Akhir pekan merupakan waktu yang paling dinanti oleh Sara. Melepas penat, meninggalkan setumpuk pekerjaan, dan me time atau hangout bareng Kimberly. Kegiatan-kegiatan yang bisa mengurangi stresnya.Seperti hari itu, Sara masih bergelung di bawah selimut. Menikmati jam istirahat yang biasanya selalu kurang didapatkan. Sejak D'Amore Boutique resmi dibuka, pelanggan datang silih-berganti. Bahkan project-project mulai didapatkan. Gaun-gaun rancangannya pun mulai diproduksi.
Bahkan beberapa hari ia sibuk memilih bahan-bahan pakaian untuk butik. Akhir pekan memang waktu yang tepat untuknya bersantai. Walaupun sebenarnya akan ada saja hal-hal mengenai pekerjaan yang harus ditangani sesekali.
"Sara?" Suara itu terdengar seiring daun pintu yang terbuka. "Ini udah mau jam sembilan, lho. Ayo, bangun! Kamu nggak mau sarapan dan mandi? Astaga! Lihat kamarmu!"
Wilona mendecap jengkel begitu mengamati kamar anak sulungnya. Ketimbang Salsa, Sara memang sulit sekali menjaga kebersihan dan kerapian kamarnya sendiri. Untung saja D'Amore memiliki tenaga kebersihan yang mumpuni.
Sang mama mulai memunguti kaus-kaus, tanktop, dan celana-celana pendek miliknya. Menumpuk semua baju-baju itu di keranjang cucian dekat lemari. Sampai akhirnya selimut tebal yang menutupi tubuh Sara pun terbuka.
"Bangun! Anak gadis, kok, kayak ... ini weekend emangnya kamu nggak ada acara sama Kim? Atau minimal kamu ketemu Sadam, deh! Kalian belum bicara tentang tanggal pernikahan, kan?"
Sara membuat peregangan kecil, membuka matanya lebar-lebar, lalu menguap beberapa kali menahan kantuk. "Ya ampun, Mam. Anaknya baru bangun udah bahas pernikahan aja."
"Kamu harus ubah kebiasaanmu yang seperti ini, Sara." Wilona beranjak dari depan anaknya menuju jendela, membuka gorden sehingga sinar mentari memantul ke ruangan tersebut. "Nanti kalau sudah menikah, kamu nggak bisa malas-malasan seperti ini setiap hari. Weekend harus bersih-bersih rumah, kamu juga harus memasak, dan kalau punya anak, kamu harus ngasuh anakmu."
Bicara mamanya jauh sekali. Padahal dalam benak Sara, meskipun akan menikah, rencana untuk memiliki anak belum ada sama sekali. Ia akan membicarakannya dengan Sadam nanti.
"Ah, hari ini film kesukaanku tayang, Mam. Aku mau ke bioskop, ah."
"Mama tuh serius, Sara. Malah ganti topik."
Sara mengangguk enggan dan turun dari kasur. Membuat cepolan pada rambutnya yang berantakan. Piyama merah soft purple yang dikenakan tubuhnya tampak begitu cocok dengan kulit yang putih terawat. Gadis itu bergerak ke kamar mandi.
"Mam, hari ini aku ngajak Sadam ketemu, kok. Sekalian bahas tanggal, deh!" seru Sara dari kamar mandi. Tanpa tahu jika Wilona tersenyum senang.
"Sarapan dulu sebelum berangkat. Mama tunggu di bawah." Tak lupa Wilona mengetuk pintu kamar mandi, lalu meninggalkan kamar sang putri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Calon Pasutri√
Romance[Finished only on KaryaKarsa] Kata mereka hidup Sadam terlalu kaku. Sejak mendapat luka dari kekasih masa lalu, rasa-rasanya ia enggak ingin menjatuhkan hati lagi pada wanita manapun. Berangkat dari hal itulah akhirnya Sadam menerima tawaran sang pa...