CP 15: CALON SUAMI NYUSUL

388 59 1
                                    

Apa yang ada di pikiran Sadam sampai-sampai tega membiarkan Sara menunggu sendirian? Lupa dengan janji yang mereka sepakati dan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Apa yang ada di pikiran Sadam sampai-sampai tega membiarkan Sara menunggu sendirian? Lupa dengan janji yang mereka sepakati dan ... lelaki sialan! Sara mengumpat dalam hati.

Oh, jadi nilai Sara ternyata lebih kecil dibanding urusan dengan kamera, fotografi, teman-teman klub. Seremeh itu, kah? Kemarin-kemarin siapa yang ngotot memohon-mohon ingin menikah? Bukankah Sadam Malik Diwpatra?

Lelaki kampret!

"Mbak, ini ke mana tujuannya? Kok, dari tadi muter-muter, ya?" tanya si sopir taksi.

Tatapan Sara langsung mengarah pada pria itu. Hampir saja ingin mengomeli orang yang tidak bersalah karena rasa kesalnya terhadap Sadam. Sopir taksi auto menciut melihat ekspresi Sara, seakan-akan ingin melahap orang mentah-mentah. Sara menghela napas untuk menenangkan diri.

"Ini, ke alamat ini, Pak." Sara menunjukkan sebuah alamat di ponselnya.

"Baik, Mbak."

Potongan demi potongan adegan di unit apartemen Sadam beberapa saat lalu kembali memenuhi ingatan Sara. Muka calon suaminya terlihat tidak memamerkan rasa bersalah sedikitpun. Kini Sara agak ragu. Benarkah Sadam sungguh-sungguh ingin menikah?

Sempat terpikir dalam dirinya untuk membatalkan pernikahan. Namun, bayangkan bagaimana kekecewaan dari dua pihak keluarga? Bakal kacau. Sara juga tidak menemukan alasan yang kuat untuk membatalkan pernikahan dengan Sadam. Kalau alasannya hanya karena Sadam abai dan melupakan janji, barangkali orang tuanya akan menganggap hal itu sepele.

Padahal tidak. Bukankah memang sepasang calon  pengantin harus mengurus bersama pernikahan mereka. Justru yang akan duduk di pelaminan bukan Sara seorang diri. Namun, Sadam juga. Dalam pernikahan itu yang terlibat pula adalah Sadam. Jadi, buat apa kalau hanya Sara sendiri yang mempersiapkan dengan para Wedding Planner?

"Mbak, sudah sampai," tegur si sopir.

Sara yang tengah memijat pelipis pun menengadah. Oh, ternyata sudah tiba di culster Kimberly. Wanita itu segera turun dari taksi. Begitu taksi pergi, Sara menatap ke sekeliling. Tidak mungkin Sadam akan tahu kediaman Kimberly. Jadi, untuk sementara waktu—sampai suasana hatinya membaik—Sara akan menenangkan diri di rumah sang sahabat.

"Kim, ini gue."

Selang beberapa saat setelah memencet bel, Kimberly keluar dari kamar. Untung saja wanita itu ada di rumah. Dari wajahnya yang kelihatan masih kusut dan terkantuk-kantuk, Kimberly pasti baru bangun tidur. Tanpa dipersilakan, Sara masuk ke dalam.

Tubuh rampingnya terhempas ke sofa. Wajah Sadam yang ganteng ... menyebalkan membayanginya. Bahkan cowok itu tetap tidak mengejar meski dicegah. Memang tidak punya effort sama sekali. Dude! Sekarang lo minta dikejar, Sara?

"Ada apa, Ra? Gue kan udah bilang, jangan terlalu memusingkan masalah butik. Biar gue yang bantu. Lo urus aja pernikahan lo dengan baik," tukas Kim saat kembali dari dapur, membawakan segelas air dingin untuk sahabatnya.

Calon Pasutri√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang