CP 2: COCOK, KOK!

687 70 4
                                    

Papa Berisik: dam, jangan nolak kali ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Papa Berisik: dam, jangan nolak kali ini. Papa dan Om Halim udah atur janji temu buat kamu dan Sara. Jangan lupa kasih selamat karena Sara bentar lagi meresmikan butiknya.

Lensa kamera yang sejak tadi ia bersihkan pun terlepas begitu saja ke atas meja. Maunya apa, sih? Sadam berkali-kali menolak, tetapi papanya benar-benar bebal. Untung saja orang tua, kalau enggak?

Baiklah. Sepertinya ia harus banyak-banyak istighfar.

"Kalau dilihat-lihat dari muka lo yang mendadak kusut, pasti perjodohan lagi. Iya, kan?"

"Hapal bener."

Lelaki yang baru saja datang seraya mengangkat kardus pun mengedikkan bahu. "Udah biasa. Emang bener kata bokap lo, apartemen ini sepi, jadi lo harus cari istri, Dam."

"Dude, nikah bukan satu-satunya cara buat bikin unit ini rame. Ada lo."

Barry—teman Sadam sejak mahasiswa baru strata satu—pun mengangguk-angguk setuju. Sebelum pada detik kelima cowok tambun itu memutar tumit. "Itu maksud gue. Lo sampai kesepian dan ngundang gue tinggal di sini. C'mon, Bro! Apa nggak ada cewek yang minimal bisa lo ajak tidur di sini?"

"Gue nggak brengsek, Bar."

Sadam tahu Barry cuma asal bunyi. Dia mengenal Barry sudah cukup lama. Bahkan sekarang saat akan segera melamar kekasihnya, Sadam masih setia menjadi teman Barry. Jelas-jelas cowok tambun itu tahu betul reputasi seorang Sadam yang terkenal enggak pernah jadi biang onar pemburu cewek beragam rupa. Sebab Sadam terlalu setia pada Najla.

Oh, Najla. Shit! Gue mendadak kangen. Dosa nggak, sih, kangen sama cewek yang sebentar lagi jadi istri orang?

"Siapa namanya? Cewek yang mau dijodohin sama lo?"

"Mbak Sara."

Barry tergelak sesaat setelah mengeluarkan barang-barangnya dari kotak. Kebanyakan action figure tokoh-tokoh anime yang dibanggakannya. Sampai usai mereka gang sekarang, Sadam masih hapal kebiasaan dan kesukaan Barry. Zaman kuliah dulu, Barry sampai bercita-cita pengin mencari cewek jepang atau minimal keturunan jepang-indo. Anaknya kelak bakal dikasih nama ala jejepangan, begitu katanya.

"I told you, kalian itu cocok."

"Apa? Emang lo tahu Mbak Sara kayak gimana?"

"Nggak, sih, hehe. Tapi, denger namanya aja kayak cewek-cewek cantik, manis, lemah lembut gitu."

Oh God! Apa yang ada di pikiran Barry sampai-sampai menyebut Sara sebagai cewek manis nan lemah lembut? Mending Sadam nikahin Ariana Grande saja, lah.

Enggak mau menanggapi Barry, ia kembali fokus pada kamera. Membersihkan lensa, mengecek kondisi, dan memutar ulang setiap potret yang sempat ia abadikan di sana. Isinya kebanyakan memang foto-foto klien. Ponsel Sadam bergetar lagi dan kali itu bukan dari sang papa, melainkan Ayudia.

Calon Pasutri√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang