CP 5: CALON PASUTRI

567 52 2
                                    

Grand opening D'Amore Boutique milik Sara berlangsung hari itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Grand opening D'Amore Boutique milik Sara berlangsung hari itu. Berbeda dengan peserta grand opening yang lain, keluarga Sadam mendapatkan undangan khusus. Sadam dan kedua orang tuanya pun menghadiri acara tersebut.

Sadam berdiri di pembatas lantai dua. Tepat setelah pembawa acara—Kimberly—membuka grand opening tersebut, rangkaian acara pun mulai berjalan dengan baik. Sadam sengaja mengajak Barry agar mengetahui sosok Sara—calon istrinya.

"Papa lo emang nggak salah pilih," bisik Barry yang berdiri di sebelahnya. Seraya cekikian, lelaki tambun itu meneguk segelas jus yang diambilnya beberapa menit lalu. "Dia kelihatan lebih jenius dan dewasa dari apa yang gue pikirkan. Cantik dan ramah. Dia gampang berbaur dengan siapa pun dan tentu aja ... kontras dari lo."

"Itu dia. Kami nggak cocok."

"No, itu namanya saling melengkapi."

Melengkapi? Sadam menggeleng tidak setuju. Bagaimana bisa dua orang yang bertolak belakang akan saling mengikat dalam sebuah pernikahan dan hidup di bawah atap yang sama? Ia tak pernah benar-benar membayangkan itu. Dahulu pernah sesekali, tetapi bersama Najla. Paling tidak, dirinya dan Najla saling mencintai. Hidup bersama pun tidak akan masalah meski bertolak belakang.

Dari tempatnya berdiri, Sadam mengamati Sara yang berbincang akrab dengan beberapa tamu undangan—terkhusus rekan-rekan kerja ayahnya. Beberapa teman dan kolega yang Sadam sendiri tidak kenal. Selain itu, ia sedikit bangga karena Sara tampak peduli pada sesama. Wanita tersebut tak segan mengundang anak yatim dan anak-anak berkebutuhan khusus di acara tersebut.

"Kenapa? Dia cantik, ya?" tegur Barry seraya menyikut lengan Sadam.

Lelaki berkemeja abu itu mendelik pada sang teman. "Cantik, namanya juga cewek."

Walau pada kenyataannya ia memang memuji Sara hari itu. Berhari-hari setelah bertemu, akhirnya ia bisa melihat Sara yang aura kecantikannya makin bertambah. Casual look dengan one set blazer hitam terlihat biasa, tetapi kharismatik. Terkesan serupa wanita karir yang siap sukses di bidangnya. Sara seperti tak susah-susah untuk menata rambut. Hanya tergerai bebas saja sudah kelihatan menarik.

Sadam tidak bisa berkedip sesaat. Terlebih ketika Sara mulai memberi sambutan. Ia menyapa setiap tamu dengan ramah. Melakukan tur fasilitas untuk mengenalkan outlet-nya. Tak sampai di sana, ia juga mengundang seorang influencer fashion ternama yang namanya sering lalu-lalang di sosial media.

"Sekarang gue yakin, kalian ini benar-benar cocok."

Ilmu cocoklogi  Barry entah sudah sampai tahap apa, tetapi ia selalu saja berkata seperti itu. Padahal sadam sendiri tidak pernah merasa demikian. Diam-diam ia mengamati Sara yang juga ada di sana bersama sang influencer dan berbicara ketika sesi talk show dimulai.

"Bar, menurut lo ... kira-kira gue bisa nggak menjalani ini semua? Seperti yang lo lihat, Mbak Sara itu gila kerja dan gue? Apa yang lo harapkan dari laki-laki pengangguran?"

Calon Pasutri√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang