini tapi kak Viona selalu menghalangi."ucap Mia lalu menghela napas pelan.

"hm?"

Mia menatap Ellard dengan pandangan kagum."Sebenarnya kak Viona sudah tidak perawan."

Deg

Ellard melotot.

"Apa?"

Mia mengangguk."Kak Viona sudah tidur dengan kekasihnya, bahkan sudah beberapa kali."

"Kau yakin?"

"Karena itu aku merasa kasihan pada kak Ellard. Jujur saja, kak Ellard terlalu baik untuk kak Viona. Ia tidak pernah menghargai kak Ellard sebagai seorang suami dan bahkan tak bisa menjaga kehormatannya."

Ellard menyeringai. Selama ini dia berpikir bahwa Mia adalah gadis yang baik. Tapi sepertinya tidak. Apa tujuan Mia memfitnah kakaknya sendiri?

Jika saja kondisi mereka sama seperti sebelumnya, maka Ellard pasti akan langsung percaya. Tapi sekarang berbeda, Viona lupa ingatan dan saat mereka bercinta, Istrinya itu jelas masih perawan.

'Aku harus mencari tahu tujuannya memfitnah Viona.' batin Ellard lalu menatap Mia tajam.

Bersambung

Menjadi Istri Yang Hilang IngatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang