🔰Bagian 29

51.7K 3.2K 151
                                    

Happy Reading!

Ellard kembali menuju ruang rawat istrinya dan di luar masih ada bi Jumi.

"Kenapa tidak masuk?"tanya Ellard pelan.

"Tidak, tuan. Saya takut menganggu istirahat nyonya. Dan sebenarnya saya juga ingin mengatakan sesuatu kepada tuan."

Ellard mengangguk."Katakan!"

Bi Jumi mengajak tuannya sedikit menjauh."Maaf tuan, tapi apakah benar ingatan nyonya sudah kembali?"

"Iya."

"Tapi__ saat saya mengantar makanan, nyonya Viona mengucapkan terima kasih. Ini mungkin hal kecil, tapi kita semua tahu nyonya Viona yang dulu tidak akan mengatakan itu. Ini seperti nyonya Viona saat kehilangan ingatannya."

"Mungkin bibi salah dengar."ucap Ellard. Meski dia berharap tidak ada kesalahan dan Viona memang mengucapkan terima kasih.

Bi Jumi menggeleng."Tidak, tuan. Saya mendengarnya dengan sangat jelas. Dan ada satu hal lagi, biasanya jika nyonya menanyakan tuan, nyonya Viona pasti akan menyebut nama atau, maaf 'bajingan itu' tapi tiga hari yang lalu nyonya menyebut tuan sebagai suami."beritahu bi Jumi. Siapa tahu dengan hal ini bisa sedikit memperbaiki hubungan majikannya.

Ellard diam sesaat lalu bertanya"Bibi yakin?"

"Yakin, tuan. Bibi tidak mungkin salah dengar, nyonya Viona bertanya di mana suamiku. Dan itu sangat jelas."

"Lalu apa ada hal lain?"tanya Ellard yang mulai merasa ada harapan.

"Sejak tuan pergi. Nyonya Viona selalu menanyakan tuan, bertanya kapan tuan kembali dan juga apa saya bisa menghubungi tuan. Saya rasa nyonya ingin bicara sesuatu hal yang penting dengan tuan."jelas bi Jumi.

"Bisa saja Viona ingin meminta cerai."gumam Ellard. Karena dulu saat mereka bertatap muka dan bicara, pembahasannya tidak akan jauh dari perceraian.

"Saya rasa tidak, tuan. Pernah juga nyonya bertanya tentang foto tuan Ellard. Karena semua foto sudah dibakar, jadi saya bilang tidak ada foto tuan lagi di rumah."

Ellard mengernyit."Foto ku?"

"Iya, tuan. Dan maaf jika saya lancang, tapi sebaiknya tuan masuk dan bicara dengan nyonya Viona. Tuan harus jujur dengan kondisi nyonya yang sedang mengandung. Saya hanya takut jika nyonya akan lebih marah jika ia tahu dari orang lain."

Ellard menggeleng. Andai dia bisa semudah itu berkata jujur dengan Viona.

"Saya sudah mengenal nyonya Viona cukup lama. Meski sikap nyonya berubah terhadap saya setelah menikah dengan tuan. Tapi saya yakin, nyonya tidak akan pernah menyakiti bayi yang sedang ia kandung."

Ellard diam dan bi Jumi langsung ijin untuk pulang. Semoga saja apa yang ia katakan bisa memberi tuan Ellard sedikit keberanian untuk jujur.

"Jujur?"gumam Ellard lalu menghela napas. Mungkin bi Jumi benar. Ia harus percaya bahwa Viona tidak mungkin menyakiti bayi yang ia kandung terlepas siapapun ayah dari bayi tersebut.

Ellard membuka ruang rawat istrinya lalu melangkah masuk setelah menutup pintu.

Sejauh ini aman, Ellard tidak mendengar teriakan Viona meski wanita itu kini melihat ke arahnya.

"Dokter bilang, kamu harus makan meski sedikit."ucap Ellard lalu mengambil makanan kemudian duduk di samping ranjang istrinya.

Ellard memberanikan diri memberikan suapan pada Viona dan berharap wanita itu mau membuka mulut meski tidak ada orang tua mereka di sini.

Viona menitikkan air mata lalu membuka mulutnya. Ia begitu senang karena bisa melihat suaminya lagi.

"Kenapa menangis?"kaget Ellard lalu spontan menghapus air mata Viona dengan ibu jarinya namun sesaat kemudian dia langsung menarik tangannya lalu meminta maaf.

Air mata Viona mengalir semakin deras membuat Ellard gelagapan. Apa sekarang cara wanita itu mengungkapkan rasa tidak sukanya dengan menangis? Sungguh Ellard lebih suka diteriaki.

"Lagi hiks"pinta Viona dengan isakannya.

Ellard buru-buru menyuapi istrinya makanan.

"Jangan menangis, mas__ aku akan pergi setelah kamu menghabiskan semua makanannya."ucap Ellard membuat Viona semakin merasa sesak. Sepertinya Viona tahu kenapa beberapa hari ini pria itu menghindar. Ellard pasti takut ia meminta cerai lagi. Karena dulu setiap ia mengajak pria itu bicara penting maka pasti akan membahas tentang perceraian.

Ellard membantu istrinya makan hingga selesai lalu segera berdiri."Aku akan menunggu di luar dan meminta bi Jumi kembali ke sini untuk menjagamu."ucap Ellard lalu merapikan bekas makan Viona lalu melangkah menuju pintu.

Viona menghapus air matanya. Ia tidak mau pria itu pergi. Viona mau Ellard berada di sisinya.

"Mas Ellard."

Deg

Langkah Ellard terhenti. Dia mendengar Viona memanggilnya tapi itu tidak mungkin. Jadi Ellard kembali melanjutkan langkahnya.

"Hiks mas Ellard, jangan pergi."jerit Viona membuat tubuh Ellard membeku.

Viona memanggilnya mas? Apa itu mungkin.

Bersambung

Menjadi Istri Yang Hilang IngatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang